Sabtu, 19 Januari 2019

REUNI ALUMNI UIN RD INTAN LAMPUNG ERA 80-AN




MENDISKUSIKAN KUBAH EMAS, TOLONG UNDANG Prof. IDZAN FAUTANU


KAMAR TIDURPUN  sesekali harus kita lakukan perubahangunanya untukmenghindari kebosanan  kendati itu satu satunya rumah dan kamar yang kita miliki dan tak terbayangka jika harus pidah, tetapi bisa saja kita akan mngalami kebosanan dan kejenuhan, yang bisa jadi akan berakibat negatif. apalagi sekedar reunian. Jangn sampai kawan kawan merasa bosan, sehingga reuni suatu saat akan dijadikan pilihan kesekian, sehingga mnghadiri reuni hanya akan dihadirinya bila benar benar tak ada lagi pilihan acara yang lain yang harus dihadirinya, barangkali itu yang dimaksudkan oleh Rohaya dalam sebuah komennya di Grup WA. Beliau mengajak segera merencanakan Reuni kembali di Depok Jakarta dan M. Ghofar sebagai tuan rumah, spontan Ghofar menyatakan siap. peluang mencari tema barupun terbuka.

Mungkin di jakarta nanti thema besarnya adalah wisata, karena Kubah Emas berlokasi tak jauh dari kediaman Ghofar. OK. Katakanlah Kubah Emas menjadi sumber inspirasi dan akan dikmbangkan menjadi ikon pembahasan. Dengan alasan kesehatan dan kesibukan saya ada kemungkinan saya tak datang, bukan tak menghargai Ghofar. karena peluang tak tertutup sama sekali, tetapi saya sendiri yang masih pesimis. Jika ikon reuni nanti Kubah Emas, maka saya berpendapat sebisa mungkin  Prof. Idzan Fautanu dimintai sebagai narasumber, beliau adalah alumni Fak. Syariah UIN Rd. Intan. beliau sendiri memang tinggal di Jakarta. Sambil reunian kupas tuntas Kubah Emas dalam berbagai  prospektifnya. Pertemukan beliau dengan Prof. Faisal, yang juga alumni Fakultas yang sama,  sehingga memungkinkan pembahasan  minimal dari dua sisi yang memiliki prospektif yang berbeda.

Dari kedua pembicara ditambah pmbicara spontanitas maka saya memiliki keyakinan kawan kawan akan mendapat kemewahan metafore dari diskusi diskusi kecil tersebut sehingga masing masing kita akan memiliki kemampuan mengembangkan imajinasi masing masing, serta gagasan gagasan baru baru dan yang layak ditrasfer ke generasi millenial. Ambillah peran seperti apa yang kita nyanyikan dalam hymne UIN. UIN hamlah namamu ... Islam dasar Tujuanu ....

Dari kemewahan metafore  yang mereka berikan kepada kita sehingga kita diperkaya dengan imajinasi yang berkembang, yang memungkinkan kita terbang dari satu premis ke premis yang lain serta menikmatinya dengan segala sukacita, lalu kita mampu menmukan kongklusi yang membahagiakan. Atau setidaknya walau hanya dengan satu premis kita mampu mendapatkan sylogisme yang bagi kita betul betul baharu. Saya tak mampu membayangkan kebahagiaan itu. Betapa indahnya reuni dibuatnya.

Ibarat mendengarkan Khutbah Jum'at, berkonsentrasi penuhlah di awal khutbah sampai menemukan benang merah .... setelah diketemukan benang merahnya, .... lalu perkaya diri dengan imajiunasi, serta buatlah metafor yang mewah sehingga sehingga pulang dari reuni kita memiliki kekayaan dan kemewahan gagasan, dan dengan kekayaan serta kemewahan itu kita menjadi orang yang memiliki kemampuan berbagi .... insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar