Selasa, 21 April 2020
DETEKSI MANDIRI KONDISI HATI ITU PENTING.
KETAHUILAH BAHWA hati kita itu seperti juga halnya dengan fisik kita, ada beberapa situasi hati yang harus bisa kita identifikasi secara dini agar tidak keterusan, karena manakala terlanjur parah maka akan menyulitkan kita mencapai husnul khootimah. Namun demikian identifikasi mandiri itu adalah sesuatu yang sangat mungkin bisa kita lakukan sedini dan secepat mungkin, namun jangan samopai terlambat Ada hati yang hidup, ada hati yang mati, ada hati yang bangun dan ada hati yang tidur, ada pula hati yang sehat, tetapi ada hati yang sakit.
Hati kita Hidup manakala ilmu kita selalu bertambah, hati kita akan menjadi mati manakala kita berhenti menambah ilmu. Hati kita akan Bangun bila kita berzikir, dan hati kita akan Tidur manakal kita lalai. Hati kita akan Sehat manakala kita memiliki keyakinan dalam menghadapi berbagai masalah, sedangkan hati ini akan sakit manakala kita menjadi Bimbang dan Ragu ketika menghadapi masalah.
Hidup pada era sekarang ini, yang disebut era digital, era informasi dan era aplikasi, seyogyanya kita menapaki kehidupan ini akan lebih mudah dan nyaman, ternyata tidak. Bagaimana kondisi hati kitalah yang lebih menentukan, Bahkan barokah dan hidyah juga terkait hati kita pula. Berikut saya mencoba untuk menguraikannya, tetapi dalam uraiannya akan saya kaitkan dengan virus corona. bagaimana kita berfikir dan bersikap dan bahkan berbuat terkait vurus corona, semoga saja dari kasus itu kita bisa mengetahui di mana posisi hati kita ini. Hidipkah, atau matikah. Bangunkah atau tidurkah, Dan Sehatkah atau sakitkah.
Hati ini terbilang hidup manakala kita masih mempunya upaya menambah pengetahuan. Ketika kita tahu masuknya virus corona yang mengancam siapa saja, lalu apakah kita memiliki upaya untuk cari tahu lebih banyak. Jika Iya maka diyakini hati kita dakam keadaan hidup. Tetapi jika biar saja orang yang cari tahu, nanti kita ikut ikut saja, maka sesunggunya kita sedag enggan untuk hidup, tetapi yang paling banyak mungkin hidup enggan mati tak mau. Dia tak mau belajar. Dia mengalami matik yang sebenarnya manakala benar benar tak lagi memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang itu.
Tetapi hati kita mungkin belum mati, atau masih hidup. Tetapi apakah hati kita sedang Bangun ?, Batasan hati yang bangun, adalah apakah pengetahuan anda tentang virus tadi langsung dikaitkan dengan keberadaan Allah. Jika kita berhasil mencari tahu bagaimana ajaran agama terkait dengan virus coronas, dan kita menentuikan sikap kita berdasarkan ajaran Allah dan kita melakukannya, maka berarti hati kita itu sedang bangun. Tetapi manakala kita tak tahu bagaim=na dengan ajaran yang sebenarnya, dan kita ikut ikutran saja, ke mana angin deras, sehingga melakukan kelalaian kelalaian, maka kelalaian itulah yang disebut dengan hati yang sedang tidur.
Oke .... Hati kita Hidup, dan Hati kita bangun atau terja, tetapi sehatkah hati kita, ukurannya adalah apakah kita melakukan sesuatu dengan keyakinan yang beralasan informasi dan pengetahuan yang akurat, dan kita telah berhasil mengaitkannya dengan petunjuk Allah. Banyak orang yakin, tetapi keyakinannya itu berdasarkan ketidak tahuan dan pemahakan yang memadai. Banyak orang yakin hanya berdasarkan ketakutannya saja dalam rangka mencari aman belaka. Biula itu yang ditempuh maka sesungguhnya dia belum sehat. Karena szesungguhnya seseorang dikatakn sakit hatinya manakala kita hidup dalam keragu raguan. Hidupnya terombang ambing, artinya hatinya sakit.
Di manakah posisi hati kita maka simaklah uraiah kilat, tetapi sedikit agak ribet ini, bacalah dengan sabar dan akhlas, maka maka kita akan memahami dan menadapatkan benang merahnya. Semoga hati kita sehat semua, karena dengan hati yang sehat itulah maka mati kita nanti dalam keadaan husnul khootimah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar