Selasa, 30 Juni 2020

HARUSKAH SOEKARNO GAGAL KEDUA KALINYA.

KONTROVERSI  RUU HIP mau tidak mau menyeret PDIP sebagai pengusung RUU HIP yang dipersoalkan ini ternyata nampaknya mengacu sepenuhnya kepada pemikiran Soekarno dengan ciri persatuan yang Tri Sila dan Eka Sula bukan Pancasila yang tercantum dalam dokumen resmi sebagai keputusan BPU PKI yang tercantum secara resmi pada konstitusi. Dengan menetapkan hari lahir Pancasila 1 Juni bukan berarti bahwa pemikiran Soekarno telah diterima rakyat. Kegagalan Soekarno dalam membuktikan keberhasilan konsep Nasakom akhirnya dicatat saja sebagai sejarah masa lalu Soekarno, dengan tidak mengurangi rasa hormat rakyat kepada Soekarno sebagai Pahlawan Proklamasi yang Dwi Tunggal Dengan Hatta.

Kegagalan Soekarno dalam merancang Nasakom sebenarnya  tertutup oleh kemurahan ummat Islam dengan
mengikhlaskan terhapusnya beberapa kata penting


seperti tertuang dalam Piagam Jakarta. Artinya selain Soekarno sebenarnya ada Hatta, ada ulama NU, ada ulama Muhamm adiyah dan banyak lagi yang lainnya yang memiliki pemikiran yang tidak kalah dngan kejeniusan Soekarno, apalagi Soekarno dibebani oleh PKI dengan konsep Nasakom. Dan lebih konol lagi justeru ketika justeru PKI yang digadangt gadang untuk membuktikan konsep Nasakom melakukan penghianatan kepada Bangsanya dengan cara yang brutal di dunia. Konsep Nasakomnya Soekarno dan iming iming bebbentuk poros Jakrta Fiking dan Sovyet jadi sempurna kegagalannya.

PDIP memenangkan Pemilu memang Iya, PDIP memenangi Pilpres dengan unggulnya kader yang yang diusungnya untuk menduduki jabatan Presiden memang Iya. Tetapi sejumlah kegagalan dicatat oleh masyarakat, perekonomian tidak berkembang, Nawacita yang semula jadi kebanggaan tidak jelas hasiulnya, Kebersihan Pemilihan Umum dan Pilpres akhirnya diragukan dengan tertangkapnya seorang anggota KPU yang terlibat menyuapan melibatkan sorang kader PDIP, dan yang lebih berat lagi adalah semakin jelasnya kesediaan PDIP menampung para putra putri PKI.

Maka dalam situasi seperti itu PDIP memasarkan konsep konsep Trisila dan Ekasila untuk mewarnai konsep RUU HIP menjadi sangat merugikan PDIP, walaupun keterlibatan PDIP mengusung konsep itu masuk di rancangan RUU HIP ini akan suilit dipercaya begitu saja, karena memang itu semua termaktub di dalam AD/ART PDIP apalagi semangat Sukarnoisme PDIP sangat jelas disuarakan di mana mana, yang itu dianggap sebagai langkah mundur, apalagi telah tercatat sebagai konsep yang gagal. Lalu haruskah Soekarno kita antar untuk mencapai kegagalan itu sekali lagi.

Kita lihat nanti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar