,
TERKEJUT JUGA ketika sejumlah mahasiswa mendatangi saya di rumah lalu mreka konformasi tentang nama dan alamat yang sudah mereka kantongi sebagai pegangan dalam melaknakan tugas mereka untuk mengikuti sebuah acara yang dikenal dengan nama Kemah Budaya, mereka mendapat arahan bahwa untuk mengikuti acara iru syaratnya mereka harus mempersiapkan sebuah naskah atau tulisan dan praktik atau prakarya yang dapat mendorong perkembangan ekonomi. Sejumlah pemuda ini mengajukan diri sebagai peserta dan ingin memperkenalkan Falsafah Piil Pesenggiri sebagai pendorong keterampilan masyarakat dalam mengembangkan ekonomi.
Setelah mereka saya diterima dirumah saya dimana sebelumnya mereka menghubungi saya untuk memperkenalkan diri dan akan meminta sejumlah penjelasan maka terjadilah kontak dan perjanjian untuk melakukan pertemuan dan berikutnya. Lalu mereka meminta untuk bisa dipertemuikan dengan seorang tokoh yang memahami Falsafah Piil Pesenggiri dan bisa berkomunikasi secara akademis dan syukur syukur jika ada karya tulis yang dapat mereka dapatkan di toko secara bebas dan youtube yang dapat mereka akses secara bebas pula. Sesuai dengan yang saya rekomendasikan para mahasiswa ini setuju untuk menemui Bapak Anshori Jausal, seorang Sarjana ITB jurusan Seni beliau akademisi banyak menulis dan banyak terlibat dalam dalam kegiatan adat dan sudah sering menjadi narasumber tentang Piil Pesenggiri, sayapun banuyak belajar tentang Piil Pesenggiri termasuk saya sendiri. Dan pertemuan itupun terselenggara sesuai dengan kesepakatan.
Sayang sekali para mahasiwa ini sama sekali tidak menjelaskan bahwa mereka akan menghadapiu sebuah lomba penyusunan sebuah rancangan , di mana lomba itu adalah lomba yang akan melahirkan sebuah keterampilan yang bisa mendorong terbukanya sebuah produk yang mampu membuat lapangan kerja. Dan memang dalam penjelasan ketika memperkenalkan Piil Pesenggiri oleh Bapak Anshori Jausal, sama sekali Alumni ITB jurusan Seni dn memang sudah beberapa kali memperlihatkan karyanya dalam bentuk rancangan pintu gerbang dan stelah karya itu selesai dikerjakan justeru sama sekali tak menyinggung falsafah seni dalam falsafah Piil Pesenggiri, demikianpun saya yang berbicara masalah Piil Pesenggiri itu hanya sedikit saja dalam masalah falsafah atai filsafat.
Akhirnya gerup anak muda ini laporan bahwa gerup mereka kalah dalam seleksi akhir dan seleksi itu dikalahkan grup yang memilih ragam hias dan seni Tapis Lampung. Mereka mengatakan bahwa kami tidak kecewa dengan kekalahan ini karena kami bergembira telah mendapatkan banyak pengalaman. Saya tidak tahu Apakah Bapak Anshori Jausal telah mendapat laporan dari kegagalan merka dalam bersaing di upaya mengembangkan peninggalan budaya tak benda dari Lampung. Seperti halnya saya maka saya juga memang membutuhkan waktu untuk memahami dimana keunggulan mereka dalam memenangkan lomba tentang buadayatakbnda asal daerrah Lampung. Tah itu kekayaan Lampung juga, namun hal ini tentu saja saya tertarik untuk mengetahui lebih banyak, walaupun bukan pada saat ini. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar