Minggu, 09 Agustus 2020

ANGGOTA PRAMA SAKTI TAK ADA DICHOTOMY

TAK ADA DICHOTOMY BAGI ANGGOTA PRANA SAKTI, anggota Prana Sakti tak memiliki hak untuk merobah jurus, menambah dan rak juga boleh mengurangi ityu kewenangan Guru Besar, itupun setelah diadakan ujicoba. Tetapi memang sejak diresmikan hingga kini belum ada dilakukan perubahan jurus, beitu pula nafas dan lafaz atau kaidah dan aqidah Prana Sakti. Kembali harus diingatkan bahwa PS itu terdiri dari tiga variabel, yaitu Gerak Jurus, sistem pernafasan dan kaidah / akidah PS yang sep[enuhnya Kaidah dan akidah Islam. Dan yang ada dan dibolehkan, bahkan dihartuskan adalah pengembangan. Yang selalu diharapkan terjadinya pengembanganm peruntukan atau kegunaan jurus.  Karena jurus Prana Sakti itu fungsional, harus dimanfaatkan. ketika jurus itu dimanfaatkan biasanya setelah berulang ulang, maka kita akan tahu, lebih banyak hal yang bisa kita gunakan bahwa jurus jurus PS bisa kita gunakan untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah yang kita hadapi, atau dihadapi oleh orang lain. Jadi bagi anggota yang tak  pernah menggunakan jurus PS, maka tak akan ada pembaharuan, dia hanya sami'na waato'na. Itu bukan bukam dichotomi dan memang tak ada dichotomi dalam PS.

Permasalahan yang kita hadapi, atau digadapi orang lain, maka bagi anggota PS harus diatasi dengan jurus PS. istimewanya untuk kesehatan dan keselamatan. baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. Menggunakan jurus PS itu tak haruis menyentuh seseortang yang dibantu bahkan bisa dalam jarak yang jauh atau tak saling jumpa. Hanya mereka yang aktif mengguanakan jurus saja yang bisa bicara banyak perihal pengembangan dalam PS. Mereka yan g sarat pengalaman dalam penggunaan jurus PS disebut fungsional, sedang mereka yang sudah sedikit memahami tetapi tak berpengalaman atau atak melakukan disebut ontologis. Sedang bagi kita yang masih gelap dan tak memiliki pemahaman disebut mitis. Tahap demi tahap dan kasus demi kasus kita tangani maka kada saatnya kita mencapai tahap fungsional.

Bagi kita yang tak mau menolong diri sendiri apatah lagi akan menolong orang lain dengan jurus PS biasanya akan terjebak dalam posisi mitis, manakala dia sudah memulai menggunakan jurus PS maka  akan berpindah ke ontolois, ontologis itu siap tahu. Dan setelah kita memiliki  keterampilan dalam menggun akan jurus PS maka akan berada dalam tahap fungsional. Dan jurus yang kita ampu ituy akan banyak berarti manakala mampu mencapai tahapo fungsional.



Akan menjadi sesuatu yang sungguh sungguh luar biasa, manakala  pada saat yang sama kita memiliki pemahaman luar biasa bila diperkuat dengan pemahaman kita tentang al-Quran dan kita menjadi generasi al-Qurani. Habibi dan banyak orang lagi yang menangis tersedu sedu mendapati dirinya kurang memahani al-Qutan  Sampai sampai Habibie dan banyak orang orang pintar dengan titel Prof. Doktor yang menyesali dirinya didapati dalam usia yang tidak muda lagi tetapi masih memiliki jarak dengan al-Quran . Ingat Guru Besar Prana Saktui adalah al-Quran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar