PADAHAL PINTU GERBANG TERBUKA LUAS, YAITU AL QURAN
KEMAREN SORE datang Sdr Ishak Saleh, Ketua Prana Sakti Lampung, datang ke rumah. Saya baru saja pulang dari Masjid melaksanakan sholat Ashar dan memang saya pulang lebih awal dari jama'ah lainnya karena saya terasa kurang sehat sudah tiga hari ini saya sering bersin bersin bahkan batuk dan suara saya sedikit agak bindeng menunjukkn saya sedang kurang sehat. Saya memang sengaja datang agak akhir dan saya ambil posisi di shof belakang. Dan pulang lebh awal, Jalanan macet, kata kata Sdr. Ishak, saya terlambat ke masjid, saya mohon izin numpang sholat disini, kata Pak Isha, terburu buru.
Kedatangan Ishaq bersama isteri dan dua orang anaknya, terbilang sering mereka datang ke rumah tetapi kali ini nampaknya kedatangan beliau bersama keluarga menjadi sangat istimwa di mata kmi sekeluarga, karena beliam membawakan untuk saha dan keluarga beberapa botol minuman obt racikan beliau sendiri. Kata beliau racikn ini sudah diujicobakan kepada beberapa orang termasuk diantaranya adalah anggota PS, katanya. Tentu saja racikan beliau langsung saya minum, saya diam diam terkejut karena dua puluhan menit kemudian saya berkeringat, tetapi saya tidak mnanyakan kepada beliau, karena beliau keburu membicarakan yang lain, yang nampaknya ini sudah lama menjadi keinginn beliau untuk membicarakannya.
Apa kata Pak Ishak di sore itu kepada saya, Pak ... kita di PS ini butuh ulama, katanya dengan terbata bata, sepertinya Dia ingin memperbaiki redaksi dan diksi yang Dia gunakan, seperti khawatir dianggap sok tahu, dan saya mengenal bahwa yang bersangkutan selalu menghindari agar tak meninggalkan kesan over dan berlebihan ketika membicarakan sesuatu terkait ilmu ke PS-an
Saya mencoba menyusun kalimat kalimat dari penuturan beliau sehingga menjadi pesan yang utuh dalam konteks Prana Sakti, karena dalam PS itu ada tingkatan tingkatan, tetapi tingkatan tingkatan itu ternyata tidak selalu setara secara sigivikan. Masih banyak makna tingkatan itu yang harus dipahami secra lebih cermat, sehingga makna ketinggian tingkatan itu bisa difahami secara pas.
Ada anggota yang tinggi tingkatannya tetapi kurang aktif latihan bersama, walaupun juga sebenarnya ada alasan yang menyebabkannya. Ada juga yang relatif rendah ju rusnya tetapi sejak semula aktif memanfaatkan jurus baik untuk membantu kepentingan sendiri ataupun orang lain, tetapi sayangnya dia mendapatkan kesulitan unruk menceriterakan berbagai pengalaman yang di alaminya terkait jurus, Ada juga anggota yang sebenarnya banyak pengalamannya tetapi tak suka berkomunikasi dan bahkan tak memiliki aarana untuk berkomunikasi. dan Pak Ishak menegaskan bahwa rata rata kita Pengetahuan Agama kita rendah,
Intipembcaraan dengan Bpak Ishak adalah bahwa di lingkungan PS Lampung sudah banyak anggota yang mengampu jurus yang tinggi, sudah berblang jumlah mereka yang memahamiagama, karena pendidikan resmi yang berhasil diselesaikan, dan sudah banyak anggota PS yang memiliki kemampuan memanfaatkan jurus jurusnya untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi atau dihadapi orang lin. Tetapi masing masing nampaknya merasa kesulitan untuk menceriterakan sesuatu terkait ap yang dilakukannya dan apa yang diketahuinya kepada sesama anggota atau orang lain.
Dalam pembicaraan yang sangat singkat itu saya berusaha untuk menyimpulkan bahwa sesungguhnya para anggota yang sejatinya memiliki berbagai kelebihan atau modal tetapi sekarang ini tak mampu untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para anggota PS baik untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pribadi masing masing apatah lagi kepentingan mengatasi kebtuhan dan permasalahan orang lain. Padahal sesungguhnya Prana Sakti ini oleh Bang Asfan selaku pendirinya, di dengung dengungkan sebagai lembga dakwah, tepatnya dakwah bilhal, action, untuk melncarkan dan mempermudah ummat dalam memahami Islam smbil melepaskan diri dari segala permasalahan yang dihadapi.
Berbagai hal yang harus kita pesiapkan sambil melangkah, karena manakala kita ingin mengembangkan dan memfungsikan Ilmu Prana Sakti ini, maka mau tidak mau harus melalui pintu gerbangnya, yaitu Al Quran, jika tidak maka bukan hanya tak berhasil, tampa Al Quran kita akan tersesat. Diskusi bersama Bapak Ishak, kami akhiri.
Wallohu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar