BERDISKUSILAH KETIKA TAK MAKSIMAL DALAM MEMANFAATKAN JURUS
ANGGOTA PRANA SAKT (PS) memang sejatinya membutuhkan sebuah diskusi, tetapi konten diskusinya sebaiknya utamanya adalah membahas tentang pengalaman ketika memanfaatkan jurus sesuai dengan peruntukannya, baik pada saat mengalami keberhasilan luar biasa bahkan lebih penting lagi ketika mengalami kegagalan, sehingga pelaksanaan jurus harus dirunut untuk menemukan kelemahan dari penggunaan jurus itu. Mereka yang tampil sebagai narasumber seyogyanya yang berpengalaman memanfaatkan jurus. Sehingga bisa saling mengisi.
Bila diskusi itu lebih didominasi oleh mereka yang sama sekali tidak pernah memanfaatkan jurus jurus PS yang dia ampu, maka akan sangat sulit sekali kita mengambil manfaat dari dari diskusi itu, apalagi satu narasumber dan lainnya memang sedang berusaha untuk saling menidakkan. Bila semangat nafsu untuk saling menidakkan itu justeru akan berakibat untuk sama sama ditolak keduanya, bila terjadi dua versi atau kesemuanya bila pendapat yang muncul beragam. Mau diskusi tentang PS, maka harus beranjak dari pengalaman penggunaan jurus PS itu sendiri.
Posisikanlah diri masing masing berada di bawah Guru Besar, sehingga bila menemukan ketidak sempurnaan bukan lantas menyalahkan jurus yang diberikan oleh Guru, tetapi segeralah evaluasi tentang kesempurnaan jurus yang kita buat apakah sudah sesuai dengan petunjuk petunjuk Guru atau asisten, atau para pelatih, atau para senior, terlalu banyak teman teman yang terjerembab, kehilangan simpati dari berbagai pihak, setelah sempat merasa sejajar dengan Guru Besar PS. Rasa kesejajaran itu, yang akan mendorong seseorang menjadi culas dalam bidang ke PS-an.
Dahulu Rosululloh SAW terpaksa untuk menjelaskan prihal gerhana, matahari atau bulan, demikian juga gempa bumi yang luar biasa menakutkan, itu, tetapi dengan bahasa bahasa keimanan ummat pada saat itu menjadi lebih baik, mampu memahami apa yang terjadi dan yang dihadapi.Pada saat itu belum ada masyarakat yang memahami secara ilmu, apa sesingguhnya yang terjadi. Namun demikian pada saat itu ummat bisa menjadi lebih tenang. Pada saat terjadi gerhana Rasulullsh nsmpsk dekasli rasa takutnya. Beliau mengajak ummat sholat sunnat gerhana.
Bisa jadi Rasuluulah sebenarnya sudah tahu, bahwa nanti pada suatu saat pristiwea seperti gerhana itu dan berdampak besar dan luas akan terjadi pada saat yang terduga duga. Hal itu dipastikan akan terjadi sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari keserakahan dan kerakusan manusia. Membangun keimanan adalah upaya untuk memahami fenomena alam, yang kelak dalam bahasa al-Quran disebut sebagai orang yang Ulil Albab.
Mencapai Ulil Albab akan lebih cepat dalam mencapai teloz atau tujuan akhir, yang dalam theologi berdasarkan baik buruk yang implisit logika untuk benar atau salah. Tujuan akhir lebih cepat diucapai oleh keimanan. Sedang benar salah semata akan menempuh jalan yang lebih panjang dan terjal. Ini semua tergambar dalam instansi pencapai kebenaran, dimulai dari instansi ilmu, yang terikat kepada bukti bukti empiris, hal hal yang tidak terjangkau oleh ilmu, maka akan digarap oleh instansi filsafat, sedangkan metode filsafat sangat memungkinkan untuk tidak selesai, karena memberikan kebebasan dalam berbeda. Oleh karenanya filsafat hanya bisa dimutlaki oleh agama.
Rasulullah SAW sukses menjelaskan hal hal yang nyata seperti gerhana baik mata hari maupun rembulan, prihal gempa bumi dan tentu saja berbagai bencana alam, yang sesungguhnya itu memang bakal sering ditemui oleh ummat manusia, terlepas dari penguasaan ilmu yang mereka kuasai semakin banyak. Yang terbaik adalah yang ulil albab, yaitu mereka yang selalu ingat atau memiliki kemampuan mengkaitkan kekuasaan Rob dengan segala sesuatu yang muncul akibat mekanisme alam, yang melahirkan ada dan tiada dari alam ini.
Inna kulla syaiin kholaknaahu bil qodar (Q. 54. Al-Qomar (bulan) 49.
Segala sesuatunya kami ciptakan serba berukuran.
Wallohu a'lam bishowab.
Posisikanlah diri masing masing berada di bawah Guru Besar, sehingga bila menemukan ketidak sempurnaan bukan lantas menyalahkan jurus yang diberikan oleh Guru, tetapi segeralah evaluasi tentang kesempurnaan jurus yang kita buat apakah sudah sesuai dengan petunjuk petunjuk Guru atau asisten, atau para pelatih, atau para senior, terlalu banyak teman teman yang terjerembab, kehilangan simpati dari berbagai pihak, setelah sempat merasa sejajar dengan Guru Besar PS. Rasa kesejajaran itu, yang akan mendorong seseorang menjadi culas dalam bidang ke PS-an.
Dahulu Rosululloh SAW terpaksa untuk menjelaskan prihal gerhana, matahari atau bulan, demikian juga gempa bumi yang luar biasa menakutkan, itu, tetapi dengan bahasa bahasa keimanan ummat pada saat itu menjadi lebih baik, mampu memahami apa yang terjadi dan yang dihadapi.Pada saat itu belum ada masyarakat yang memahami secara ilmu, apa sesingguhnya yang terjadi. Namun demikian pada saat itu ummat bisa menjadi lebih tenang. Pada saat terjadi gerhana Rasulullsh nsmpsk dekasli rasa takutnya. Beliau mengajak ummat sholat sunnat gerhana.
Bisa jadi Rasuluulah sebenarnya sudah tahu, bahwa nanti pada suatu saat pristiwea seperti gerhana itu dan berdampak besar dan luas akan terjadi pada saat yang terduga duga. Hal itu dipastikan akan terjadi sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari keserakahan dan kerakusan manusia. Membangun keimanan adalah upaya untuk memahami fenomena alam, yang kelak dalam bahasa al-Quran disebut sebagai orang yang Ulil Albab.
Mencapai Ulil Albab akan lebih cepat dalam mencapai teloz atau tujuan akhir, yang dalam theologi berdasarkan baik buruk yang implisit logika untuk benar atau salah. Tujuan akhir lebih cepat diucapai oleh keimanan. Sedang benar salah semata akan menempuh jalan yang lebih panjang dan terjal. Ini semua tergambar dalam instansi pencapai kebenaran, dimulai dari instansi ilmu, yang terikat kepada bukti bukti empiris, hal hal yang tidak terjangkau oleh ilmu, maka akan digarap oleh instansi filsafat, sedangkan metode filsafat sangat memungkinkan untuk tidak selesai, karena memberikan kebebasan dalam berbeda. Oleh karenanya filsafat hanya bisa dimutlaki oleh agama.
Rasulullah SAW sukses menjelaskan hal hal yang nyata seperti gerhana baik mata hari maupun rembulan, prihal gempa bumi dan tentu saja berbagai bencana alam, yang sesungguhnya itu memang bakal sering ditemui oleh ummat manusia, terlepas dari penguasaan ilmu yang mereka kuasai semakin banyak. Yang terbaik adalah yang ulil albab, yaitu mereka yang selalu ingat atau memiliki kemampuan mengkaitkan kekuasaan Rob dengan segala sesuatu yang muncul akibat mekanisme alam, yang melahirkan ada dan tiada dari alam ini.
Inna kulla syaiin kholaknaahu bil qodar (Q. 54. Al-Qomar (bulan) 49.
Segala sesuatunya kami ciptakan serba berukuran.
Wallohu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar