'
SAYA TAK MILIKI KEDEKATAN DENGAN ANAS SELAIN KAMI SAMA BERNAH DI HMI
WA;LAUPUN SAMA SAMA DI HMI saya terbilang jarang jumpa Tokoh Tokoh aktivis HMI karena saya terbilang jarang mengikuti kegiatan kegiatan Tingkat Nasional, tetapi hati saya memiliki rasa kedekatan bila dikatakan atau saya sempat membaca adanya tokoh atau seseorang yang pernah ahtif dio HMI, wajar saja biula memiliki iakatan emodional dengan berbagai Tokoh HMI hatta seumur hiduppun belum memiliki kesempatan untuk nerjumpa. Tetapi sekaligus ini sebagai bukti keberhasilan bahwa Sistem Pengkadern HMI sedikit banyaknya adalah sangat mempengaruhi kami kami sebagai peserta dalam penghaderan itu, walaupun kami tidak berada dalam posisi arganisasi politik yang sama, perlu saya katakan bahwa kelainan wadah kami dalam beraktivitas dan kecenderungan dalam berpolitik sesungguhnya tidaklah terlalu membuat kami harus berbeda, dan memang secara kebetulan dalam berorganisasi untuk menyalurkan aspirasi berpolitik kami tidak sewadah dan organisasi itu tidaklah membuat hubungan kami menjadi porak poranda.
Sebagai mana kita ketahui walaupun sudah sekian tahun berlalu dan sekian banyal ganti berganti memimpin kita ternyata menurut berbagai analisa yang masih menyimpt keterpcayaan masyarakat, Semngat Orde Baru yang katanya berhasil menyingkirkan PKI tetapi ternyata setelah sekiat tahun berlalu ada yang mengatakan bahwa justeru pada saat ini atau setidaknya Hasiul Penelitian dan Pengamatan dari Alfian Tanjung selama bertahun tahun dengan sega;a resiko yang harus ditanggung olehnya bersama keluarga, dikatakan Anak Keturunan PKI banyak yang menduduki posisi penting, masih banyak terdapat Semangat Orfe Baru yang selalu siap kompromi, Kelompok Oligarki dan tentu dsaja yang akan Selalu Datang Tampa Diundang adalah Kelompok yang nampaknya memang sengaja Mencari Keuntungan dan tentu saja Kelompoj yang jumlahnya sangat sedikit adalah mereka konsisten dengan perjuangan.
Sebagai seseorang Yang pernah di Kader di HMI saya ingin sekali menyarankan kepada Anas Urbaningrum untuk memaafkan saja Bapak SBY karena pada saat ini Bangsa Indonesia masih dikepung oleh orang orang yang berkepentingan yang sekaligus memiliki Uang Banyak da sekaligus memanfaatkan uang yang dimiliki untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi dan terkait dengan itu banyak sekali orang yang menghamba kepada mereka
Kalaupun saya ingin menyampaikan pendapat terkat apa yang saya sarankan kepada Anas, dan apalagi sayapun tak memiliki nyali untuk menyampaikan tulisan ini kepada Anas, biarkan tulisan ini saya baca sendiri atau dibaca oleh seseorang yang tal sengaja membacamya. Dan juga walaupun ada simpati saya kepada Anas Urbaningrum tetapi sedikitpyn saya tak memiliki rasa permusuhan kepada SBY dan Portai Politik yang didirikannya dan diKetuainya itu. Saya hanya ingin menyampaikan sebuah saran ringan kepada Anas, saran yang tidak sempat saya pertimbangjkan secara politik ataupun ilmiah dan netral. Saya tidak netral jian menganut agama Islam diamggap tidak netral.
Saya ingin menyamoaikan saran kepada Anas agar memaafkan SBY sekaliupun SBY telah menyiksanya selama delapan tahun. Waktu yang cukup lama. Tetapi saya igin Anas tidak menghabiskan Waktu dan Pikirannya untuk membuka Front dengan SBY yang nantinya akan melibatkan UHY dan Ibas serta para pendukung SBY lainnya.
Saya sangat terinspirasi oleh beberapoa nama yang disebut sebut sebagai Politisi Yang telah disiksa Habis Habisan secara jahaat dan munafik oleh musuh politiknya yang memegang Tampuk Pemerintahan dan Kekuasaan. Saya Bangga sekali dengan nama nama itu. Mereka telah memaafkan orang orang yang memiliki kekuasaan dan memanfaatkankekuasaan itu uyntuk menyiksa orang orang yang tidak disukainya untuk krprntingan politik semata. Katakallah Bagaimana Hamka yang disiksa di Zaman Orla dengan siksaan yang demikian berat dan tak berprikemanusiaan, sehingga Ulama yang sangat populer ini dikpaksa puasa minim ketika menghuni penjara, sehingga harus meminum air yang tak pantas diminum oleh manusia normal.
Saya sendiri ragu apakah jika siksaan itu tiba pada diri saya, lalu sangupkan saya memaafkannya. Saya sendiri sangat meragukannya. Tetapi saya ingin memiliki sahabat atau setidaknya orang yang saya kenal secara sepihak itu yang saya akan ikut membanggakannya karena Dia pernah memaafkan Penguasa yang telah puas menyiksanya itu. Terlebih kepada orang yang telah meninggal dunia, kita akan lebih lega memaafkannya, Bisa saja justeru terjadi orang orang yang telah puas menyiklsa orang lain dan kembali merasa perlu menyiksa ulang secara lebih dahsyat untuk menutupi kecurangan yang pertama atau lebih awal.
Boleh jadi kita merujuk kepada Gus Dur yang memaafkan musuh politiknya, beliau menganggap permusuhan dalam politik bukanlah musuh yang sebenarnya, demikian kata Gus Dur yang sempat memimpin NU dan hingga kini tetapo diagung adungkan para pndekung dan simpatisannya itu. Kata Gur Dur yang pantas bermusuhan dengan beliau adalah Aoeharto, tetapi itu tidak terjadi karena sampai pada saat Hari Raya terakhir keduanya tetap berjumpa dan pada pertemuan itu Soeharto mengatakan beliau ingin sekali bicara bicara dengan Gus Dur tetapi kata beliau, beliau banyak lupa, walaupun tak melupakan Gus Dur.
Silakan Saudaraku Anas Urbaningrum teladani orang orang pemaaf yang yang menjadi Kekayaan Bangsa Indonesia itu, sekalipun tetap saja ada saja pihak uamh akan mencerca kita sekalipun kita sudah berkal;ang tanah, mungkin itu masalah politik, yang oleh Gus Dur dianggap bukan masalah yang sebenarnya. Karena kitang sejatinya bukan hanya sedang bertengkar maslahpOlitik tetapi ada pihak pihak yang ingin mencari Kekuasaan dan Kekayaan di Indonesia ini, tetapi lebihy bayak lagi mereka yang sekedar mendompleng. Ini yang harus kita bangun untuk menyelamatkan Bangsa Indonesia. Yakin kita akan sampai ..... Wallohu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar