Selasa, 05 Mei 2020

PASTIKAN HATI KITA SELALU DALAM KEADAAN BANGUN


Menurut Ibnu Thaimiyah Hati seseorang disebut 
bangun jika setiap saat Iya Dzikir kepada Allah sedang
hati itu dikatakan sedang tidur ditandai kelalaiyan 

Lalai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Adalah Kurang Hati Hati dan Tidak mengindahkan
Dalam Al-Quran ada acman Bagi Orang Yang Lalai Dalam sholatnya.
(1) Menunda nunda waktu dalam melaksakan sholat, (2) Tidak menunaikan rukun dan syarat dalam Sholat. (3) Tidak khusyuk dalam menunaikannya. 

PASTIKAN BAHWA KITA SELALU DALAM KEADAAN DIZIKIR' 

DZIKIR ITU ARTINYA INGAT ALLAH, kita akan disebut memiliki hati yang bangun. ketika kita selalu merasa bahwa kita selalu dalam posisi diperhatikan Allah, maka hati kita akan selalu terbangun, apa yang kita lakukan ada respon dari Allah, apa yang kita ucapkan ada respon dari Allah dan apa yang kita pikirkanpun ada respon dari Allah. Manakala anda merasa bahwa Allah tak pernah  lepas dari respon Allah Swt. 

Karena Allah selalu merespon kita maka kita akan selalu menjaga hal hal yang tak disukai Allah, apalagi jelas jelas di larangnya, jamngankan yang dilarang yang makruh saja, yang tak disukainya harus kita hindari, manakala hal yang drmikian menjadi prinsip kita, maka berarti telah berusaha untuk tetap selalu terjaga, artinya hati kita bangun. Hati kita disebut bangun manakala kita selalu ingat atau dzikir kepoda Allah. 

Dengan selalu ingat kepada Allah, maka seseorang tidak akan lalai, lalai dalam bahasa Indonesia artinya kurang hati hati, atau tidak m,engindahkan. Sedang dalam al Quran lalai disebut bahwa neraka Wail bagi orang yang lalai dalam sholat, kelalaian dalam sholat itu antara lain  menunda nunda pelaksanaan sholat sehingga ketiadaan waktu, posisi waktu pada akhir, kedua tidak memenuhi rukun  dan syaratnya, sehingga tentu saja sholat itu kurang sempurna bahkan tidak syah, yang ketiga sholat dilaksanakan tidak sepenuh hati.

Jadi seseorang di katakan hatinya hidup manakala Ia merasa bahwa Allah selalu memperhatikan dan merespon apa yang dipikirkan, apa yang di ucapkan dan apa yang dilakukan. Sehingga Iya akan selalu melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya, serta meninggalkan larangannya. Dan seseorang disebut  manakala tidak melaksanakan tugasnya, atau walaupun dilaksanakan, tetapi jauh dari kesempurnaan.

Satu hal yang harus menjadi catatan bagi kita adalah bahwa pada hakikatnya dalam hati yang hidup bukan hanya kita yakin bahwa Allah akan merespon apa yang kita pikirkan, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita lakukan. Tetapi yang juga harus kita garis bawahi bahwa Akal itu akan sehat justeru setelah kita merespon segala perintah dan ajaran Allah dengan hati, dengan ucapan dan juga dengan perbuatan.

Wallohua'lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar