Mungkin Menteri Pendidikan belum pernah merasakan dididik di Indonesia, atau beliau adalah produk luar negeri, tetapi harapan kita janganlah beliau terlalu silau dengan proses pendidikan luar yang mungklin kurang seirama dengan budaya dan sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Rabu, 05 Agustus 2020
BUTUH PENDIDIKAN YANG ISLAMI, ATAU TIDAK BERTENTANGAN.
DAHULU SAYA PUNYA DOSEN STATISTIK memperingatkan kepada kami semua sebagai mahasiswanya agar belajar statistik itu tidak membutuhkan hapalan, yang paling penting paham dan mengerti, dengan kepahaman dan pengertiannya maka lebih bisa diharapkan menyelesaikan segala tugas yang nanti diberikan. Saya tak ingin berkomentar walaupun berbeda dengan ketetangan para ulama yang mengatakan bahwa manakala ada seorang anak yang menjadi hafidz al-Quran akan mampu membawa kedua orang tuanya masuk kesyurga melalui pintu mana saja yang dia suka. Kami tak ingin mempertentangkannya karena Dosen kami beranjak dari kasus yang spesial. Belajar alquran itu lancar membacanya sudah bagus, tetapi ditambah pula dengan mengerti akan lebih bagus, hapal sebagian sebagian bagus, dan hapal seluruhnya akan lebih bagus. Jika kita dapati dihari tua kita belum lancar membaca. Bismillah niatkan untuk belajar melancarkannya, bila kita dapati belum sempurna, mak sempurnakan, dan bila kita belum paham maka pahamilah, dan manakala kita belum hapal, maka hapalkanlah ... jangan berhenti berusaha hatta kita sudah mulai sakit sakitan sekalipun, kita tidak akan menyesal meninggal dunia pada saat kita sedang belajar alquran. Belajar al-Quran itu adalah sepanjang hayat.
Mungkin Menteri Pendidikan belum pernah merasakan dididik di Indonesia, atau beliau adalah produk luar negeri, tetapi harapan kita janganlah beliau terlalu silau dengan proses pendidikan luar yang mungklin kurang seirama dengan budaya dan sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Mungkin Menteri Pendidikan belum pernah merasakan dididik di Indonesia, atau beliau adalah produk luar negeri, tetapi harapan kita janganlah beliau terlalu silau dengan proses pendidikan luar yang mungklin kurang seirama dengan budaya dan sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar