Rabu, 18 Desember 2019
Selasa, 17 Desember 2019
KIYAI RIZANI TELAH TIADA
BELIAU SANGAT BERJASA DALAM MENDOKUMENTASIKAN FALAFAH PIIL PESENGGIRI.
![]() |
FACHRUDDIN |
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROOJI'UUN Kiyai Rizani Puspawijaya
telah tiada, terbaca berita duka ini di dua grup WA yang saya juga tercatat
sebagai anggotanya masing masing Grup WA HMI Lampung-Jabodtabek dan Keluarga
Besar KB PII Lampung, di dua grup tersebut bertebaran alumni mahasiswa Universitas
Lampung dan mereka mengenal beliau sebagai Dosen Mata Kuliah Hukum Adat,
Sementara saya pada saat menjadi mahasiswa adalah menerima materi kuliah
Kewiraan dari beliau karena saya tercatat sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi
lain, tetapoi kedekatan saya dengan beliau justeru terkait Piil Pesenggiri.
Jasa beliau terkait Piil Pesenggiri sangat besar, karena beliau berhasil
membawa Piil Pesenggiri ke dunia Perguruan Tinggi, karena Judul Skripsi SI
belai pada Fakultas Hukum
Universitas Lampung yang ada saat itu jika tak salah
simak masih berafiliasi ke Universitas Sriwijata Unsri, beliaulah yang
menghimpun Falsafah Lampung Piil Pesenggiri yang pada saat itu masih
berserakan diberbagai sumber tertulis dan lebih banyak lagi ada pada
Pemikiran dan informasi sejumlah Tokoh masyarakat
dan adat setempat.
Dalam struktur ketenagaan pada internal Fakultas Hukum Unila ada Dosen yang kebih senior, beliau adalah Prof, Hilman Hadikusuma, selaku Guru Besar Hukum Adat Unila, tentu saja hasil Penelitian Rizani Puspawijaya menjadi masukan yang luar biasa berharga bagi Pak Hilman, apalagi beliau kemudian lebih banyak mendapatkan panggung untuk bicara Piil Pesenggiri, dan karena beliau juga memiliki lebih banyak peluang untuk menulis tentang Piil Pesenggiri, maka almarhum Prof. Hilman
![]() |
rizani puspawijaya |
Dalam struktur ketenagaan pada internal Fakultas Hukum Unila ada Dosen yang kebih senior, beliau adalah Prof, Hilman Hadikusuma, selaku Guru Besar Hukum Adat Unila, tentu saja hasil Penelitian Rizani Puspawijaya menjadi masukan yang luar biasa berharga bagi Pak Hilman, apalagi beliau kemudian lebih banyak mendapatkan panggung untuk bicara Piil Pesenggiri, dan karena beliau juga memiliki lebih banyak peluang untuk menulis tentang Piil Pesenggiri, maka almarhum Prof. Hilman
Hadikusuma lebih tercatat sebagai
jurubicara atau vocalpoint Piil Pesenggiri. Dan banyak pihak yang sesungguhnya
memiliki perhatian kepada Piil Pesenggiri, tetapi mereka tak memiliki
keberanian untuk melangkah lebih maju dibanding Hilman Hadikusuma dan juga
Rizani Puspawijaya dalam hal Piil Pesenggiri. Tetapi harus kita ketahui bahwa
terkait Piil Pesenggiri, maka Tak lain dan tak bukan kedua orang ini adalah tokoh
utamanya sehingga Piil Pesenggiri semakin dikenal khalayak.
![]() |
HILMAN HADIKUSUMA |
Tak boled disesali bila keduanya membahas Piil
Pesenggiri sangat terikat dengan dunia adat istiadat, karena memang dunia adat
istiadat Lampung adalah tempat penyemaian benih Falsafah Piil Pesenggiri
Lampung. apalagi pada saat itu barusan terjadi prubahan yang sangat berarti,
yang hal ini akibat dari masuknya pengaruh Islam langsung ke jantung pusat
komunitas pendukung Budaya Lampung. Dari sana Rizani Pupawijaya menemukan
rumusan Piil Pesenggiri, di mana sebelumnya komunitas itu hanya mengenal
"PIIL" saja, yang artinya adalah Harga Diri.
Ketika Rizani Pupawijaya meneliti Piil Sudah di
lengkapi dengan Pesenggiri, Lengkapnya Menjadi Piil Pesenggiuri, dalam hitungan
tahun saya mengkritisi Hilman Hadikusuma
yang menduga kata Peseggiri berasal dari nama Satuan Tempur Gerak Cepat
Udayana, Bali yang namanya Pasanggiri, Nama sebuah Pasukan Tempur gerak Cepat,
pada saat itu Saya terpengaruh dengan Istilah Pasunggiri dari Sunda, Pasunggiri
artinya Lomba, sejumlah kesamaan antara unsur unsur Piil Pesenggiri dengan
Lomba Budaya yang dikenal dengan Istilah Pasunggiri di Sunda itu.
Tetapi belakangan saya lebih mendukung teori dari Himyari Yusuf dosen UIN Rd, Intan Lampung dalam
menyelesaikan Disertasinya tentang Piil Pesenggiri di Di Fakultas Filsafat
Universitas Gajahmada, yang mengatakan bahwa kata Pesenggiri itu berasal dari
kata Pesengger, yang artinya Perwis. Kata kata Pesengger itu lebih berdekatan
artinya dibanding dengan Pasanggiri di Bali ataupun Pasunggiri di Tanah
Pasundan. Kata Pesenggiri berasal dari kata Pesengger di Lampung itu lebih
dekat. Perwis atau bahasa Lampungnya Pesengger (pesenggekh) artinya saling
melancarkan. Di jalan sempit kendaraan yang lain
![]() |
HIMYARI YUSUF |
memudahkan lancarnya
perjalanan. Bila perlu salah satu harus mengalah bila jalan terlampau sempit,
sehingga kendaraan bisa Pesengger, minimal melambatkan laju kendaraan, adalah
dalam rangka Pesengger tersebut di atas. Dari sana munculnya kata Pesenggiri
dalam Falsafah Piil Pesenggiri itu.
Dari sana terjadi pergeseran nilai secara diametral,
hal tersebut didukung oleh masuknya nilai nilai keislaman di daerah Lamoung
yang mulai digapai aktivitas dakwah, Iniulah pula yang membuat Proyek Penulisan
Kamus Lampung - Belanda menjadi gagal total, Walaupun format kamus Lampung -
Belanda telah benar benar siap cetak. Tetapi para peneliti yang didukung oleh
Persekutuan Gereja itu ternyata gagal dalam menangkap Filsafat Lampung. Yang
memang pada saat itu diperkirakan benar benar telah terjadi pegeseran nilai. Proses
pemahaman yang menempuh jalan panjang itu mengakibatkan langkanya karya seni
utamanya sastra tulis. Semula Lampung hanya mengenal istilah Piil Saja, di mana
Laki laki Piilnya perempuan, perempuan piilnya uang, perhiasan dan makanan,
anak laki laki piilnya pada ucapan, anak perempuan Piilnya pada kelakuan.
Setelah masuknya Islam, Piil berubah menjadi Piil
Pesenggiri, Piil Pesenggiri terdiri dari Nemui nyimah, Nengah Nyappur, Sakai
Sambaian dan Juluk Adek. Terdiri dari empat unsur, masing masing unsur terdiri
dari dua Fariabel Satu Nemui dan Nyimah dua fariabel, Nengah dan Nyappur dua
fariabel, Sakai dan Sambaian dua fariabel, Juluk dan Adek dua fariabel, tentu
saja Piil dan Pesenggiri sendiri dua fariabel pula, Istimewanya dua fariabel
berpasangan itu berasal dari bahasa atau kata kata yang berasal dari komunitas
yang berbeda, yang satu poipuler di komunitas tertentu dan pasanganntya lebih
populer di komunitas yang lain. Demikian seterusnya,, sehingga tidak gampang
untuk fipasjhami oleh komunitas itu secara utuh, tampa harus memahami kekayaan
komunitas lainnya.
Rizani Puspawijaya dan Hilman Hadikusuma tak dapat
disangkal lagi telah berjasa besar dalam mendokumentasikan Falsafah Piil
Pesenggiri, maka adalah tugas mereka yang ada sekarang untuk melakukan pendalam
dari Falsafah yang sangat modern ini untuk bisa difahami oleh pendukung budaya
Lampung sebagai kekayaan kebudayaan Nasioanl, sebagai identitas Bangsa. Apalagi
ternyata pada nilai nilai demokrasi yang kini kita banggakan dan berharap
banyak untuk mensejahterakan manusia, ternyata memiliki muatan yang sarat
kepentingan bagi kelompok tertentu yang memiliki kekuatan besar. Marilah
bersama sama kita gali kekayaan Falsafah Piil Pesenggiri ini guna
menindaklanjuti aspa yang telkah dilakukan oleh Hilamn Hadikusuma Rizani
Puspawijaya yang telah sukses mendokumentasikan Falsafah Piil Pesenggiri. Mari.
Selasa, 10 Desember 2019
Langganan:
Postingan (Atom)