Sabtu, 12 Januari 2019

MEMASYARAKATKAN MUSEUM SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KEBANGSAAN

JUJUR diakui bahwa masyarakat kita belum menjadi masyarakat yang museum minded, masyarakat di negara maju banyak sekali yang sangat mengutamakan mengunjungi museum dalam kunjugan ke kota atau bahkan negara lain, karena dari museum Ia berharap akan dapat meneriuma informasi yang memadai prihal kota atau negara yang dikunjunginya, itulah sebabnya pihak mMuseumpun berusaha memfasilitasinya. dibanyak museum juga selalu berusaha keras untuk menampilkan informasi via koleksi yang dimiliki hingga penggunaan alat komunikasi yang canggih dan mutakhir sehingga memiliki kemampuan untuk mempermudah pengunjung mengakses berbagai informasi sehingga dengan menunjungi museum itu serasa para pengunjung telah menjelajahi sebagian dari kota  atau wilayah atau negara lain yang dikunjunginya



                               



Pernah suatu kali saya menjadi panitia Penyelenggaraan Pameran bersama itu ternyata   kesempatan satu satunya yang pernah saya alami, yaitu penyelenggaraan Pameran Bersama Museum Se Sumatera di Jambi, pengalaman yang sangat menyenangkan sekali.Ada seorang turis asing nampaknya orang Eropa, berambut pirang dan gonrong, bercelana hawai bersandal membawa ransel lusuh, tak canggung memasuki arena Pameran yang disetting dengan segala keindahan dan kemewahan.

Turis itu sangat tertarik dengan koleksi yang kami pamerkan, tenun kuno, tapis inuh namanya. koleksi itu memang langka, yang nampaknya oleh tim juga dijadikan masterface. Sungguh luar biasa si pengunjung yang satu ini mampu berdiri dalam waktu yang mencapai 20 menitan lebih. Pengunjung itu tak beranjak dri tempatnya berdiri.

Yang membuat saya terperanjat adalah pemandangan ini berbeda dengan apa yang diperlihatkan oleh prilaku pengunjung lokal, yang nampaknya berjalan terburu buru seolah ingin secepatnya berlalu. Mereka tak memiliki kekayaan metafore sejingga imajinasi mereka tak berkembang, entahlah siapa yang slah, merekakah, atau Para Guru atau justeru kami selaku petugas penyusun pameran yang tak bekerja secara maksimal. 

Tentu yang dimaksudkan adalah tenaga edukasi yng harus memaksimalkan Museum sebagai media pedidikan atau pembelajaran, utamanya dalam berbangsa dan bernegara. Jangan biarkan sedemikian banyak koleksi yang seharusnya bisa berceritera banyak lalu bungkam seriubu bahasa. Katakanlah seperti itu bagi kita yang hanya mampu melihat dari kejauhan, yang tentu saja akan berbeda dengan mereka yang memeras otak untuk menjadikan arca arca koleksi museum itu mampu berkisah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar