DALA MASA PANDEMI 19 oleh kawan kawan saya lebih banyak terseret membicarakannya pandemi 19 ke sisi politik, karena ternyata justeru seolah yang paling berkepentingan sepertinya dunia politik selain ekonomi, dua dunia itu sangat berpotensi akan mendorong terjadi kehancuran, atau kerugian, tetapi hal tersebut memang tidak mudah untuk dipahami, kita seerti mengalami kekurangan literasi, selain memang kebiasaan dan kemampuan membaca lemah dan ini berimbas terhadap kemampuan memproduksi tulisan. Semula kita sangat terlindungi oleh kekuasaan, tetapi justeru belakangan kita semakin menyadari bhwa kekuasaan itu adalah peperangan dan persaingan yang tak kunjung selesai, pada saat itu maka kesejateraan dan kenyamanan masyarakat itu mulai trabaikan, dan ini sangat dirasakan manakala Pilkada, Pemilihan nggota Legislatip dan Pilpres selesai. Mereka akan melanjutkan aktivitas perang perangan lagi.
Kelangkaan literasi dalam dunia yang didalami ileh PS ini membuat semua jangankan mereta pihak lain eksternal pasti akan mengalami kesulitan, kita yang ada di lingkup internal saja tidak gampang, jangankan menguasainya, untuk memahaminya saja kita butuh pendampingan yang ketat, karena ternyata ilmu PS hanya bisa dikembangkan dengan kunci yang ketat, yaitu hubungan silaturrahmi antara murid dan guru serta hubungan silaturrahmi anatara senior dan unior. Silakan melakukan riset mandiri secara pribadi bagaimana nasib perkembangan ilmu PS di tangan para senior dan anggota lainnya yang yang tak berupaya atau gagal membina hubungan baik dengan Guru Besar dan juga dengan para seniornya. Berdasarkan pengamatan ringan saya mereka umumnya akan sulit mendapatkan kemulyaan dengan ilmu PS. Itu poin yang harus kita pegang secara kokoh.
Saya ingin memanfaatkan situasi hari ini kita merayakan Idul Adga atau Idul Qurban. Salah satu intisari dalam Idul Qurban ini ini adalah bahwa untuk mengukur apakah seseorang itu telah benar benar mencintai Allah, maka caranya mudah sekali apakah kita telah mencintai manusia, mereka manusia dan kita manusia, mereka diciptakan oleh Allah dan kita juga diciptakan oleh Allah, mereka akan kembali kepada Allah dan kita juga akan kembali kepada Allah. Salah satu media pelatihannya adalah penyembelihan Qurban di hari Raya Adha ini. Sebelihlah hewaqn Qurban dan kita senang manakala orang orang akan gembira dengan penerimaan hewan Qurban itu. Lalau sedalam apakah kegembiraan kita itu, maka sesungguhnya kita memiliki kemampuan untuk mengikurnya.
Berkaca kepada keikhlasan dan kegembiraan kita dalam berkurban atau menyebelih Qurban, maka kita harus bersedia mengukur sebenarnya apah kita memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan Guru, apakah kita berhasil membina hubujngan baik dengan para senior kita senior kita, mereka kawan guru, mereka sahabat guru dan seterusnya. Orang lain tidak akan mampu menilainya, tetapi sesungguhnya kita sendiri yang paling mampu mengukurnya secara jujur dan benar. Oleh karena itu maka sejatinya kita pula yang paling tahu bagaimana cara mengobatinya.
Sungguh ini di luar rencana saya dalam menulis, dalam menulis sesungguhnya kita memiliki ancang ancang bagaimana cara menyajikan ending tulisan ini, tetapi setelah saya mengikuti alur pemikiran dalam tulisan ini ternyata saya tak memiliki kemampuan untuk mendekati ending dalam tulisan ini tentu dikarenakan kita menggunakan variabel yang lebih lebar. Tetapi dengan segala keterpaksaan tentu kita harus berusaha keras mendekati ending tulisan ini.
Ketika saya mencoba menulis Pandemi 19 secara politis tidak akan selesai manakala kita gagal menghapus kecurangan yang kita lakukan dengan sengaja atas persetunuan atau pembiaran antara pebisnis, penguasa dan para intelektual (ulama). Bagaimana menyelesaikan pandemi 19 ini dengan versi Prana Sakti haruslah di mulai dari internal atau pribadi dengan cara gerakan dari trik ptibadi dalam keharusan kita membina hubungan baik kita dengan Guru Besar dan Kita dengan para senior kita.
Tentu kehebatan para senior kita yang ternyata bergerak meredup dan akhirnya hilang, walaupun semula menunjukkan keberhasilannya dalam ilmu PS ini, setelah kita amati kegagalan mereka ternyata mereka akan kehilangan makna sebuah ilmu ketika mereka gagal membina hubungan baik dengan Guru Besat dan juga gagal memelihara dan membangun hubungan baik dengan para senior, itulah makna yang dapat kita serap dari pelaksanaan pemotongan hewan qurban di Idul Adha.
Yang akan sampai kepada Allah bukanlah darah dan daging qurban yang kita sembelih, tetapi yang akan sampai kepada Allah adalah manakala kita menyembelih Qurban maka kita ingin menggembirakan hati orang lain terutama fakir dan miskin dan juga orang orang disekitar tempat kita akan gembira manakala orang lain akan merasa gembira. Karena bukti Cinta Kepad Allah yang paling signivikan adalah rasa cinta kepada manusia. Itu adalah start awal kita dalam upaya untuk bisa memanfaatkan jurus jurus PS untuk mengatasi permasalahan terkait vandemi 19.
Wallohu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar