'
DALAM ACARA NIGA ALMARHUM KANDA SYAFRUDDIN.
INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI ROOJI'UUN telah meninggal dunia Kanda Syafruddin di Pagelaran pada hari Sabtu pukul 02.00 3 Juni 2023 semoga saja beliau meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah atau akhir yang membahagiakan Sesungguhnya sepengetahuansaya di Keluarga Besar kami ada tiga orang yang memiliki kedekatan degan Ustad Mujadi ini. Pertama Kakanda Arbi lmarhum. Kakanda Arbi pernah berujar di depan saya, beliau pernah mengatakan : "Saya berhrp semoga di Kampung kita ini akan semakin bertambah jumlah lulusan dari Pondok Pesantren umumnya mereka itu sanggu menderita untuk melaksanakan dakwah. Yang Kedua Nakanda Idham di depan Saya pernah menceritakan bahwa Dia Punya Sahabat yang sangat banyak hapanlan Hadits dan Quran. Ketiga Almarhum Syafruddin Beliau telah meningglkan kita semua Pada Hari Sabtu 3 Juni 2023, yang memiliki kedekatan sehingga dengan Ustadz Mujadi sehingga Ustad berkenan menyampaikan Testimoninya terkait meningglnya Kanda Syafruddin. Silakan lihat Youtubenya yang saya viralkan.
Atas petunjuk dan persetujuan Pangeran atau Pimpinan Sdat Komunitas Adat Talang Padang dan Sekitarnya (PeminggiR Ayahanda Almarhum M Dani Radjidin sepkat untuk mengambil Lokasi membuka Lahan baru di daerah di Way Djurak Jaha, memang Keluarga Besar meniti jalan lewat wilyh Talang Padang dan sebelumnya juga sudah ada mereka yang berasal dri dari daerah yang sama dan menempati lokasi sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Kepala Marga Talang Padang yang memiliki pesebaran Kotaagung, Talangpadang, Pagelaran, Waylima, Patdasuka, Kedondong dan Kububatu. Dengan demikian semua Kami yang merupakan Masyarakat Adat, Asal derah yng kelak di Kenal dengan Lampung Barat, memiliki legalitas untuk Beranak Pinak di Wilayah yang secra Marga adalah milik Kelompok lain, tetapi ternyata Dunia adat poada saat irtu memang tidak lepas daru upaya Propokasi Pemerinthan Kolonila Belanda untuk diadu domba. Tetapi dengan sentuhan Adat dan Agama yang dipeluk, yitu Islam maka justeru Pimpinan Adat memiliki perasaan Kesamaan dan Kenyamanan serta persamaan rasa lainnya tetap terbentuk, itu setelah sedikit sentuhan setelah terjadinya Transaksi yang legal baik secra ada dan tradisi dan kesepakatn sehingga transaksi itu dinytakan legal dan aman.
Kesepakatanpun terjadi di Kelompok Way Jurak (Kuta Jawa) terkait perkembangan dan bertmbhnya jiwa dan bahkn sudah memulai memasuki usia sekolah, Maka Ayahanda M Dani Rajidin melakukan Koordinasi untuk menyelenggarakan Pelksanaan Pendidikan walaupun secara darurat Maka berdirilah lembaga Pendidikan di Komplek yang sangat terisolir itu, tetapnya di Kuta Jawa, Way Jurak maka terkumpullah belasan murid dengan usia yang sangat bervariasi. Biarlah, pada Saat target Ayahanda M Dani Radjidin para siwa Terampil membaca Al Quran dan mulai Akrab dengan Tulisan Latin, Pada saat itu yang Menjadi andalam sebagai Pengajar adalah Pamanda Mardian, (Ayahanda Nya Iwan yang kini Tinggal Di Bandung)
Setidaknya Mamak Maryadi bisa menjadi saksi Tangisa Ibunda Aisiyah pagi itu memecah Kesunyian, Semakin siang tangisan itu alih alih mereda, tetapi tangisan itu semakin keras. Bujang Kecil Mamak Mar semakin bingung, karena sepengetahuan dia tangisan itu hanya lazim ditangiskan ketika ada yang meninggal dunia. Kenngan yang satu itu adalah pristiwa yang sangat mengejutkan dan mencekam karena Mamak Mar butuh wktu berhari hari dan bahkan mungkiun bertahun tahun baru terjawab. karena ketika saya menerima cerita ini penyampai ceritak menyampikan cerita ini ecara tuntas.
Mengapa Ibunda demikian sedihnya melepas Pakcik Mardian Dia orang tua dari Iwan adik berdik Dn Mamak Hamdan Ayah Herman yang juga kini tinggal di Bandung, maka penyebab Utama mengapa tangisan itu seperti telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga, itu tak lain adalah karena Pak Cik Mardian adalah orang yang dituygaskan Ayahanda untuk Mengelola Sekolahan yang baru di dirikannya dengan dukungan sepenuhnya dari Pakcik Mardin. Pakcik Mardin Adik Kandung Ayahanda memng dipersiapkan untuk menjadi Guru, tetapi tiba tiba saja dia Pamit untuk Mengikuti Mamak Hamdan merantau Ke Bandung, dan Mamak Mamak Zakaria Orang tua dari Dr. Syaiful yang sudah menunjukkan keberhasilannya dalam merantau Ke Bandung Sehingga keingin Mamak Hamdan dan Pakcik Mardian menjadi sulit untuk dicegah oleh Ibunda. Itulah sebabnya beliau ,menangis dengan sangat pilu, dan membuat anak anak muda muda pada saat itu terheranb heran.
Dengan keberangkatan Guru yang semula akan diandalkan menjadi Pengelola Madrasah yang didirikn di Kutajawa Wayjurak itu dengan sangat terpaksa sekali dipindahkan ke Pagelaran, selain pada saat itu memang belum ditemukan Adanya Madrasah di Oagelaran, dan di Pagelaran Mamak atau Pamanda Syamsuddin yang memang sudah dahulu memilih provesi sebagai Guru di Pagelaran.
Singkatnya cerita sebenarnya Mamanda Syamsuddin memang sudah berusaha keras tetapi ternyata setelah diusahalan dari waktu ke waktu Madrasah yang sebenarnya sangat diharapkan itu sulit sekali untuk berkembang. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar