BEGITU JUGA POLISI.
WALAUPUN HANYA SEKEDAR TEST SUARA SIRINE, tetapi ini jangan sampai ierjadi karena pasti akan menakutkan dan membuat ciut masyarakat apalagi test sirine di depan Sekretariat FPI yang sebelumnya sudah ada ancaman dari Pangdam kepada FPI akan dibubarkan. Maka sangatlah beralasan untuk beramai ramai merasa takut kepada TNI. Rasa takutnya masyarakat kepada TNI dipastikan akan menghambat membangun sikap Jiwa masyarakat luas. Apala gi nerrabad abad Bangsa Indonesia merasa takuit kepada penjajah. Dan sudah puluhan tahun kita mengobati jiwa masyarakat sebagai akibat dari rasa takut itu belum juga berhasil, walaupun penjajah sudah 70-an meninggalkan Indonesia. Tetapi bila masyarakat takut kepoada TNI maka dipastikan TNI akan tetap berada di Indonesia, sehingga rasa katut itu pasti akan berlanjut selama berabad abad, dan itu kelugian besar bagi Bangsa.
Apa yang dilakukan oleh Orde Lama dan Orde Baru memanfaatkan TNI untuk menekat mereka yang berseberangan secara politiuk kepada Penguasa, jangan sampai berulang di era sekarang. Sewaktu saya kecil dahulu, manakala melihat ada baju seragam polisi atau tentara tergantung di jemuran, atauy melihat ada sepatu polisi atau tentara tergeletak di di depan pintu sebuah rumah, maka ingin sekali rasanbya segera berlalu dari situ. Karena memang orang tua kami dahulu selalu mengancam kami ' awas ada polisi, awas ada tentara, nanti kamu ditembak ' abcanman seperti itu ancaman seperti digunakan oleh orang tua kami jika kami mulai nakal dan memaksakan keinginan kami kepada orang tua. Rasa takut itu m,emang ditanamkan oleh para orang tua kepada anak anak seusia kami.
Jumlah poliusi dan tentara de Kecamatan Kami hanya beberapa orang saja. Tetapi rasa takut kami kepada tentara dan polisi seperti satu lapangan bola kaki rasanya. Tidak analisa yang tajam dari saya, saya saya ingin menceriterakan pada generasi seusia saya, saya sekarang berusia 65 tahun. Ingin saya katakan bahwa ketika kami masih kecil Polisi dan Tentara memang sebagai alat orang tua kami menakut nakuti kami ketika masih anak anak.
Jika sekarang TNI bisa dijadikan alat untuk menakut nakuti ulama dan ummat yang dipimpinnya, maka berarti mereka nanti selain akan salah menilai keberadaan TNI dan Polri, dan lebih parajh lagi, mereka akan salah menilai keberadaan TNI dan Polri. Munghkin mereka juga akan lebih bodoh dari kami. Kami menjadi salah menilai TNI dan Polri, karena orang tua kami menakut nakuti kami dengan Polisi dan Tentara Siapa yang ingin memiliki ulama yang lebih bodoh dari ummat yang dipimpinnya. Mereka yang menginginkan ulama menjadi bodoh serta penakut, dan mulutnya diam terkunci ?, yaitu mereka yang tak ikhlas Indonesia menjadi Negara yang kuat. Saya menganjurkan kepada TNI dan juga Polri untuk memanfaatkan waktu sedikit untuk merenung lebih dalam. Sebelum masuk ke era penyesalan yang tak berguna.
Karena Penguasa sekarang dibatasi lima tahun atau maksimal sepuluh tahun. Dan pejabatpun akan berganti. Dahulu Presiden Soeharti berkuasa hingga 30 tahun hingga ada kesempatan untuk memperbaiki diri, tetapi jika dibatasi sepuluih tahun, maka akan ada ketegangan antara mereka yang digantikan dengan yang menggantikan. Ketegangan antara Penguasa dan mantan Penguasa akan berakibat buruk bagi masayarakat secara keseluruhan. Oleh karenanya harapan Saya TNI jangan mau di dimanfaatkan untuk kepentingan politk, demikian juga polisi. Jadilah sebagai alat Negara, Patuhlah kepada Pemerintah selagi Pemerimtah patuh kepada peraturan, dan bekerja untuk rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar