Selasa, 17 Desember 2019

KIYAI RIZANI TELAH TIADA


BELIAU SANGAT BERJASA DALAM MENDOKUMENTASIKAN FALAFAH PIIL PESENGGIRI.

FACHRUDDIN
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROOJI'UUN Kiyai Rizani Puspawijaya telah tiada, terbaca berita duka ini di dua grup WA yang saya juga tercatat sebagai anggotanya masing masing Grup WA HMI Lampung-Jabodtabek dan Keluarga Besar KB PII Lampung, di dua grup tersebut bertebaran alumni mahasiswa Universitas Lampung dan mereka mengenal beliau sebagai Dosen Mata Kuliah Hukum  Adat, Sementara saya pada saat menjadi mahasiswa adalah menerima materi kuliah  Kewiraan dari beliau karena saya tercatat sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi lain, tetapoi kedekatan saya dengan beliau justeru terkait Piil Pesenggiri. Jasa beliau terkait Piil Pesenggiri sangat besar, karena beliau berhasil membawa Piil Pesenggiri ke dunia Perguruan Tinggi, karena Judul Skripsi SI belai pada Fakultas Hukum
rizani puspawijaya
Universitas Lampung yang ada saat itu jika tak salah simak masih berafiliasi ke Universitas Sriwijata Unsri, beliaulah yang menghimpun Falsafah Lampung Piil Pesenggiri yang pada saat  itu masih berserakan diberbagai sumber  tertulis dan lebih banyak lagi ada pada Pemikiran dan informasi  sejumlah Tokoh masyarakat dan adat setempat.


 Dalam struktur ketenagaan pada internal Fakultas Hukum Unila ada Dosen yang kebih senior, beliau adalah Prof, Hilman Hadikusuma, selaku Guru Besar Hukum Adat Unila, tentu saja hasil Penelitian Rizani Puspawijaya menjadi masukan yang luar biasa berharga bagi Pak Hilman, apalagi beliau kemudian lebih banyak mendapatkan panggung untuk bicara Piil Pesenggiri, dan karena beliau juga memiliki  lebih banyak peluang untuk menulis tentang Piil Pesenggiri, maka almarhum Prof. Hilman
Hadikusuma lebih tercatat sebagai jurubicara atau vocalpoint Piil Pesenggiri. Dan banyak pihak yang sesungguhnya memiliki perhatian kepada Piil Pesenggiri, tetapi mereka tak memiliki keberanian untuk melangkah lebih maju dibanding Hilman Hadikusuma dan juga Rizani Puspawijaya dalam hal Piil Pesenggiri. Tetapi harus kita ketahui bahwa terkait Piil Pesenggiri, maka Tak lain dan tak bukan kedua orang ini adalah tokoh utamanya sehingga Piil Pesenggiri semakin dikenal khalayak.



HILMAN HADIKUSUMA
Tak boled disesali bila keduanya membahas Piil Pesenggiri sangat terikat dengan dunia adat istiadat, karena memang dunia adat istiadat Lampung adalah tempat penyemaian benih Falsafah  Piil Pesenggiri Lampung. apalagi pada saat itu barusan terjadi prubahan yang sangat berarti, yang hal ini akibat dari masuknya pengaruh Islam langsung ke jantung pusat komunitas pendukung Budaya Lampung. Dari sana Rizani Pupawijaya menemukan rumusan Piil Pesenggiri, di mana sebelumnya komunitas itu hanya mengenal "PIIL"  saja, yang artinya adalah Harga Diri.

Ketika Rizani Pupawijaya meneliti Piil Sudah di lengkapi dengan Pesenggiri, Lengkapnya Menjadi Piil Pesenggiuri, dalam hitungan tahun saya mengkritisi  Hilman Hadikusuma yang menduga kata Peseggiri berasal dari nama Satuan Tempur Gerak Cepat Udayana, Bali yang namanya Pasanggiri, Nama sebuah Pasukan Tempur gerak Cepat, pada saat itu Saya terpengaruh dengan Istilah Pasunggiri dari Sunda, Pasunggiri artinya Lomba, sejumlah kesamaan antara unsur unsur Piil Pesenggiri dengan Lomba Budaya yang dikenal dengan Istilah Pasunggiri di Sunda itu.





HIMYARI YUSUF
Tetapi belakangan saya lebih mendukung teori dari  Himyari Yusuf dosen UIN Rd, Intan Lampung dalam menyelesaikan Disertasinya tentang Piil Pesenggiri di Di Fakultas Filsafat Universitas Gajahmada, yang mengatakan bahwa kata Pesenggiri itu berasal dari kata Pesengger, yang artinya Perwis. Kata kata Pesengger itu lebih berdekatan artinya dibanding dengan Pasanggiri di Bali ataupun Pasunggiri di Tanah Pasundan. Kata Pesenggiri berasal dari kata Pesengger di Lampung itu lebih dekat. Perwis atau bahasa Lampungnya Pesengger (pesenggekh) artinya saling melancarkan. Di jalan sempit kendaraan yang lain 
 memudahkan lancarnya perjalanan. Bila perlu salah satu harus mengalah bila jalan terlampau sempit, sehingga kendaraan bisa Pesengger, minimal melambatkan laju kendaraan, adalah dalam rangka Pesengger tersebut di atas. Dari sana munculnya kata Pesenggiri dalam Falsafah Piil Pesenggiri itu.
Dari sana terjadi pergeseran nilai secara diametral, hal tersebut didukung oleh masuknya nilai nilai keislaman di daerah Lamoung yang mulai digapai aktivitas dakwah, Iniulah pula yang membuat Proyek Penulisan Kamus Lampung - Belanda menjadi gagal total, Walaupun format kamus Lampung - Belanda telah benar benar siap cetak. Tetapi para peneliti yang didukung oleh Persekutuan Gereja itu ternyata gagal dalam menangkap Filsafat Lampung. Yang memang pada saat itu diperkirakan benar benar telah terjadi pegeseran nilai. Proses pemahaman yang menempuh jalan panjang itu mengakibatkan langkanya karya seni utamanya sastra tulis. Semula Lampung hanya mengenal istilah Piil Saja, di mana Laki laki Piilnya perempuan, perempuan piilnya uang, perhiasan dan makanan, anak laki laki piilnya pada ucapan, anak perempuan Piilnya pada kelakuan.

Setelah masuknya Islam, Piil berubah menjadi Piil Pesenggiri, Piil Pesenggiri terdiri dari Nemui nyimah, Nengah Nyappur, Sakai Sambaian dan Juluk Adek.  Terdiri dari empat unsur, masing masing unsur terdiri dari dua Fariabel Satu Nemui dan Nyimah dua fariabel, Nengah dan Nyappur dua fariabel, Sakai dan Sambaian dua fariabel, Juluk dan Adek dua fariabel, tentu saja Piil dan Pesenggiri sendiri dua fariabel pula, Istimewanya dua fariabel berpasangan itu berasal dari bahasa atau kata kata yang berasal dari komunitas yang berbeda, yang satu poipuler di komunitas tertentu dan pasanganntya lebih populer di komunitas yang lain. Demikian seterusnya,, sehingga tidak gampang untuk fipasjhami oleh komunitas itu secara utuh, tampa harus memahami kekayaan komunitas lainnya.

Rizani Puspawijaya dan Hilman Hadikusuma tak dapat disangkal lagi telah berjasa besar dalam mendokumentasikan Falsafah Piil Pesenggiri, maka adalah tugas mereka yang ada sekarang untuk melakukan pendalam dari Falsafah yang sangat modern ini untuk bisa difahami oleh pendukung budaya Lampung sebagai kekayaan kebudayaan Nasioanl, sebagai identitas Bangsa. Apalagi ternyata pada nilai nilai demokrasi yang kini kita banggakan dan berharap banyak untuk mensejahterakan manusia, ternyata memiliki muatan yang sarat kepentingan bagi kelompok tertentu yang memiliki kekuatan besar. Marilah bersama sama kita gali kekayaan Falsafah Piil Pesenggiri ini guna menindaklanjuti aspa yang telkah dilakukan oleh Hilamn Hadikusuma Rizani Puspawijaya yang telah sukses mendokumentasikan Falsafah Piil Pesenggiri. Mari.