Sabtu, 16 Maret 2019
PIIL PESENGGIRI DARI ANTROPOLAGIS HINGGA SOSIOLOGIS
PIIL PESENGGIRI yang diperkenalkan terdiri dari Nemui Nyimah (Produktip), Nengah Nyappur (kompetiti), Sakai Sambayan (Koperatip) dan Juluk Adehk (Inovatip. Piil Psenggiri brsama empat unsurnya kmi acu sebagai hasil dari Penelitian yang dilakukan oleh Kiyai Rizani Puspanegara, sebutan Kiyai adalah kakak dalam bahasa Lampung. Penelitian dilakuklan adalah dalam rangka penyelesaian tugas akhir selaku Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Lampung, dan dinyatakan lulus S1. Tetapi Piil Pesenggiri ini justeru dikembangkan oleh Prof. Hilman Hadikumusa, artinya beliau yang banyak mmiliki kesempatan mnulis tentang Piil Pesenggiri
Memang pada awalnya Piil Pesenggiri ini diperkenalkan sebagai bagian dari Adat Istiadat dan dalam suasana agraris dan sudah barang tentu maka dalam banyak hal harus dijelaskan dalam disiplin dan metode antropologis. Keberadaan Piil Pesenggiri seyogyanya tuntas dibahas. Maka Piil Pesenggiri diperkenalkan dri berbagai aspeknya. Dan dengan Piil pesenggiri itu keberadaan komunitas itu hingga kini masih mampu bertahan, tetapi tentu saja persoalan persoalan mendatang akan jauh lebih komplek.
Jika dahulu ketika Piil Pesenggiri prtama dikenalkan, maka dipastikan negeri kita adalah agraris, bahkan sampai dengan sekarang, Tetapi kita semua tahu bahwa perjalanan hidup masyarakat bangsa kita pada saatnya bergerak menuju perubahan dahsyat. Ketahuilah bahwa di Lampung ini tidak dipimpin oleh seorang Raja yang memiliki kekuasaan yang besar. Ini terkait dengan keberadaan Falsafah Piil Pesenggiri.
Falsafah yang diciptakan oleh Raja yang memiliki kekuasaan yang tak terbatas, maka sejatinya falsafah yang ciptakan adalah falsafah untuk mempertahankan kekuasaannya. Tetapi falsafah Piil Pesenggiri bukanlah Falsafah yang diciptakan oleh penguasa melainkan digali dari nilai nilai yang tumbuh di masyarakat demi tegaknya keadilan, dan kesejahteraan bersama.
Oleh karenanya maka kajian Piil Pesenggiri ini jika semula lebih banyak untuk kepentingan adat istiadat dan pendekatannya antropologis. Memang seharusnya Piil Pesenggiri digali dengan menggunakan pendekatan sosiologis, karena masyarakatpun agrarispun memeng sedang bergerak mengikuti sebuah perubahan yang sangat signifikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar