PROF AMANY LUBIS SEMOGA TETAP MENGUMANDANGKAN KALIMAH MULIA
'
SAYA BERHARAP Prof Amani Lubis tetap membisikkan kalimah Thiyibah apalagi disaat saat senggang dan tidak sedang harus mengucapkan sesuatu atauk keperluan tertentu, atau memang lebih baik dzikir daripada mengucapkan sesuatu atau mendengar sesuatu yang tidak perlu, terlepas dari siapa yang menucapkannya. Konoin terdengarkabar Prof Amani Lubis mendapatkan dri atasannya, karena atasannya sangat terganggu mendengar Prof Amani Lubis asyiuk dzikir padahal dia sedang duduk dekat pejabat Pemerintah salah satunya adalah Seorang Menteri yang bertanggung jawab mengurusi semua agama, seperti yang ditegaskan oleh Bapak Menteri dalam suatu acara penting.
Beredar kabar yang masih simpang siur Kritik Menteri Agama RI Yakult karena Pak Menteri marasa sangat terganggu dengan ucapan Kalimah Thoyibah yang muncul dari Mulut seorang Prof yang pada saat ini juga memangku jabatan penting sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakkarta. Yang kita memang dijarkan oleh para ulama kita agar ketika mendengar sesuatu yang me3ngejutkan atau memiliki makna tertentu, memang kita harus secepat mungkin merespon dengan kata kata sehingga kita mampu menetralisir sesuatu agar kita selalu benar dalam bersikap.
'
Saya tak mampu menduga duga apa yang menjadi topik pembicaran antara Antara Menteri agama den Rektor sebagai binaannya itu sehingga Sang Menteri kehilangan konsentrasi setelah mendapatkan Respon dari lawan dialognya. Jika kita boleh menduga duga atau boleh mengandai andai, maka dalm benak kita sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Gus Yakult sebagai Menteri Agama, maka ucpan yang dituturkan Oleh Prof Amany yang membuat Sang Menteri Agama kehilangan konsentrasi adalah ucapan apa yang diceritakan oleh Meneri Agama yaitu Shubhanallaah, Masya Allah, Alhamdulillah. yng isinya pujian jua bagi Allah.
Dan apabila itiu semua adalah respon respon dari Prof Amani terhadap apa yang diucaokan oleh Sang Menteri Agama, maka sesungguhnya tak sanggup menduga duga ada sesuatu yang buruk dalam objek pembicaraan itu. Selain itu kita juga akan sangat meyakini bahwa Sang Profesor tak akan salah dalam memilih jawaban dalam merespon apa yang disampaikan oleh Sang Menteri Agamna. Tetapi kenyataannya nampaknya respon dari Prof Amany nampaknya sangat tidak sesuai dengan harapan Sang Menteri Agama,
Mereka berdua selayaknya bisa berkomunikasi dengan baik, karena Prof Amni dengan gelar akademis yang diraihnya, pertanda beliau memiliki kemampuan memahamai apa angkapan Menteri Agama dari dialog itu. Sayang Menteri Agama Kehilangan Konsentrasi sebagai modak untuk bisa komunikasi dengan baik. Wallohu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar