Selasa, 04 Agustus 2020

GILIRAN PENGGERAK PENDIDIKAN AKAN KECOLONGAN.

JIKA DULU SIBUK SIBUIK MEMBANGUN Pecinan, hasilnya pasar di kuasai pendatang dari Cina,  langkah kedua memberikan kelompok Pengusaha Keturunan China, langkah ketiga memberikan kepada Ahok untuk berkembang dalam Pemerintahjan. Dan Keempat Nabil Makarim akan memberikan kesempatan kepada PT Sampurna berkembang dalam Bidang pendidikan. Tentu saja masyarakat akan teringat kembali pada masa Orde Lama dahulu  di mana Keturuan China memiliki Lembaga Pendidikan yang jauh lebih maju dari lembaga pandidikan lainnya. Pada masa Orde Baru melarang mrekaq membuat lermbaga pendidikan sendiri melainkan lebur dengan lembaga pendidikan lainnya, sebagian besar putra putri Keturunan China umumnya sekolah di Sekolah Swasta Milik Xaverius.  Pada saat sekarang ini masih diketemukan beberapa Gedung sekolah  Khusus patera puteri keturunan China. Antara lain di Jalan Baru Durian Payung.  sekarang digunakan oleh SMA Unila, di Jl. Hasanuddin dahulu digunakan oleh Fakultas Hukum di Unika, di Teluk betung, digunakan oleh Fakultas Ekonomi Unika, dan satu lagi di Kaliawi, digunakanm untuk IAIN Rd. Intan.

Dari uraian singkat ini saya ingin menyampaikan bahwa selama ini telah terjadi sityuasi yang enjomplang antara kita dengan minoritas etnis keturunan China di Indonesia. Posisi yang paling menguntungkan dialami masdyarakat etnis China  sejak ketika mereka dikelompokkan oleh Pemerintah Kolonial kedalam mausia kelas satu sekelompok dengan Penjajah Belanda dan Etnis asing Eropa lainnya sementara pribumi menjadi manusia kelas dua. Dan fasilitas pendidikan kita sangat menjomplang dibanding dengan mereka. Perguruan Tinggi Negeri UNILA dan IAIN Rd.Intan tak memiliki Gedung Kampus sendiri, andai saja sekolah sekolah Cinglen itu tak ditinggalkan oleh pemiliknya.



Sejumlah  Yayasan yang memebngun sekolah yang didukung dengan dana yang superkuat, gedung sekolah yang mereka bangun menjulang mentereng dengan segala perlengkapan selain lengkap dan mewah, juga sangatlah menyenangkan bagi para muridnya, Dan juga membanggakan bagi siapapun yang memandangnya. Terbayang dipelupuk mata para lulusannya menjanjikan kemakmuran luar biasa. Walaupun entah untuyk siapa.

Jangan terlalu silau dengan kemegahan gedung gedung serta sarana pendidikan diberbagai Negara, seperti Singapura, Korea, Jepang, China dan lain lain. Mengacalah kepada NU, Muhammadiyah, PGRI, Ta,an Siswa dan banyak lagi yang lain. Yang membamngun bangsa ini lewat pendidikan dengan budaya Bangsa Indonesia, agar  Bangsa ini tidak tercerabut dari akar budaya sendiri. Sehingga semua kita memiliki kemampuan  untuk menimati dan mengakses hasil hasil Pendidikan Nasional yang selama ini kita laksanakan. Jaga jangan sampai dunia pendidikan kita kembali menjomplang, yang justeru melahirkan ketersingkirang Bangsa sendiri, serta berbagai sikap ekstrim lainnya karena keterbatasan menekspressikan budaya sendiri.
Semoga.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar