BAGIAN KEDUA DARI DUA TULISAN
Seorang anggota PS yang Guru Besarnya adalah Al-Quran,
nanti akan
mengis seperti Habibie manakala
didapati dirinya bukan hanya tidak
pakar, tetapi terjauh
dari Al-Quran. Marilah ini kita jadikan renungan
dan tangisan bersama,
jauh sebelum ajal menjellma, seperti apa yang dilakukan oleh Prof. Habibie.
BISA DIPASTIKAN BAHWA YANG TERBAYANG oleh Guru Besar PS, Bang Asfan dan Bang Zen, bahwa kita sebagai muridnyabukan hanya Cinta kepada Al-Quran, tetapi gemar dan mampu membaca Quran secara baik, yang dilakukannya siang dan malam, membaca bukan hanya terampil, sesuai dengan aturan baca, tetapi fasih dan merdu, menggetarkan jiwa semua yang mendengar. Bukan hanya membaca saya, tetapi juga membaca dan ikut mengkaji terjemahan serta membaca beberapa buah Kitab Tapsir Quran.
Gemar membaca Kitab Ulumul Quran. Bukan hanya membaca sejumlah sejarah dan kebudayaan serta Islam, tetapi juga sejumlah buku yang berisikan kumpulan Kisah Teladan. Walaupun sebagai pekar disiplin ilmu tertentu tetapi juga memiliki kemampuan dan wawasan mengkaitakan Al-Quran itu memiliki kaitan entegratif dengan al-Quran.
Saya merasa yakin bahwa yang terbayang di pikiran Bang Asfan sebagai pendiri Prana Sakti dan juga diteruskan oleh Bang Zen, bahwa para anggota PS itu semakin tinggi tingkatan jurusnya, akan semakin tinggi pula kecintaannya kepada Al-Quran, semakin terampil membaca, semakin banyak Kitab tafsir Al-Quran. Jika benar benar mencintai PS. Jika benar benar ingin mengabadikan Pembentukan PS sebagai Amal sholeh, maka harus diwujudkan agar memiliki hubungan yang signivikan antara ketinggian jurus dengan kepakaran dengan al-quran.tentu membutuhkan proses proses panjang, tetapi memang itu harus kita coba dan diupayakan pencapaiannya.
Berbicara masalah PS maka ketahuilah bahwa ada tiga variabel yang harus ditelusuri, yaitu gerak jurus PS, sistem pernafasan PS dan kaidah serta aqidah PS. sempurnakan ketiganya jika kita menginginkan benar benar akan mewujudkan generasi Qurani. Jurus PS, sistem Pernafasan PS serta kaidah dan aqidah PS akan memi9liki kemampuan mencapai itu semua. Kita dorong semua anggota kita berapapun tingkatannya, berapapun usianya, bagaimanapun kondisi fisiknya, tidaklah menjadi alasan untuk tidak berusaha menjadi generasi al-Qurani, termasuk diantaranya mereka yang tunarungu dan tunawicara. Ketika itu kita laksanakan, maka saat itu Allah akan hadir bersama kita.
Jika sebelumnya ditulisan terdahulu saya mengungkap suatu kisah kewteladanan yang dialami oleh Prof. Dr. Habibi. Maka ijinkan saya menambah cerita lokal. seorang sahabat, guru saya, teman diskusi saya.. Namanya dr. Omar Hashem. dia agak ke Syi'ah Syi'ahan, saya tulen Ahlu sunnah Waljama'ah. Ketika dia duduk di bangku kuliyah di Surabaya dia telah menulis buku, ada dua puluhan buku lebih dia tulis, ketika saya masih SLTP saya pernah membaca bukunya yang berjudul "Cara Menguasai Ummat Islam" Demikian fasihnya Iya bicara tentang Islam, padahal dia seorang dokter. sempat beberapa kali dia menjadi Narasumber dalam seminar yang saya selenggarakan.
Pada waktu itu saya masih kuliah, seorang mahasiswa, Jama'ah saya tidak seluruhnya mahasiswa, ada diantaranya juga dosen, pejabat, dan terselip ada beberapa diantaranmya sebagai pebisnis. Umumnya yang menjadi narasumber adalah juga sebagai jama'ah grup diskusi yang saya buat itu. Saya bertanya kepada dr. Omar Hashem apakah apakah literatur kedokteran dibaca semua ?. Beliau menjawab literatur wajib dan anjuran semua saya baca tuntas.
Saya lanjutkan bertanya, berapa perbandingan buku yang dibaca dengan literatur untuk kuliya ?. Beliau menjawab dari sepuluh buku yang saya baca duan diantaranya buku literatur kuliah. Buku umum yang di baca apa saja?. Beliau menjawab umumnya terkait tentang agama. Walaupun tentang politik dan Kebudayaan, tetapi terkait agama kata Omar Hashem. Buku apa yang paling disukai ?. Buku buku yang merujuk kepada Al-Quran. Sering saya kecewa susah susah saya datang ker rumahnya dia gak ada. Beliau banyak pergi seminar ke kota laijn.
Tokoh kedua seseorabng yang bernaka Prof. Dr. Sitanala Arsyad. Waktu itu saya mahasiswa sedang beliau adalah Rektor Universitas Lampung. Saya akan meminta waktu untuk meminta beliau bicara di grup diskusi saya. Dia meminta datang bakda ashar. Saya diperingatkan untuk sholat di masjid terdekat di, seusai sholat saya diterima. Jangan maju dan jangan mundur. Kartena sudah lima tahun lebih beliau mengatakan melakukan study al-Quran. Dia merasa hatinya hampa dan kusung, setelah sadar kurang banyak memahami al-Quran.
Hanya sedkit yang ingin saya pesankan terutama kepada diri saya sedndiri, Banyak sahabat saya yang tetap enerjik hingga hari tua, mereka umumnya paham al-Quran. Banyak juga sahabat saya yang dihari tuanya malas malasan. malas berkomunikasi, mereka umumnya tak banyak paham Quran, Ada yang aktif berkomunikasi mereka tak banyak paham Quran, mereka senang bicara porno. Senang berdebat masdalah masalah yang rtemeh. Ya Allah tunjukilah kami jalan yang luruys.
Dekatkan kami kepada Al-Quran. Al-Quran adalah satu satunya kitab untuk mencapai takwa.
Gemar membaca Kitab Ulumul Quran. Bukan hanya membaca sejumlah sejarah dan kebudayaan serta Islam, tetapi juga sejumlah buku yang berisikan kumpulan Kisah Teladan. Walaupun sebagai pekar disiplin ilmu tertentu tetapi juga memiliki kemampuan dan wawasan mengkaitakan Al-Quran itu memiliki kaitan entegratif dengan al-Quran.
Saya merasa yakin bahwa yang terbayang di pikiran Bang Asfan sebagai pendiri Prana Sakti dan juga diteruskan oleh Bang Zen, bahwa para anggota PS itu semakin tinggi tingkatan jurusnya, akan semakin tinggi pula kecintaannya kepada Al-Quran, semakin terampil membaca, semakin banyak Kitab tafsir Al-Quran. Jika benar benar mencintai PS. Jika benar benar ingin mengabadikan Pembentukan PS sebagai Amal sholeh, maka harus diwujudkan agar memiliki hubungan yang signivikan antara ketinggian jurus dengan kepakaran dengan al-quran.tentu membutuhkan proses proses panjang, tetapi memang itu harus kita coba dan diupayakan pencapaiannya.
Berbicara masalah PS maka ketahuilah bahwa ada tiga variabel yang harus ditelusuri, yaitu gerak jurus PS, sistem pernafasan PS dan kaidah serta aqidah PS. sempurnakan ketiganya jika kita menginginkan benar benar akan mewujudkan generasi Qurani. Jurus PS, sistem Pernafasan PS serta kaidah dan aqidah PS akan memi9liki kemampuan mencapai itu semua. Kita dorong semua anggota kita berapapun tingkatannya, berapapun usianya, bagaimanapun kondisi fisiknya, tidaklah menjadi alasan untuk tidak berusaha menjadi generasi al-Qurani, termasuk diantaranya mereka yang tunarungu dan tunawicara. Ketika itu kita laksanakan, maka saat itu Allah akan hadir bersama kita.
Jika sebelumnya ditulisan terdahulu saya mengungkap suatu kisah kewteladanan yang dialami oleh Prof. Dr. Habibi. Maka ijinkan saya menambah cerita lokal. seorang sahabat, guru saya, teman diskusi saya.. Namanya dr. Omar Hashem. dia agak ke Syi'ah Syi'ahan, saya tulen Ahlu sunnah Waljama'ah. Ketika dia duduk di bangku kuliyah di Surabaya dia telah menulis buku, ada dua puluhan buku lebih dia tulis, ketika saya masih SLTP saya pernah membaca bukunya yang berjudul "Cara Menguasai Ummat Islam" Demikian fasihnya Iya bicara tentang Islam, padahal dia seorang dokter. sempat beberapa kali dia menjadi Narasumber dalam seminar yang saya selenggarakan.
Pada waktu itu saya masih kuliah, seorang mahasiswa, Jama'ah saya tidak seluruhnya mahasiswa, ada diantaranya juga dosen, pejabat, dan terselip ada beberapa diantaranmya sebagai pebisnis. Umumnya yang menjadi narasumber adalah juga sebagai jama'ah grup diskusi yang saya buat itu. Saya bertanya kepada dr. Omar Hashem apakah apakah literatur kedokteran dibaca semua ?. Beliau menjawab literatur wajib dan anjuran semua saya baca tuntas.
Saya lanjutkan bertanya, berapa perbandingan buku yang dibaca dengan literatur untuk kuliya ?. Beliau menjawab dari sepuluh buku yang saya baca duan diantaranya buku literatur kuliah. Buku umum yang di baca apa saja?. Beliau menjawab umumnya terkait tentang agama. Walaupun tentang politik dan Kebudayaan, tetapi terkait agama kata Omar Hashem. Buku apa yang paling disukai ?. Buku buku yang merujuk kepada Al-Quran. Sering saya kecewa susah susah saya datang ker rumahnya dia gak ada. Beliau banyak pergi seminar ke kota laijn.
Tokoh kedua seseorabng yang bernaka Prof. Dr. Sitanala Arsyad. Waktu itu saya mahasiswa sedang beliau adalah Rektor Universitas Lampung. Saya akan meminta waktu untuk meminta beliau bicara di grup diskusi saya. Dia meminta datang bakda ashar. Saya diperingatkan untuk sholat di masjid terdekat di, seusai sholat saya diterima. Jangan maju dan jangan mundur. Kartena sudah lima tahun lebih beliau mengatakan melakukan study al-Quran. Dia merasa hatinya hampa dan kusung, setelah sadar kurang banyak memahami al-Quran.
Hanya sedkit yang ingin saya pesankan terutama kepada diri saya sedndiri, Banyak sahabat saya yang tetap enerjik hingga hari tua, mereka umumnya paham al-Quran. Banyak juga sahabat saya yang dihari tuanya malas malasan. malas berkomunikasi, mereka umumnya tak banyak paham Quran, Ada yang aktif berkomunikasi mereka tak banyak paham Quran, mereka senang bicara porno. Senang berdebat masdalah masalah yang rtemeh. Ya Allah tunjukilah kami jalan yang luruys.
Dekatkan kami kepada Al-Quran. Al-Quran adalah satu satunya kitab untuk mencapai takwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar