ANEH PDIP MERASA PALING PANCASILAIS setelah ketahuan dalam Pembukaan AD ART nya tertulis Tri Sila dan atau Ekasila menjadi perjuangan PDIP lalu banyak pihak kecewa dengan sikap PDIP yang memancing kecewa itu. Hal itu terkuak ketia PDIP menjadi plopor untuk menyusun Undang Undang terkait Pancasila itu. Tetapi syukurnya memang sudah menjadi karakter masyarakat Indonesia itu semua dimaafkan, karena bagaikan Koor Politisi PDIP menyatakan apapapun bunyi kalimatnya, maka maksud PDIP tak lain dan Tak Bukan adalah ingin memperkuat Pancasila dibumi pertiwi. Situasipun mereka. Bagai petir di siang bolong "Puan Maharani" berucap semoga Sumatera Barat benar benar menjadi pendukung Pancasilais. Kata kata ini tidak lagi dipahami sebagai sindiran dari PDIP, melainkan vonis yang dengan kata lain Sumatera Barat Tak Pancasilais, atau setidaknya kurang Pancasilais. Masyarakat Sumatera Baratpun serentak marah, dan akan meminta Puan Minta minta maaf. Kalau Seandainya Puan dan PDIP minta maaf, kita sebagai Rakyat yang mnenginginkan kesejukan ditengah ancaman Pandemi Corona Civid 19 meminta dengan segala keyakinan bila Puan dan PDIP minta maaf semoga berkurang beban hiodup ini.
Mohon jangan pernah menganggap masyarakat Minang itu bodoh bodoh bisa dikibuli dengan kata kata, karena selama ini masyarakat minang sangat kaya dengan istilah istilah dan kata kala, mereka adalah masyarakat yang memiliki kata kata pengibaratan yang setelah dewasa aku pahami itu adalah kata kata metafore, Beruntun mulai di akhir aku duduk di SD berlanjut di SMP bahkan sampai SMA aku membaca Merantau Ke Deli, Di bawah Naungan Kakbah, Datuk Maringgi, Tenggelam Kapal Vanderwik, ada diantaranya yang utuh saya baca ulang, ada bagian bagian yang tertentu saja, karena terasa sesuai dengan apa yang saya rasakan dalam hidup ini, itupun juga karena simpati dan Pengaruh Keulamaan Buya Hamka, yang pernah aku pandangi hanya berjarak sekita satu setengah meter, ketika membuat pagar betis ketika beliab berkunjung ke Masjid Jami' Pagelaran Pringsewu Lampung. ketika saya menjadi murid mengaji di Masjid itu. Sangat banyak nama nama dari Sumatera Barat yang menjadi pahlawan dalam bidangnya masing masing, mereka tokoh teladan bagi Bangsa Indonesia secara keseluryuhan.
Kalaupun suara PDIP tidak signifikan tetapi bukanlah berarti masyarakat Sumbar tidak Pancasilais, seperti beberapa orang Menteri yang gencar menuduh mereka sebagai anti Pancasila dan NKRI hanya lantaran kurang sejalan dengan Rejim Penguasa. Barangkali benar apa kata Rizal Ramli bahwa Indonesia telah dibangun Demokrasi Kriminal. Praktek Kriminal itu terjadi dalam Pilkkada, Pil. Legislatif dab bahkan bisa jadi dalam Pilpres. Karena memang harus membayar banyak di luar batas kewajaran. Hendaknya marilah kita lebig banyak merenung dan lebih mengutamakan kepentingan Bangsa, kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi dan golongan, untuk itu tak perlu segan segan dan malu malu memintya maaf atas kesalahan sendiri baik sengaja maupun tak sengaja. Puan Maharani dan PDIP demi kita semua dan Demi Banga maka segera memohon Maaflah kepada Masyarakat Sumatera Barat, apalagi nilai kebenaran ucapan Puan Maharani terbilang minus.
PUAN Maharani memenag harus belajar membuka mata, untuk bisa memahami bagaimana perkembangan sejarah penduduk Sumatera Barat yang sudah menyebar ke seluruh Nusantara ini bahkan di berbagai Negeri tetangga. Bagaimana peran besar mereka dalam terumuskannya Pancasila yang tecantum dalam sila sila itu Ketuhanan Yang Maha Esa tercantum sebagai Sila yang pertama, yang memang berbeda dengan konsep Trisila dan Ekasila. Tetapi bukankah yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 yang bisa kita lihat dari Mukaddimah UUD 1945, yang dihapus tetapi jiwanya, yang katanya menjiwai UUD 1945. itu. Hayati sejarah bangsa sehingga memiliki pandangan yang lebih luas. Di dalam Youtubenya Yudi Pramuko mengatakan Puan bukan belajar bagaimana cara memagang palu (sidang) tetapi belajarlah membaca buku.
Dalam sejarah memang hubungan politisi Sumatera Barat sempat agak merenggang, karena tahu tahu mendiang Presiden Soekarno secara diam diam telah memasukkan PKI ikut berkyasa di istana. Sejak itu Sukarno kehilangan kemesraan dari masyarakat Minang. Semula masyarakat minang memiliki kemesraan yang luar biasa, tetapi Sukarne melihat bahwa untuk mengalahkan Barat, Amerika dan kawan kawan, hanyalah Komunis, sehingga Sukarno meperkuat jalur Jakarta - Feking dan Moskow. Sayang ternyasta yang ada dalam pikiran PKI pada saat bukan mengalahkan Amerika yang diprioritaskan justeru merebut Indonesia dengan cara memperdaya Sukarno, sehingga Sokerno tak disujai kagi oleh rakyat yang mayoritas Muslim, bahkan Sokarno tersingkir mayoritas orang tak merasa kehilangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar