Jumat, 02 Juli 2021

ADA APA DENGAN KOTA IROM



KETIKA SAYA  berketetapan hati  ikutan untuk menulis buku tentang Pandemi 9 Pasti Berlalu maka saya langsung ingin menulisnya terkait kota Irom, karena ada persamaan antara pandemi dan Kota Irom di mana keduanya sama sama musibah, Musibah Kota Irom terabadikan di Kitan Suci Al Quran, semenara pandemi Covis 19 merupakan Mussibah NInternasional, bukan hanya Nasional atau regional semata, tetapi International, meliputisegenap bangsa manusia. Lalu saya ingin mengkaitkannya dngan Statemen dari Allah yang harus kita yakini kebenarannya Bahwa Allah tidak akan menurunkan bencana apapun kecuali ada sekelompok manusia yang melakukan sesuatu yang menyebabkan bncana itu menjadi turun menima manusia. Dan ap yang dilakukan oleh manusia itu bukan dlam bentuk tidak mematuhi atau melawan, tetapi justeru perlakuan itu menyebabkan lahirnya rintihan para orang orang miskin, rintihan simiskin itulah yang mengundang turunnya bencana. Dikatakan juga bahwa yang bisa mengurungkan bencana turun adalah bagaimana sikap Orang Orang Kaya setempat, Para Penguasa dan Ilmuan bersama Ulama. Tetapi sebaliknya ketiganya pula yang mampu mendatangkan bencana itu pula. Bencana akan datang manakala orang orang kaya, penguasa dan ilmuan serta ulama tak sudi menyantuni orang orang miskin. 

Terkait Kota Irom Al Quran sempat menjadi bahan ejekan dan olok olok  selama berabad abad, mereka mengatakan bahwa Cerita tentang Kota Irom dalam Al Quran hanya isapan jempol belaka, tak ernah ada Kota Irom itu berdiri di muka bumi ini,sampai pada suatu saat para Orientalis menangkap sesuatu yang aneh di perut bumi, mereka melalui alat foto dalam tanah akan adanya sekumpulan benda benda artivisialis, yaitu benda benda yang wujud   menunjukkan adanya  campur tangan manusia, sampai pada suatu saat merekabrsepakat untuk melaksakana penggalian secara arkeologis, mereka tertantang untuk mengjar artefak artefak yang mereka yakini sebagai benda luar biasa, yang di buat oleh manusia luar biasa, dan sesuatu yang luar biasa pula yang menyebabkan artefak itu berada diperut bumi yang sangat dalam. 

Sampai diketemukannya sejumlah benda artivisialis itu atas hasil penggalian arkeologis, dari artefak artefak itu diketemukan bukti sahih atas keberadaan Kota Irom yang selama ini dianggap oan jempol belaka. bahan ejekan dan mereka sebutkan sebagai karangan cerita dan hanya sesuatu yang memang tak memiliki bukti. Tentu saja temuan terhadap berbagai macam bentuk artefak, sehingga pengingkaran terhadap keberadaan Kota Iram dihentikan. 




Memang apa yang diinformasikan oleh Al Quran adalah sngat singkat sekali seperti yang terdapat salam Surah Al Fajr  6 - 9 itu. seperti dikatakan : (6) Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad? (7). (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, (8). yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain, (9). dan (terhadap) kaum ¤amud yang memotong batu-batu besar di lembah (10).dan (terhadap) Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar. 

Memang apa yang diinformasikan oleh Al Quran tentang itu sangatlah singkat, tetapi itu bukan hambatan ummat Islam untuk mengimaniny. Bukankah ketika kita menyusun karya ilmuah ketika kita diberikan judul singkat ,   ternyata kita memiliki kesempatan untuk bicara lebih luas, bisa menghidupkan imajinasi sehingga informasi informasi singkat itu bisa menjadi premis premis yang sangat mewah  untuk mencapai konklusi meyakini keimanan seseorang.  

Yang harus kita ambil pelajaran dari hancur dan hilangnya   Kota Irom melalui sebuah malapetaka.  Allah menurunkan malapetaka karena akibat dan sikap dan prilaku manusia karena serakah dan ingin menambah kekuasaannya. Malapeta itu akan turun manakala ada keepakatan kesepakatan yang akan menyusahkan rakyat  kecil dan rakyat miskin yang memang kesehariannya sudh susah dan  sengsara. Bila ada kesepakatan yang membuat susah orang miskin, maka turunlah malapetaka. Bardasarkan itu maka tugas kita semua adalah untu menguji apakah  telah pernah muncul kesepakatan itu, lalu kesepakatan apadi kelas dunia, sehingga  malapetaka yang kita hadapi sekarang adalah  persekongkolan kelas dunia itu. Itulah barangkali hubungan antara momentum Kota Irom dengan usaha  memahami sulitnya mengusir pandemi 19 ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar