Oleh Fachruddin
Dalam proses itulah nantinya seseorang akan dihantar oleh jurus jurus PS untuk bisa beralih dari posisi yang mitis yang bisa beralih ke ontologis (siap tahu) dalam rangka secepatnya seseorang bisa naik ke fungsional. Tentu adalah erjalanan panjang manakala seseorang menapaki jurus jurus PS ini bisa mrncapai fungsional, Pada saat itu bukan hanya sekedar siap tahu tetapi benar benar mampu melaksanakan funghsi fungsi jurus itu.
Jurus jurus PS itu secara formal memang terdiri dari Kasaran 10 jurus, Halusan, Tikahan, Mahdi, Syahbandar dan Payung Rasul. Jusur Kasaran itu jurus dasar PS. di mana semua tingkatan itu akan terkait dengan jurus kasaran itu, karena jurus jurus yang lebih tinggi merupakan gabungan gabungan dari jurus jurus itu. Di mana masing masing masing gabungan jurus itu akan menghasilkan peruntukan peruntukan tertentu, dan ketinggian jurus akan membantu para anggota memiliki wawawasan dalam pejelajahan lingkup jangkawan jurus jurus itu, yang bisa ditempuh dengan cara kenaikan jurus.
Kenaikan jurus secara formal administratif ditandai dengan kemahiran dan kesempurnaan melakukan jurus setelah seringkalinya melakukan pengulangan dalam berkatih jurus sehingga secara fisik anggota bersagkutan dapat melaksanakan jurus itu secara sesempurna mungkin. Memang ada tiga aspek jurus yang diajarkan Prana Sakti kepada bara anggotanya (1) gerak dan jurus, (2) olah dan sitem pernafasan (3) aqidah dan kaidah yang sepenuhnya mengacu kepada ajaran Islam.
Menurut pengamatan saya termasuk jarang bisa ditemukan seorang anggota yang menguasai segala aspek dari Prana Sakti. Dan itu merupakan kesulitan tersendiri bagi kita untuk memilih agar seseorang bisa dipilih sebagai vocal point PS. Syaratnya selain memiliki kemampuan menjelaskan dari ketiga aspek pokok itu maka dia juga bisa berkomunikasi dengan baik, atau setiap saat bisa dicari tulisannya, yang juga meliputi ketiga aspek pokok yang sering saya katan variabel dam meneliti dan mempelajari PS, tulisan dia adalah sekumpulan tulisan yang memiliki potensi dalam menjawab berbagai pertanyaan bagi anggota dan bagi mereka yang sedang meneliti tentang PS.
Maka gambaran yang ada sama kita adalah demikian sulit dan beratnya untuk memenuhi persyaratan menjadi seseorang itu mencapai kepantasan untuk menjadi seorang vocalpoint PS. Dibutuhkan sederet buku buku literatur yang telkah dibacanya, atau setidaknya diketahui isinya, mungkin pernah membaca timbangan resensi buku itu, atau sangat mengenal karakter sipenulis dari beberapa buah buku yang pernah ditulisnya sehingga bisa dengan mudah dia mencari pokok Masalah dalam buku itu, apalagi buku itu mencantumkan serentetan daftar istilah.
Sebagaimana kita ketahui bila seseorang akan mendaftar masuk sebuah Proram S3 di suatu Perguruan Tinggi, maka disarankan untuk merencanakan Sebuah Judul Disertasi, dan untuk menulis/ meneliti dengan judul Disertasi itu, yang bersangkutan harus melengkapi daftar literatur bacaan yang akan digunkan sebagai modal awal dalam menulis dan meneliti. Semakin terkenal Fakultas dan PT yang bersangkutan maka semakin banyak daftar literatur yang dicantumkan. Yang kontennya sangat mendukung dan terkaiot dengan judul yang akan diteliti. Dan biasanya 30% dari daftar literatur itu adalah bahasa asing. Dan dari daftrar buku itu di PT tertentu dibatasi hanya buku buku yang diterbitkan paling lama dua puluh tahun lalu atau lebih cepat, dan juga si penulis buku harus bergelar S3 / doktor. atau setingkat.
Pengurus harus merumuskan kreteria sebagai vocalpoint PS, tetau harus dengan mempertimbangkan tingkat kemajuan yang harus dicapai PS dan para atau seorang vocalpoint dalam PS. Jang diberat beratkan, tetapi jangan sengaja di ringan ringankan. Ambil contoh gelar Gus atau Den Bagus di Pesantren, Yang diberikan gelar Gus itu adalah seorang Santri yang telah melalui pengujian panjang, biasanya seorang ustad mengajukan pertanyaan kepada para santri akan konten ayat, atau konten hadits, kadang kadang pura pura lupa dan siapa yang palimh sering membantu mengingatkan adalah calon atau santri yang mendapatkan gelar Gus tadi, Tetapi tentu saja antara Pondok Pesantren yang lazim memilih Gus dengan Prana Sakti butuh Vocalpoint adalah dibedakan oleh bagbai aspek yang membedakannya.
Ini sebuah pemikiran yang juga belum tentu sepenuhnya benar.
Wallohu a'lam bishowab.
Catatan Kaki (catatan kaki ini kami rencanakan akan dilengkapi)
1. Fachruddin, Anggota Prana Sakti Tinggal di Lampung, masuk ke Prana Sakti via Cabang Lampung tahun dalam usia yang tidak muda lagi, serta kondisi yang terbilang tidak selalu prima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar