Senin, 13 April 2020
TIBBUL QULUB
TIBBUL QULUB, ya itulah kata yang paling pas untuk dijadikan bahasan terkait dengan akal sehat yang dirumuskan oleh para anggota Grup WA Alumni UIN Rd. Intan Bandar Lampung. Memang gerup itu nampaknya akal sehat itu semula hanya sebuah hesteg saja, sesuatu yang semula seperti pemanis kata dan tak ada yang harus diwujudkan secara terstruktur, memiliki dasar kajian, sampai pada suatu saat Prof. Idzan Fautanu membahasnya di Benbgkulu, dalam acara Reuni Alumni yang diselenggarakan di sana yang Prf Idzan sebagai narasumbernya.
Saya melihat apa yang disampaikan oleh Idzan itu sangat menarik, dan saya coba untuk membuat Youtube yang kontennya membicarakan masalah itu. sudah beberapa kali youtube saya vuiralkan, tetapi ternyata respon para anggota terbilang minus. Namun demikian saya merasa tak perlu kecewa, kalaupun mereka tak ingin atau kurang tertarik untuk membicarakan itu maka saya tak perlu kecewa, toh mereka juga tak meminta saya untuk membahasnya, dan memang saya juga tak cukup memiliki kompetensi untuk membicarakannya. Bagi saya yang memang sudah terbiasa membuat youtube yang bukan rekaman dari acara yang dihadiuri oleh oublik dalam jumlah banyak,
Saya memang terbiasa membuat youtube yang hanya dibaca oleh orang tertentu, dan mungkin pembacanya juga tak menuntaskan simaannya, mungkin mereka tak menuntaskan pemutaran youtube itu, kemungkinan besar juga dikarenakan dalam rangka menghemat fulsa. Oleh karena itu saya sekali lagi tak boleh kecewa kepada grup itu.
Saya membuat Youtube konten Prana Sakti, saya membuat youtube kointen Falsafah Lampung Piil Pesenggiri, terakhir Tibbul Qulub terkait dengan Al-Quran. Diantaranya maka masalah Tibbul Qulub itu adalah youtube yang paling kecil responnya. Tetapi saya ingin sekali lagi mengatakan biarlah. Saya mewrencanakan Tibbul Qulub menjadi bahasan pertama, nantinya , ujung ujungnya saya ingin mengembangkannya ke Ulumul Quran.
Saya belum begitu yakin bahwa virus Qorona ini merupakan dimulainya kiamat secara beruntun tak berhenti. Biarlah nanti Allah yang menentukannya. Tetapi dalam pikiran saya alangkah bagusnya bila grup alumni UIN ini memiliki program bagaimana agar generasi muda ini ditingkatkan kecintaanya dengan al-Quran, bagaimana agar alumni melibatkan diri untuk mengaktifkan pembelajaran alQuran sebanyak banyak nya, agar mereka melibatkan diri untuk membentuk pendidikan tahfiz Quran sebanyak banyaknya, di manapun mereka berada, menghidupkan pendidikan ini dimanapun yang terjangkau.
Bagaimana caranya untuk belajar al-Quran itu tidak perlu belajar jauh, mereka ada disekitar rumah merekla sendiri, sehingga diam diam orang tua mereka bisa ikut mengawasi mereka. Bagimana caranya agar ayah ayah mereka yang kurang sempurna membaca Quran bisa ditingkatkan, Demikian juga dengan kjelompok Ibu Ibu dan sebagainaya.
Memang program ini sementara sekarang sedang terhambat oleh virus corona, kita dianjurkan utuk tidak berkerumun, karena berpotensi akan saling menularkan, kita bisa tertular, dan kita bisa menularkan. Kita berdoa saja semoga sityuasi ini segera berakhir. Agar kita bisa menyusun orogram, bagaimana caranya pembelajaran al-Quran menjadi mae=rak. Karena kita telah meiliki keyakinan bahwa bahwa al-Quran akan membuat masyarakat memiliki akal yang sehat. Untuk meraih keslematan bersama.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar