Selasa, 15 Juni 2021

KAKANDA NASRUN TELAH TIADA, ADAKAH KESEMPATAN ITUPUN LENYAP.

       



INNA LILLAHI wainna Ilaihi Rooji'uu telah meninggal dunia Kanda Nasrun, saya sangat mnaruh hormat  kepada almarhum saya berharap agar beliau ketika meninggal adalah dalam keadaan husnul khotimah, merupakan akhir yang baik. Kalau seandainya dinilai masih kurang baik maka saya mementa kepada Allah agar diampuni segala dosa dosanya, tetapi jika masih juga belum mencukupi saya berdoa lagi  agar semua amal kebajikan beliau dilipatgandakan ganjarannya, dan dilipatgandakan lagi, lagi dan lagi   Ya Allah, sehingga timbangan amalnya mencukupi  dan almarhum, disatukan dengan kumpulan orang orang mulia di syurga. Aamiin aamiin ya Robbul 'aalamiin. 


Dengan meninggalnya beliau maka sempurna lah saya telah menyia nyiakan sebuah kesempatan, pada saat itu ucapan beliau dan gagasan beliau sangat dihargai di FMAL sebuah lembaga adat buatan tetapi manfaatnya sangat tidak kalah, walaupun masih tergantung pengelolaannya, karena pendiriannya juga ternyata didukung oleh Pemerintah Daerah.

Beliaulah yang mengusulkan saya masuk ke lembaga itu dan sejatinya saya hepy hepy saja. Karena sebelumnya saya sudah  cukup mengenal tentang kecintaan beliau kepada Bahasa Lampung dan untuk itu beliau sepertinya telah memiliki sederet kata kata bermakna dari berbagai komunitas pendukung dan pengguna bahasa Lampung, Beliau demikian terampil mennjelaskan demikian luasnya makna ungkapan bahasa Lampung yang penuh makna dengan bahasa yang mudah dicerna. Saya teringat dengan sebuah buku hasil Penulisan Proyek Inventarisasi Budaya Daerah Lampung terkait kata lata bermakna Lampung yang dikumpulkan dari semua komunmitas pendukung dan pengguna Bahasa Lampung. Saya lupa siapa siapa saja Tim Penyusunnya, tetapi jika nama nama yang tercantum sebagai Tim Penulis Proyek tersebut adalah Hilman Hadikusuma, Rizani Puspawijaya, Razi Arifin, Syamsuddin dan banyak lagi yang lainnya. 


Saya menilai ada kecocokan saya dengan konsentrasi yang ditekuni oleh Almarhum Kanda Nasrun dalam melakukan studi dan research pribadi belia tentang hal itu. Beda dengan saya, saya hanya peneliti amatiran saja, lalu diperhalus oleh Bapak Budi Hutasuhud dari Lampos sebagai Peneliti Bebas Karyawan Kanwil Depdikbud, dan tulisan saya sempat beberapa kali menghiasi lembaran opini Lampos. Tentu tidak banyak yang sempat dimual Lampos pada saat itu, kata Budi Hutasuhud bahwa setiap kali Lampos memuat tulisan anda maka berarti  itu telah menyingkirkan puluhan tulisan lainnya. Kata Budi pada saat itu konsentrasi di Lampos. 

Saya menulis tentang Falsafah Piil Pesenggiri, ini bermula dari ketika dilaksanakan acara Dialog Kebudayaan Daeah Lampung, ternyata gagal menutup acara tersebut secara ellegan. Pada saat itu ada yang maju dan berbicara terlalu bersemangat memujikan Adat Istiadat Lampung, terlalu bersemangat dalam bicara sehingga lupa bahwa audien pendukung dan penglaku budaya Lampung terdiri dari dua kelompok yaitu Pesisir Saibatin dan Pepadun, keduanya selain banyak persamaan persamaan, tetapi ada diantaranya perbedaan perbedaan, Jika ada di satu pihak mungkin tak ada dihak laen. Jika lazim di satu kelompok, kurang di lazimkan dipihak laiinya. Ketika itu disampaikan sebagai pujian dan terlalu bersenabgat maka tak dapat dihindari adanya kekecewaan dalam melontarkan penilayan. Konten pembicaraan pada saat itu adalah Piil Pesenggiri, 

Pada sebuah pertemuan kecil,  Pak Kabid kami bertanya  " Ada gak ya cara menjelaskan Piil Pesenggiri yang tidak mengundang perdebatan ?" Ada pak jawab saya, semua terkejut dan sontak menengok kepada saya termasuk Kabis Kami. Saya menjadi kurang pede, jangan jangan pertanayaan itu ditujukan ke orang tertentu dan kecuali saya. Tapi saya menjadi gembisa karena saya dipercayai untuk nenpersiapkan bahan menjelaskan Falsafah Piil Pesenggiri sambil memperkecil adanya kontroversi ketika membicarakan Piil Pesenggiri.

 

Kanda Nasrun saya nilai sebagai orang yang tepat untuk diajak membicarakan masalah kekayaan falsafah dalam ungkapan ungkapan yang populer dalam bahasa Lampung, sesungguhnya beliau sangat terampil dan pastinya beliau sudah lama memberikan perhatian serius dalam masalah ini, untuk itu biasanya dibutuhkan orang atau pihak yang memiliki kemampuan yang seimbang atau bahkan lebih sehingga memiliki peluang yang luas untuk menggali pengetahuan yang sangat filosofi itu. Karena pembahasan bahasa tingkat tinggi praktisnya adalah membahas filsafat. Dan dunia filsafat semakin dibahas akan semakin jelas kedalaman dan keluasannya. Walaupun filsafat itu sejatinya tidak pernah anti   terhadap pertentangan dan perbedaan lainnya. Premis premis yang terkumpul dalam menemukan sebuah konklusi yang akan mempermudah setiap seseorang yang akan mendapatkan tuntunan berfikir secara konsisten. 

Seorang sahabat yang pernah menduduki jabatan sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Rd. Intan memberikan acungan jempol kepada saya sambil ceritera bahwa beliau pernah menampilkan tulisan ringan ketika Kuliah mengambil S3 di Fakultas Filsafat Gajahmada. Beliau mengatakn sejumlah kawan kawan sesama mahasiwa yang ikut membahas makalah itu dan bahkan dosen ikut memberikan pujian terhadap konsistensi Falsafah Piil Pesenggiri. Lalu sahabat tadi menganjurkan agar Falsafah Piil Pesenggiri itu agar dibahas dari berbagai aspeknya, agar bisa menjadi panutan bersama. 

Di situlah penyesalan saya, sebenarnya Bang Nasrun memiliki perhatian yang smhat dibutuhkanuntuk lebih memahamiPiil Pesenggiri karen Bang Nasrun memiliki perhatian khusus terhadap ungkapan ungkapan bahasa atau pernyataan pendek dalam obrolan obrolan keseharian dengan berbahasa Lampung, tetapi beliau bisa bicara panjang lebar tentang kedalamana ungkapan itu, baik dalam bahasa kelompok pesisir maun pepadun. Beliau selalu berpikir secara positip sehingga beliau memiliki kemampuan  berdialog panjang, saling mengisi,  dan sikap seperti ini sesungguhnya sanga dibutuhkan dalam mengembangkan dan mendalami falsafah Piil Pesenggiri. 

Mereka yang dari luar menilai bahwa falsafah Piil Pesenggiri adalah falsafah yang konsiten, oleh kaenanya kita harus memiliki kesediaan untuk menguji bersama dan sekali mendalami pemikiran seperti apa yang dimiliki Piil Pesenggiri sehingga banyak orang lain yang memujinya itu, Dan sesungguhnya keahlian almarhum dalam memahami sejumlah kata bermakana adalah merupakan sosok yang sangat tepat untuk dimintai kesempatan luang waktunya. Tetapi sayang beliau kiti telah tiada.  Saya sangat menyesal tak mampu memanfaatkannya, kini hanya doa yang bisa ku kirimkan untukKakanda. Tetapi saya yakin nanti akan bermunculan pihak pihak pihak yang juga mampu menggantikannya. semoga.....   

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar