Sabtu, 09 Februari 2019
ANTARA SAYA DAN ROSIHAN ANWAR TENTANG PIIL PESENGGIRI.
TAK SEBANDING jika mempertautkan saya dengan seorang tokoh Wartawan dan klebudayaan, Saya hanya sebagai seorang Staf Pembantu Pimpinan di sebuah Kantor yang disebut dengan Kanwil Depdikbud Provinsi Lampung yang peluang untuk berpartisipasi dalam menentukan keputusan pimpinan sabgat signifikan kecilnya. Kalaupun saya menemui Rosihan Anwar seturun beliau dari podiun seusai menutup secara resmi acara Dialog Kebudayaan Daerah Lampung Tahun 1989. Saya menemui beliau bukan dengan gagah, tetapi justeru dengan wajah dungu yang nestapa, karena pidato beliau adalah : "Akan melaporkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bahwa Kebudayaan Lampung masih ada masalah yang bernama Piil Pesenggiri"
Jelas secara eksistensi tak memiliki kemampuan mendebat konten pidato yang beliau sampaikan, tetapi saya hanya memiliki kemampuan memamerkan wajah kecewa.yang belum tentu ada pihak yang bersimpati. Untung saya tak diusir oleh Rosihan Anwar, tetapi dia mengatakan tulis saja tentang piil pesenggiri dan kirim ke Mendikbud dan kirim ke saya satu ke saya katanya. Hore ... gembira sekali saya dengan perintah menulis itu. 30 Maret 2010 saya mulai menulis di blog, atas perintah Rosihan Anwar. Walaupun sesungguhnya yang diminta oleh Roasihan Anwar adalah dalam bentuk karangan yang lengkap layaknya hingga lberpeluang untuk dicetak. Tetapi jelas tak ada kapasitas seperti itu yang saya miliki. Tapi tak ingin rasanya saya melupakannya.
" Kamu Tulis tentang Piil Pesenggiri ..., kirim ke Mendikbud satu dan ke saya satu ", kata Rosihan Anwar, bagi saya, itu merupakan kalimat yang terindah yang pernah kuterima selama hayatku. Kalangan atas pernah menantangku seperti itu, dari seorang yang penanya tajam, dan tulisannya tesebar di mana mana. antara lain Raja Kecil (Novel) 1967, Dapat Panggilan Nabi Ibrahim (1959), Wartawan Dan Kode Etik Jurnalistik(1996) dan banyak lagi yang lain, dalam setahun tak cukup hanya satu yang diterbitkan sebagai buah pemikiran seorang Rosihan Anwar. . Tantangan Rosihan Anwar membuat tidur tidurku selanjutnya penuh mimpi indah. Ibarat petinju kelas ecek ecek mendapat tawaran melawan petrunju dunia.
Itu tak akan pernah terjadi dan di hari hari akhir hidupku. akupun tak pernah melalkukannya. Ketika terdengar kabar Rosihan ASnwar meninggal, akupun hanya mengucap Inna lillahi wainna Ilaihi roojiuun. Bukan tak menulis, dan bukan trulisanku tak sampai ke berbagai perpustakaan Negara diberbagai Negara kaya, tetapi bukan karena tulisanku hebat dan bagus, tidak, itu sesuai dengan protap saja, karena dananya atas bantuan Negara Asing. Tulisan saya didukung dan dibiayai oleh Proyek Inventarisasi Nilai Budaya Daerah Lampung melalui APBN yang biayanya merupakan bantuan asing. Itu saja, maka tulisan saya harus dikirim ke Perustakaan milik Pemerintah mereka.
Tetapi keadaan ini saya targetkan untuk suatu saat harus saya ungkap sbelum menghembuskan nafas terakhir. Saya memang akan menulis tentang Piil Pesenggiri semampu saya. Tulisan yang saya posting itu rasanya menembus seratusan kali postingan, dan itu akan saya cicil pula dalam bentuk youtube. Sekedar memberi tahu, Bahwa Rosihan Anwar telah membuat tidurku menjadi demikian Indah. Hanya itu yang ada antara Saya dan Rosihan Anwar. ijinkan saya bergembira.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar