' JANGAN IKUTU KEINGINAN PEMECAHBELAH
DALAM ISLAM memang didapatkan dua metode resmi dalam menetapkan watu yang syah dalam pelaksanaan Sholat Idul Fitri maupun Idul Adha, methode pertama dengan melaksanaan Rukyatul Hilal, yaitu beruisaha melihat kemunculan bulan pada momen beberapa detik disisa sinar saat terbenanamnya matahari, dan yang kedua metode Perhitungan. Memang ada kesulitan untuk menggunakan rukyah dalam kondisi Indonesia tidak seperti di Wilayah Arab Saudi yang terdapat banyak gunung gunung batu, sehingga rukyatul hilal lebih mudalaksakannya, tetapi kesepakatanpun sangat mudah dan jelas, bila tak berhasil melihat hill maka puasa akan di ditambahkan sehari lagi dan tak perlu melaksanakan peneropongan ulang,
Sedang dengan sisteh hiosb hakiki maka penghitungan Hisab Hakiki tidak akan terjadi kesulitan untuk melakukan Penghiutungan tampa habatan cuaca, Kita di Indonesia banyak juga yang telah mentradisikan sister perhitungan ini, dan
umumnya terjadi persamaan waktu hisab hakiki dan rukyatul hilal, dan memang sudah disadari setidaknya sekali dalam beberapa tahun kita akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan rukyah karena memang di Indonesia ini selain banyak tanam tumbuh serta banyak sekali didapatkan lampu lampu pijar di atas bukit atal lembah milik suwasta ataupun Pemerintah untuk kepentingan produksi ataupun kepentingan lainnya. sehingga rukyah benar benar sangat sulit dilkaksanakan karena selain terlampau singkatnya peluang melihat hilal atapun banyak sunar sinar serta tanam tumbuh yang membuat kita sulit memahami sinar apa itu sebenarnya, dan dalam kesingkatan waktu itu membuat tak seorangpun sanggup menjadi saksi dalam melihat hilal. Oada saat yang demikian itu maka bersiaplah kita untuk terjadi dualisme.
Manakala terjadi dualisme selama ini maka seandaiterjadi dualisme maka Pemerintah sudah lama cenderung menganut apa yang mampu dilaksanakan sistem Ru'yah. Sehingga dalam siutuasi sekarang umpamanya maka sistem Hisab Hakiki telah menetapkan bahwa 1 Sawwal telah ditetapkan jatuh pada Jum'at 21 April 2023, sedang bagi yang menganut sistem
Hisab Hakiki maka 1 Sawal jatuh pada hari Sabtu 22 April 2023. Dan Pwemeritah memang sudah tradisi lebih menganut ke Ru'yatul Hilal sehingga bila Kamis Sore gagal melihat Hisab maka 1 Sawwal jatuh pada Hari Sabtu sedang Kamis berpuasa seperti biasa.
Selama ini Muhammadiyah lebih memilih sistem Hisab Hakkiki, tetapi sayang sekali tidak seperti sebelum sebelumnya, maka pada tahun ini Ada Pemeritah Daerah yang melarang Warga Muhammadiyah menggunakan lokasi milik Pemeritah jika melaksanakan Sholat Ied pada Jum,at 21 April 2023'
Tugas kita adalah mencerdaskan putra putri kita agar mereka jangan terjebak menjadi orang awam sepanjang masa, mereka harus mengenal dengan akrab sesuatu yang seperti seolah tak bisa disatukan itu buisa jadi setelah mereka akrab dan sangat mengenal dua sistem dalam menetapkan satu sawal itu justeru dengan mengenal keduanya nanti generasi mereka sangat mudah untuk mencari dan menemukan kelemahan masing masing. Nampaknya Allah sengaja menggiring agar generasi yang akan dtang selalu memiliki perhitungan dan cara mengji untuk menetapkan sesuatu di mana sistemny memang sudah akrab di mata mereka
Ini sikap baru sepertinya yang akan ditempuh Pemerintah, tetapi tidak dimulai dari Keputusan Pemerintah Pusat, tetapi sikap ini diambil oleh Pemerintah daerah, itupun baru terbatas oleh Pemerintah daerah tertentu saja. Kita berharap generasi kita yang akan datang bisa lebih cerdas dan akrab dengan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi, tetapi hendaknya dalam waktu bersamaan pada generasi mereka lebih memiliki rasa kebersamaan dan persiapan untuk toleransi dengan semangat ukhuwah yang jauh lebih tinggi. Kita tunggu saja perkembangannya. Wallohu a'lam bishowab.
👍
BalasHapus