Pernah pada sutu malam, si nyonya rumah meminta tamu suaminya untuk pulang karena sudah larut malam dan bila diperlukan besok malam dipersilakan datang lagi untuk melanjutkan pertemuan jika pertemuan itu dianggap penting.
Teman saya itu selama ini mkemang merasa sangat nyaman atas aturan aturan ketat yang ditetapkan oleh isterinya sehingga rumah tangga memiliki keteraturan keteraturan demi kenyamanan bersama. Itulah sebabnya Dia merasa nyaman juga ketika isterinya menetapkan hari ini dia akan memakai celana warna apa, baju warna apa, sepatu warna apa. Makan pagi jam berapa, makan siang jam berapa, dan makan malam jam berapa, serta pada jam jam berapa juga untuk menikmati snek yang juga termasuk di produksi secara teratur, berbeda sesuai dengan hari harinya. Bertathun tahun teman saya tadi mengikuti aturan aturan itu, sehingga menjadi tadisi.
Sampai pada suatu saat sejalan dengan usia ada kebiasaan kebiasaan baru yang harus dia lakukan, dihari tua kawan tadi, setelah dia tak lagi aktif bekerja, Dia membuiasakan diri untuk sholat lima waktu di sebuah Masjid terdekat di rumahnya, dan dia membiasakan diri untuk rutin membaca Quran seusai maghrib dan seusai sholat subuh. Dengan kebiasaan baru itu sudah mulai terjadi ketegangan di rumah tangga, karena setiap kali makan malam, yang oleh Nyonya rumah telah berlaku bertahun tahun hingga menjadi tradisi.
Semula teman tadi merasa terkejut ketika pulang dari Masjid bakda Isya, melihat meja makan telah bersih, padahal dia belum makan malam. Sehingga yang bersangkutan makan malam selain dilaksanakan dalam situasi yang berbeda dengan situasi yang sejatinya telah dibakukan Nyonya ruimah. Makan malam teman tadi seringkali tidak ditemani oleh Nyonya rumah tidak seperti manakala teman tadi melaksanakan malam tepat waktu.
Belum lagi masalah ini selesai dengan kesepakatan yang dirasakan nyaman oleh semua pihak. Teman tadi ingin meningkatkan kepatuhannya kepada ajaran agama. yang semula hanya puasa Senin dan Kamis, ditingkatkan dengan puasa Daud, yaitu puasa. Teman tadi mulai berpuasa selang sehari. Dan ini membuat teman tadi sering tidak sejalan dengan aturang Sang isteri yang selama bertahun tahun menjadi kebanggaannya. Di hari hari tua mereka berdua mulai sering terjadi ketegangan. Di satu pihak Sang Nyonya demikian bangga dengan aturan yang berhasil ditegakkan selama bertahun tahun. Sementara Sang suami dengan sedikitpun tidak mengurangi rasa sayang dan hormat serta bangga akan suaminya. Tetapi di lain pihak suami sangat terpaksa tidak memathui sebagian dari aturan Isterinya karena akan melaksanakan aturan yang lebih tinggi yaitu aturan Tuhan yang diyakini lebih benar, dan lebih baik tentunya.
Teman tadi memang harus membuat New Normal. Dengan kegiatannya Puasa Daud, puasa selang sehari, hingga memang sewajarnya manakala jadwal makan teman tahi melakukan perubahan perubahan yang juga agak ekstrim dibanding dengan aturam Sang Nyonya Rumah. Kebiasaan kawan tadi pada hari bioasa tidak dalam keadaan puasa. Teman tadi pada hari biasa makan pagi sepulang beliau dari Sholat Subuh (Syurq). Dia berharap makan pagi adalah pagi sekali karena Dia akan membiasakan diri untuk makan siang dilakukab sebelum Dzuhur, untuk itu teman tadi terpaksa makan siang seadanya, karena memang makan siang belum siap.
Dia berlu makan siang lebih cepat karena Dia akan membiasakan malam sekita pukul 17 sore, karena untuk kenyamanan makan saur yang akan dilaksanakan malam nanti. karena bila makan malam terlambat, maka itu akan membuat makan saur menjadi kurang selera. Itulah sebabnya dia ingin jadwal makan Dia secara pribadi diperbolehkan melakukan, perubahan perubahan. perubahan seperti yang disebut dengan New Normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar