KENANGAN DI ZAMAN CORONA.

SAYA INGIN MENULIS DAN MEMBUAT YOUTUBE LEBIH BANYAK LAGI

 

COVID 19.CO atau singakatan dari Certivikate of Vaccination  2019  yang belakang diketahui bahwa virus virus semacam konon muncul setiap  200 thun-an sekali. Kita disarankan untuk mengikuti protokol kesehatan, setidaknya pakai masker, cuci tangan pake sabun, dan jaga jarak. Sebagai seseorang yang jelas tidak muda lagi  pada usia yang pada saat ini masuk ke angka 67, memang masih banyak mereka yang berusia lebih tua tetapi masih keliatan muda, lebih sehat, Iya memang banyak faktor  yang menentukan segala sesuatunya yang terkait dengan keimunan seseorang. Sebagai seseorang yang terlahir di tengan keluarga yang sedehana, tetapi saya memiliki keinginan keras untuk mempertahankan keberlangsungan saya dalam menmpuh pendidikan, alhamdulillah walaupun dalam segala keterbatasan saya berhasil menyelesaikan studi saya melampai target awal, saya semula menargetkan SLTA dan langsung mengajar. Apalagi dahulu Orang tua sempat mendirikan sekolah, maka setidaknya saya bisa mengambdi di sekolah swasta milik orang tua itu.  Ada masa masa sulit yang harus saya lalui, bila teringat pedihnya perut terasa di malam malam hari ketika di rumah hanya tersedia beras, kecap, sambal botol, dan minyak tanah atau kayu bakar. Walaupun saya bangga mampu melampau masa sedih itu, tetapi belakangan saya baru sadar kesenggasaran setiap akhir bulan menjelang datangnya kiriman itu sangat mengganggu keimunan di masa tua ini.  

Kelemahan keimunan tersebab  kesulitan di masa remaja dahulu mengakibat kesulitan beraktivitas di masa tua. Sebenarnya saya masih merencanakan untuk mencukupkan pembuatan youtube tentang PS hingga mencapai 125 buah yang sekarang baru 60. jadi masih ada tunggakan sebanyakj 65 buah lagi. Dengan kesehatan yang mengalami drop ini saya kesulitam membuat youtube,  selain hanya menggunakan dua buah  henpon android  a satu giga. Sebuah laptop dan sebuah komputer. Sangat tidak layak, saya kesulitan mengolah suara sehingga sering suara tak terdengan bagi HP dalam kondisi tertentu, banyak kawan kawan saya mengeluh mereka sulit mendengarkan suara saya.Saya belum punya studio sehingga tampilan saya tidsak bisa saya perbaiki. Dengan peralatan sederhana saya kadang seharian untuk menyelesaikan satu youtube, karena semuanya saya lakukan sendiri. Dan saya terpaksa mendelet sejumlah gambar bagus dan suara yang bagus, yang dengan segala kesedihan harus saya buang agar tidak over. 

Tetapi itu bukanlah yang sesuatu yang mencemaskan saya, yang saya cemaskan adalah terpecahnya PS karena tulisan saya atau youtube saya. Jangan sampai ada anggota PS lalu membenci PS atau anggota membenci anggota lainnya, atauy membuat orang lain tak jadi bergabung dengan PS. Aiat para seniuor PS yang kecewa kepada Guru Besar PS. Saya berharap kalaupun memang ada kebencian, timpakanlah kebencian itu kepada saya, salahkanlah saya, dan laranglah saya menulis dan membuat youtube tentang PS secara resmi oleh Guru Besar. 

Saya sadar bahwa apa yang saya lakukan untuk menulis dan membuat youtube tentanbg PS adalah demi kebesaran PS.  Saya sadar bahwa apa yang saya tuklis dan youtube tentang PS yang saya buat itu sangat kecil sekali pungsinya. Tetapi saya berharap dari yang kecil dan tak berarti ini kita bisa menemukan sesuatu yang besar dan sangat berarti. Saya hanya ingin membuat mata rantai yang bisa mengabadikan dan menyambungkan agar ilmu PS itu menjadi sesuatu yang bisa berkembang.

Konon ketika Indonesia Merdeka terdapat 90% rakyat Indonesia yang buta huruf, tetapi ketika ada  90% rakyat Indonesia yang yabg vuta huruf maka ada 80% rakyat Indionesia yang sudah melek huruf hujaiyah. Itu adalah berkat kerja keras para uylama dan dai. Ketahuilah bahwa dai pada saat itu adalah terdiri dari orang kaya yang sukses  berniaga, memahami Islam dan memahmai ilmu ketabiban serta menguasai ilmu bela diri. Ketabiban dan iulmu bela diri adalah merupakan sesuatu yang dua tetapi tak terpisahkan. 

Pada saat itu memang belum ada Pemerintahan yang syah yang memiliki kemampuan memelihara dan ikut menata kesejahteraan ummat,