SUDAH CUKUP lama saya menulis tentang Prana Sakti dan sudah ada beberapa yang merespon yang sepertinya bisa dikelompokkan sebagai antitesa Prana Sakti sayang tulisan mereka lebih pendek dari teks Puisi yang naskahnya pendek sekali tetapi justeru pengertiannya sangat luas. Ada dua catatan yang saya jadikan dasar pertimbangan, pertama adalah bahwa Prana Sakti (PS) diajarkan secara turun temurun din Indonesia, dan dalam sejarah Indonesia ini dahulu lebih banyak dikuasaioleh perompak perampok, sampai pada suatu saat justeru organisasi terbesar di Indonesia yang pernah muncul adalah Syarikat Dagang Islam, Syarikat dagang Islam pada saat itu adalah organisasi (Partay Terbesar) Yang kedua sejak awal Guru Besar PS memperingatkan bahwa Guru Besar PS yag sebenarnya adalah Al Quran. Saya ingin mencoba membahas dua masalah ini walaupun sebenarnya sudah beberapa kali hal ini saya senggolkan ke tulisan tulisan terdahulu.
Jauh sebelum zaman Kemerdekaan, maka ulama yang sukses itu adalah ulama yang kayaraya, bisa bertindak sebagai tabib dan juga sekaligus guru silat. Kita yang dilahirkan pada awak awal masa Kemerdekaan banyak diantaranya dimasukkan oleh orang tua ke Pendidikan Al Quran untuk belajar mengaji dan ternyata guru mengaji itu pandai bersilat. Dahulu seorang Pemimpin di desa desajuga selaijn kaya maka orang tersebut memiliki kemampuan melindungi dirinya sendiri. Karena memang orang orang yang membenci ulama, guru mengaji juga kaya dan memiliki keterampilan ulah beladiri, karena sering kala apabila ada persoalan yang menghadapkan dua kelompok besar saling berhadapan, maka seringkali persoalan itu diselesaikan oleh kedua pimpinan puncak organisasi atau kelompok itu secara diam diam, dan mereka yang yang dalam perjanjian kedua belah pihak bahwa yang pecundang harus hormat dan tidak lagi mengganggu pihak yang mempecundanginya.
Ada suatu pristiwa yang maha penting, peistiwa ini terkait dengan ketika Habiby kuliah di German, Dia berangkat ke German dengan nama besar sebahai mahasiswa tercerdas di Asia Tengara dia tidak dinyatakan terbaik di angkatannya, Ada dua terbaik di atasnya, sehingg berikutnya Dia belajar lebih tekun. Aneh bin ajaib seusai ujian ternyata dia kembali tersangkut di posisi terbaik ke tiga. Dengan penuh penasaran maka dicarinyalah mahasiswa yang dinilai lebih baik darinya itu. Ternyata dua orang terbaik itu adalah dua orang Yahudy seorang laki laki dan seorang lagi perempuan. lalu Habibie bertanya apa rahasianya hingga anda erdua bisa mencapai nilai yang lebih baik dari saya. Tetapi ternyata dua Pemuda Pemudy Yahudi itu tidak berkenan mebeberkannya, sehingga Habibie kecewa berat.
Pada suatu hari Kedua Pemuda ini berkenan memanggil Habibie dan keduanya telah sepat untuk membukakan rahasia sukses yang dicapai keduanya. Habibie ... teriak keduanya kamu adalah seorang Muslim jadi sangat mudah bagmu untuk mencapai prestasi lebih tinggi dari yng lain ...., Habibie nampak sangat cemas dengan kalimat pembuka ini, tetapi dia sabar menanti. Kamu tau tidak bahwa untuk mencpai prestasi yang tinggi itu kami berdua disetiap sepertiga malam, kami bangun memersihkan badan dan mengganti pakaian, lalu kami berdua membaca Al Qurannya orang Muslim. Habiie sangat terperanjat dan ingin sekali dia menjerit dan menangis disaat itu juga.
Sampai di rumah Ia menangis sejadi jadinya, dia menyesali segala keteledorannya, apalagi ketika Habibie bertanya kepada dua orang Yahudi, emang anda berdua bisa membaca Quran .... ? Keduanya menjawab pasti ... selakan pilih Surah apa dan ayat berapa nanti kami bacakan ... , kembali Habibie menangis Dia sangat menyesal dan memohon ampun kepada Allah ... Allah telah mewahyukan Al Quran lewat Rasulullah SAW untuk menjadi Guru Besar bagi semua manusia. Repat disepertiga malam Habibimembiasakan diri sholat malam dan membaca Al Quran. Dan tidak menunggu terlalu lama, karena sejak saat itu Habibie selalu menjuarai prestasi ujian dan mengalahkan dua pemuda Yahudi
Di bagian akhir dari tulisan ini saya ingin sedikit mengulas dari beberapa hal yang saya garis bawahi. Bahwa Islam itu diturunkan di Makkah di tengah tengah masyarakat yang Jahiliyah (terbelkakang) dan selain itu daerah itu cukup tandus dan juga sulit air, masyarakatnya umumnya butahuruf, tak kenal tradisi tulis dan baca. sehingga terlalu sering benturan dan permaslahan pada saat itu akan selalu diselesaikan dengan cara saling bunuh, sehingga jelas siapa pecundangnya.
Itulah sebabnya di awal perkembangan Islam, Islam harus berhadapan dengan kelompok kelompok yang berniat dan bersemangat untuk mengenyakan Islam dari Negeri itu, Islam harus menghadapi ancaman mereka dengan cara melayani mereka dengan sistem peperangan. Dan tercatat sejumlah peperangan di masa Rasulullah dan beliau ikut dalam peperangan itu untuk membela diri dari serangan musuh. Nanti manakala kita membaca kisah kisah peperngan ini maka kita akan terheran heran, ternyata peperangan yang terpasa dilakukan oleh Islam dalam rangka membela diri dari kepungan musuh itu justeru melajirkan berbagai kisah kisah keteladanan yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Dan ummat Islam pada saat itu selain berusaha membeli baju perang mereka dianjurkan untuk membiasakan diri melakukan olahraga renang, memanah, mengendarai kuda dan tentu saja keterampilan dalam membela diri. Tak mungkin ikut dalam peperangan tetapi tak memiliki keterampilan dan semangat membela diri.
Kish Habibie mencaai prestasi nilai tertinggi pada waktu duduk di Bangku Kuliah alhamdulillah mempermudah pemahaman kita mengapa Bang Asfan dan dilanjutkan oleh Bang Zen selaku Guru Besar secara administratip, tetapi beliau berdua mengatakan dan bahkan memesankan bahwa Guru Besar yang sebenarnya adalah Al Quran. Mari kita ikuti lirik lagu doa Khatam Quran:
اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالقُرْءَانِ وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًا وَرَحْمَةً اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نُسِينَا وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ ءَانَآءَ الَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
“Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Quran. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai tuhan semesta alam.”
Kami persilakan untuk membaca tulisa tulisan lainnya, masih tentang Prana Sakti dengan ilmu itu kita bisa mempermudahkia dalam memelihara dan mempertahankjan keiman agar tetap bersemayam di hati kita hingga akhir hayat dan husnul khootimah.
Bandar Lampung 25 Juli 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar