Jumat, 15 Februari 2019

PIIL PESENGGIRI DAN EKSISTENSI



DISKUSI tntang Piil Pesenggiri dan eksistensi seseorang dirasakan oleh para penilik Kebudayaan, menjadi terasa lebih Plong setelah diperkenalkan Piil Pesenggiri lebih dikenalkan sebagai sebuah Filsafat. Para Penilik Kebudayaan yang ditugaskan di Kecamatan Kecamatan di seluruh  Provinsi Lampung, mereka merasa tak memiliki benan dan merasa memiliki kewajiban memperkenalkan nilai nilai budaya  Lampung  kepada masyarakat Lampung secara luas, di mana masyarakat pendatang diberbagai komunitas adalah mayoritas adanya, serta mengajak agar masyarakat luas mendukung dan memulyakan buadaya Lampunh, istimewa nilai nilai buadaya Daerah  Lampung.

Diskusi itu menjadi demikian plong bagi peserta diskusi untuk berpartisipasi hingga menemukan pencerahan bersama untuk semua. Tak lagi ada kekhawatiran bagi para ptugas untuk menghayati universalitas nilai nilai budaya Lampung yang terangkum dan terumuskan dalam Piil Pesennggiri merkapun siap  untuk memperjelas status nilai sebagai puncak puncak Budaya Nasional.

Hasil diskusi menggariskan bahwa seseorang dalam Piil Pesenggiri dikatakan eksis manakala sudah memiliki kemampuan melaksanakan Nemui Nyimah, Dan Nemui Nyimah diprioritaskan untuk dijelaskan pertama dalam memperkenalkan Piil Pesenggiri dengan pendekatan filosofis. Seseorang dianggap eksis dalam falsafah Piil Pesenggiri adalah ketika seseorang telah memiliki kemampuan memproduk sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan sekaligus juga bermanfaat bagi orang lain. Yang ditandai dengan keterampilan melakukan kontak kontak dengan pihak lain.

Dalam falsafah Piil Pesenggiri salah satu unsurnya adalah "Nemui Nyimah"  Nemui asal kata dari Temui yang artinya tamu, temu.  Ada pertamuan ada pertemuan. Terkait kemampuan seseorang untuk menjadi T'tamu' ataupun menerima 'tamu' Ketekika seseorang menjadi tamu atau menerima tamu maka kwajibannya adalah kemampuan untuk bertindal "simah" atau nyimah yang artinya santun. Seseorang dituntut santun ketika bertamu ataupun menerima tamu. Itu makna dari Nemui Nyimah.

Kecerdasan luar biasa bagi falsafah Piil Pesenggiri  dengan mnyandingkan antara kata 'Nemui' yang artinya kemampuan menyelenggarakan falsafah 'Pertemuan' dengan kata  'Simah' yang artinya santun. Jangankan pertemuan banyak orang, pertemuan dua orang saja itu memiliki potensi hadirnya dua pendapat atau dua kepentiungan. Itu yang harus diyakini bisa dislesaikan manakala merupakan perbedaan atau pertentangan, Dan hebatnya lagi adalah bahwa arti simah atau nyimah disini adalah   kemampuan mengakomodir sehingga manakala  sedang terjadi gelap agar dibuat terang.

Yang pertama adalah kemampuan bertemu atau mmpertemukan, yang kedua kemampuan mengakomodasikan sesuatu yang memang dibutuhkan dan sekaligus sulit ditemukan. Yang dalam operasionalnya antara lain adalah kemampuan memberi kepada pihak yang membutuhkan, atau kebutuhan bersama. Maka perlu ditegaskan bahwa dalam aspek yang satu ini adalah merupakan dorongan bagi setuap seseorang harus produktif dan mmiliki produksi yang melebihi kebutuhan dirinya sehingga memiliki peluang memberi atau berbagi.

Dengan kemampuan produksi yang melebihi kebutuhan bagi dirinya dan bagi siappun yang berada dibawah tanggungjawabnya, maka dengan demikian operasional untuk terselenggaranya Nemui Nyimah sangat mungkin terbuka. Oleh karena itu maka setiap seseorag yang memacu diri Dan Piil Pesenggiri telah berupaya memberikan motivasi setiap seseorang untuk memiliki kemampuan berproduksi melebihi kebutuhannya. Dengan kelebihan itulah maka Nemui Nyimah bisa terselenggarakan, intinya untuk Nemui nyimah maka produktif adalah kunci keberhasilkannya. Berproduksi adalah merupakan tonggak eksistensi seseorang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar