Senin, 01 Juli 2019

TANGISKU DI PAGI ITU

SUNGGUH di luar rencana semula ketika aku bentang untuk merekam membuat video dipikiranku ada sesuatu yang ingin aku sampaikan, sayang tiba tiba aga suara adzab subuh yang demikian merdu dari Musholla di dekat rumah, rekaman kutunda lalu aku sholat dan seusai sholat berdoa seperti biasanya, tetapi pagi itu seusai berdoa aku pulang ke rumah ingin melanjutkan rekaman, Tetapi sebelumnya aku menyelesaikan doaku dinatar doa yang aku bacakan adalah meminta kepada Allah agar menjadi salah satu daru Ummat Muhammad yang merindukan beliau, dan tentu akan lebih beuntunglagi manakala aku menjadi salah satu yang dirindukan beliau, sayapun menangis di musholla.
Biasanya saya menangis hanya pada tengah malam saja, tetapi kali ini dipagi hari, baru kali ini, tapi itu semua di luar rencana untuk masuk ke tema itu.
Saya hanya trjebak saja ke tema itu, walaupun sejatinya masih relevan juga. Saya membandingkan antara kepatuhan para sahabat dengan generasi sesuadahnya, Generasi Sahabat adakah generasi yang terbaik imannya, lalu tabiin, lalu tabiit tabiin, lalu tabit tabiit Tabiin, artinya kita ini generasi ke berapa. yang dari segi mutu jauh berada di bawah. Hanya ada satu satunya harapan bagi kita, bahwa kita bisa menjadi seseorang yang pernah membuat Rasulullah begitu rindu kepada mereka yang disebut Saudara Rasul, Rasul menyebutnya sebagai Saudara. ingin rasanya disebut Saudara oleh Rasul, karena kita patuh dengan iman sepenuh hati tampa ada rasa ragu sedikitpun. ingin rasanya saya ditertawakan orang orang karena sangking percayanya dan imannya kepada Allah dan Rasul, ingin sekali rasanya dikelom[pokkan oleh Rasul sebagai Saudara beliau. Ya Allah bimbinglah kami kejalan menuju gelar itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar