Sabtu, 25 April 2020
BERPISAH DENGAN BUKU CAPITA SELECTA M NASIR
PAGI INI INI saya berniat akan membuang sebuah buku usang. buku itu terbitan tahu 1951, atau 69 yang lalu, buku termakan oleh rayap, bukan kutu buku, yang bila saya pertahankan keberadaannya akan mengancam keslematan buku buku lainnya, jadi semacam virus corona. Buku itu di beli olah Paman suami Bibindaku Abdul Kadir namanya, dahulu dia bekerja sebagai PNS, jabatan terakhirnya adalah Kepala Kantor Peneragan Kabupaten Lampung Selatan. Dalam keluarga saya menyapa beliau dengan panggilan Pak Ngah.
Kata beliau, beliau membeli buku buku itu satui demi satu atau setidaknya beberapa. Yang setiap kali ke Jakarta beliau sempatkan untuk mencari buku buku bagus, ada tempatnya yang harganya murah murah jata bekiau, beliau tidak menjelaskan di mana, tetapi saya duga penjual buku loakan. karebna beliau mengatakan, bahwa bila nasib lagio bagus, kita ketemu buku baru katanya.
Banyak nasib buku oleh Bibik (Mak Ngah) yang ditumouk menggunung, sya sering dimita untuk mengangkat buku buku itu ketika terlihat terlalu sesak di rak buku yang ada, tidak lagi sesuai dengan daya tampungnya, dan diletakkan di loteng/ Saya sering sorti buku buku itu yang posisinya saya kembalikan ke tempat yang strategis dan mudah bila aku aman membacanya. Tatapi pada suatu saat bila aku diperintahkan lagi memidahkan buku itu ditumpuk jadi satui dengan buku buku pelajaran sekolah, maka beberapa yang aku senang membaca diam diam kuambil dan kupindahkan di kamar tidurkan, Adfa beberapa yang masih aku simpan hingga sekarang. salah satunya adalah buku inbi yang berjudul Capiota Selekta, karangabn Mohammad Nasir.
Buku inji berisikan antara lain |
1. Hay Bin Yaqdzan
2. Pandangan Tentang Buku BUku Roman
3. Bahasa Asing sebagai Alat Pencerdasan
4. Idiologi Didikan Islam
5. Pesanan Rasulullah, SAW.
6. Ibnu Maskawih
7. Abu Nasr Al Farabi
8. Ibnu Sina
9. Abu Hamid Bin Muhammad Bin Muhammad Al Ghazali
10. Hakekat Agama Islam
11. Ichwanus Shafa
12. Rasionalisme Dalam Islam dan Reaksi Atasnya.
Termasuk halaman judul, kata pengantar dan sambutan dari Buya Hamka, buku yang dicetak dalam ukuran 15 X 21 ini dicetak dan diterbitkan oleh UB Ideal Jakarta tahun 1951. Dan Pengantar Buya Hamka tertulis 1 November 1951. Sebagian dari isi Buku itu ada di tulis oleh Dr. Nurcholis Madjid tetapi tentu saja ketika Nurkholis Madjid menulis tentang itu sudah berhamburan di oleh penulis penuois asing maupun Indonesia. Tetapi ketika M Natsir menulis, tentu sangat sulit orang orang mencari rujukan. Barangkasli itulash juga hatiku sangat terpat dengan buku buku yabf juga mememuat karya penulis tokoh intelektual Muslim yang berada di Eropa sebelum umm,at Islam di Eropa disenbelih secara biadab di berbagai tempat antara lain Gordoba yang terkenal itu.
Dengan bermodalkan membaca buku tipis yang kusimpat sejak aku masih duduk di Bangku SLTA itu pada saat kuliah aku merasa sedikit memiliki ukuran kepala yang berbeda ketika aku bisa mendahului menyebutkan kata kata yamh alam disampaikan oleh Dosen Kami yaitu Bapak Ghozie Badrie, Bapak Mahmud Yusu dan Bapak Burhanuddin, ketiga orang itu secara kebetulan menceriterakan beberapa pemikiran dari tokoh tokoh yang ada dalam buku tipisku itu, padahal aku hanya membaca itu saja. Dan tak lebih.
Sama saja ketika dosen Fikih dan Tafsir menhabiskan untuk I'rob, karena yang dipoegang adalah buku asli terbitan Timur Tengah, yang nanti pada tahun kesekian setelah seumlah buku antara lain seperti Biadatul Mujtahid umpamanya sudah di terjemahkan.
Saya berusaha untuk membaca ulang berberapa bagian penting temntang Pemikiran tokoh tokoh yang ada dalam buku itu baik melalui Buku yang ditulis oleh M. Natsir, tetapi mungkin lebih banyak yang ditulis oleh Nurkholis Majid, sambil mendoakan Paman dan Bibiku serta anak anak kandungnya dan cucunya dan seterusnya, yang selama bertahun tahun menampung saya mulai dari SLTP hingga duduku di Bangku kuliah, bahkan mengurusi aku ketika aku akan melakukan pernikahan dengan seorang gadis cantik pilihanku sendiri. Terima kasih kepada mereka yang gerkenan mengaminkan doaku untuk mereka semua. Terima kasih juga kepada isteriku yang selalu berkhidmat kepada Bibi dan Pamanku serta anak keturunannya, dia ikut merasakan besarnya jasa keluarga yang satu ini dalam membawa terbangunnya kepribadian dan kehidupanku. Jl. Lantana No 2 Enggal Bandar Lampung, itu alamatku dulu. (FGD).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar