BEGITU TAHU KABAR Pemerintah akan menghapus data kematian terkait Pandemi 19 hati saya langsung bergetar sendiri teringat sebuah tulisan yang pada saat menulis itu emosi saya demikian menggelegak, karena tulisan yang akhirnya di muat dalam sebuah buku hasil tulisan dari penulis yang tergabung dalam Anggota Kelompok Penulis Satupena. Judul tulisan kami adalah Pandemi 19 Pasti Berlalu. Begitu dsitawari untuk ikut menulis oleh Pimpinan Penerbit Labrak Udo Z Karzi saya langsung oke, Saya menulis dengan judul Belajar Kepada Penduduk Kota Irom Untuk Menghentikan Laju Pandemi.
Saya ingin mengaitkan dengan Kota Irom adalah bahwa karena Pandemi 19 dan Kota Irom sama sama terkat dengan sebuah Musibah. Kota adalah sebuah Kota termodern, terindah dan termegah yang oleh penggagasnya adalah untuk menyaingi keindahan syurganya Allah yang baru bisa kita jumpai kelak di akherat. Konon bangunan itu dilakukan oleh Raja yang berkuasa beserta para pendukungnya dan membutuhkan waktu tidak kurang dari satu abad lamanya sayang malapetaka datang meluluhlantakkan kota yang indah itu secara lembut seolah seperti tak terjadsi apa apa, tetapi membuat masyarakat setempat tak melakukan sesuatu untuk menghindari malapetaka yang menimpa mereka. Kota Irom dua kali berdiri dua kali dengan nama kota yang sama di abbad beda pula, dua duanya hancur berantakan dengan sebab yang sama pula.
Kota Irom adalah Kota yang makmur dan penduduknya cerdas dab alamnyapun makmur, sertma masyarakat yang sejahtera. Tetapi sayang Sang Raja memiliki keinginan untuk menyaingi Tuhan, sang raja akan menyaingi Syurganya Tuhan Allah, dan nampaknya semangat semangat untuk membangun syurga di dunia itu juga hanya dalam waktu singkat mampu disosialisasikan kepada sebagian besar warga kota Irom mereka mendukung program itu dna itu menjadi program utama.
Andai saja kita memang ada dan hadir di abbad abad itu sulit bagi kita untuk menahan decak kagum atas keberhasilan mereka.
BEGITU Prof. IZAN FATANU terlanjur biasa saya anggap adek ini memposting sebuah info penting informasi tentang UIN Rdi Lampung dinilai oleh sebuah lembaga Penelitian tentang Perguruan Tinggi sebegai terbaik ketiga di lingkungan Perguruan Tinggi Islam di Indonesia . Saya punya niat mengajak adinda yang Provesor ini untuk bicara banyak tentang prospektip Lembaga Pendidikan Islam setidaknya di Indonesia. Maka saya pilih hari Senin itu untuk menhubunbgi beliau, dan saya pilih permintaan itu lewat Grup Alumni dengan harapan para alumni bisa ikut ambil bagian.
Sebenarnya keinginan memanfaatkan beliau itu sudah muncul dibenak saya ketika beliau menyampaikan tausiyah singkat di Bengkulu juga kepada farum alumni. Saya ingin mengambil tema Tibbulo Qulub, tetapi nampaknya rekan rekan alumni kurang tertarik,. Maka Ketika Issue prestasi terbaik ketiga tentang UIN Rd. Intan saya memiliki keyakinan bahwa ini bisa diperluas untuk melibatkan pembicaraan, saya tidak hanya ingin melibatkan Para alumni saja. Tetapi keterlibatan alumni sebagai modal utama, saya memiliki berbagai profesi para alumni itu bisa mengungkap dan mengabadikan bagaimana sepak terjang para alumni, yang tentu saja jabatan di lembaga Pemerintahan bukanlah sebagai satu satunya ukuran keberhasilan. Tentu Prof Izan Fautanu punya narasi dalam menjelaskannya.
Tetapi info sekilas yang diposting beliau itu bisa kita eksploitior sedemikian rupa sehingga menjadi kajian yang menarik. Selain masalah ini membuat saya berhayal, atau berimajinasi juga akan menjadi kajian menarik di Pihak UIN, bahkan saya memiliki keyakinan bahwa lembaga lain juga akan memiliki ketertarikan untuk ikut membicarakannya.
Saya sengaja mempengaruhi Adinda Sobir Thoyib sebagai orang pertama yang akan membantu saya menguras pengetahuan dan Pemikiran Idzan Fautanu dan jumlah mereka akan kita kembangkan lagi, karena selain Prof Izan kita berharap para Prof. yang juga sebenarnya ada di Grup WA kita dan sejumlah orang yang kita kenal dengan baik dan memiliki ikatan emosianal dengan kita akan akan kita libatkan sambil internal kiita sebagai Grup WA Alumni UIN ini mempersiapkan diri. Bolehkan kita mengawali pemikiran dan langkah ini mulai dari Angan angan ... ?
Semula rencana ini ingin saya tunda kembali sehubungan dengan salah satu aktivis kami sedang berkabung yaitu meninggalnya Saudara maki HM Syihri Munir, saya pikir tunda saja dulu sekitar satu minggu, di luar dugaan saya ternyata Prof, Izan justeru menyetujui diselenggarakan sekarang juga bahkan bila memungkinkan kita kasih kesempatan beberapa orang untuk menyampaikan testimoni. Oh saya pikir benar sekali sekali kali kita awali tradisi ini dari lingkungan kita untuk melaksanakan acara Takziyah secara virtual. Prof tidak mengatakan istilkah itu karena beliau tahu bahwa seringkali dalam virtual ada juga yang coba coba nain curang .... hehe , tak salahnya kita coba dulu, Siapa tahu ada berkahnya, di mana mana sering banyak berkahnya, maka kita harus terampil dalam menerima berkah,