Selasa, 15 Januari 2019

MARS PGAN 6 TH TANJUNGKARANG, bisa diakses dari Afrika sekalipun




SEBELUMNYA SAYA akan memperkenalkan diri saya dan keterkaitan saya dengan Lagu Mars PGA ini. sekedar menggambarkan bahwa saya sejatinya merasa sangat dekat dengan lagu ini. Karena saya adalah siswa PGAN 6 Tahun Tanjungkarang - Lampung. Begitu masuk kami harus mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh para senior kami di Sekolah PGA selama tiga hari, pada saat itu yang sangat menonjol adalah dua orang senior yaitu Azmi Chusairi (alm) tempat tinggal komplek Biniyah Putri Negeri Sakti, sebelumnya beliau adalah Pegawai pada Kanwil Depag Lampung. Yang kedua Ali Nurdin, ketika saya memasuki masa Kuliyah Kerja Nyata (KKN), saya jumpa beliau di Kecamatan Wayjepara Lampung Timur, sebagai Guru SD dan menjadi aktivis Organisasi dan Tokoh Masyarakat di
sana. Saya salut dengan kedua senior ini, cara bicara yang sangat percaya diri, persis layaknya sebagai statuus guru pada saat itu.  Umumnya para senior pada saat itu berprilaku seperti kedua senior tadi, jumlah mereka itu puluhan. Mereka kelas V sementara kami bari kelas I. Pada masa MAPRAS terlampau sedikit bila kami menyanyikan lagu Mars PGA sebanyak 20 kali ulang. Jadi selama tiga hari 60 kli minimal.

Setammat PGA kami berbeda sikap, ada yang sekolah kembali di SPG, ada yang SMA, beberapa orang, ada yang langsung kuliah, kami yang kuliah terbagi dua juga, ada yang kuliah di PT Umum semisal Universitas Lampung, sedangkan saya memilih sikap langsung masuk IAIN, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ttapi memang kita ini hidup nampaknya harus mengikuti arus aliran, sehingga pada saat harus bekerja, maka saya hanya sebentar sekali melakukan profesi sebagai guru, dan saya harus mutasi karena menyesuaikan ijasah S1 di mana saya memilij jurusan Filsafat, yang pada saat itu ijazah itu akan mendapatkan penyesuaian manakala saya ditugaskan secara relevan.

Saya harus mutasi ke lingkungan Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan, karena Aliran Kepercayaan yang semula dibina oleh Departemen Agama dipindahkan ke Pendidikan dan Kebudayaan, sementara Aliran Kepercayaan adalah menjadi salah satu mata kuliah di jurusan Aqidah dan Filsafat. Ya ... aliran Kepercayaan juga memang dipelajari di Fakultas Filsafat. Itu yang menggiring saya harus mutasi ke Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan. Di situ saya menjadi satu satunya staf yang pernah belajar secara formal tentang Kepercayaan.

Tetapi memang hidup ini kadang terbawa arus situasi, jumlah pekerjaan yang harus saya laksanakan selain masalah organisasi Penghayat kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, juga  sya dilibatkan dalam Penelitian Antropologibahkan Permuseuman dan Kepurbakalaan,  yang memaksakan saya untuk belajar secara mandiri.

Tetapi jika lagi untung kesempatan akan datang sendiri di mana saya diminta untuk memberikan mata kuliah Sosiologi dan Antropologi di Fakultas Ushuluddin IAIN karena dosen bersangkutan sedang mengikuti Pendidikan S2 di lain kota. Yang secara diam diam saya manfaat sebaik mungkin, siapa yang menduga disaat saya harus mendalami ilmu tertentu, ternyata pihak yang membayar saya, walaupun tertulis adalah transpor dan honorarium selaku asisten dosen. Dngan bermodalkan itu sayapun akhirnya tenggelam ke tugas sehari hari dan Pengabdian ke Fakultas ushuluddin saya akhiri.

1 komentar: