PARPOL VERSUS PENGUAS
SALALU DITEGASKAN oleh Megawati Sukarnoputri selaku Ketua Partai Besar sebagai Pemenang Pemilu. Beliau katakan bahwa Presiden Jokowi itu adalah seorang petugas partai, dan harus berkhidmat kepada Partai yang menugaskannya sebagai Presiden. Walaupun di kritisi oleh banyak pengamat dan pakar, tetapi apa yang dikatakan oleh Megawati sebagai Pemimpin yang Charismatik itu tetap saja diaminkan oleh para kader PDIP. Tetapi belakangan kita dikejutkan oleh ketunduk patuhan Megawati Sokernoputri kepada keinginan Jokowi ketika putra dan menantu Presiden Jokowi bersikeras ingin mencalonkan diri sebagai Walikota Siolo dan satunya sebagai Walikota Medan,Kader PDIP Solo yang selama ini digadang gadang sebagai Calon Walikota Solo di panggil langsung oleh Presiden, diminta mundur secara sukarela dari pencalonan dan konon yang bersangkutan walaupun diiming imingi jabatan lain. Tetapi yang bersangkutan menolak. Lain cerita dengan dengan prihal Boby Nasution yang menantu Presiden Jokowi itu, kader PDIP ini tiba tiba melirik Partai lain, karena kedudukannya sebagai calon Walikota Medan bakal terancam, karena merasa mulai diemohi Megawati.
Megawati sebagai pejuang paham Sokarnoisme yang masih bersemangat untuk merubah Pancasila menjadi Trisila, dan selanjutnya diperbaiki sebagai Ekasila, yang isinya gotongropyong, dalam bergotongroyong itu akan menjadikan Ketuhanan Yang Maha Esa itu menjadi Ketuhanan yang berkebudayaan. Artinya bertuhan yang dihimpun dari berbagainilai budaya luhur bangsa. Jangankan akan memperjuangkan tegaknya Soekarnoisme itu, kini Megawati nampaknya bertekuklutut tak berdaya dihadapan Jokowi, yang gemar bersandiwara demi pencitraan itu. Apakah ini semua sebagai bagian sandiwara Sandiwara antara Jokowi dan Megawati, untuk jawabannya, kita harus menunggu babak babak panjang yang akan mereka tayangkan.
Ini politik Tingkat Tinggi, sehuingga tak mungkin bisa dipahami oleh rakyat kecil yang biasa disebut Wong Cilik Itu. PDIP dan Megawati serta Jokowi yang telah belajar banyak kepada kelompok oligarki yang banyak uang itu, kini perannya mengingatkan kita dengan kata kata bijak, ada gula ada semut. bahwa pemilik modal, pemilik uang itu akan mudah menguasai pihak/ orang lain dengan uangnya. bahwa dengan uang mereka bisa memutarbalikkan Partai sebesar apapun.
PDIP sebagai pemilik suara terbanyak, maka akan banyak semun semut non kader merapat, dengan uang dan kekuasaan yang mereka miliki. Mereka akan merusak perjungan Megawaty Soekarnoiputri, bisa saja mereka adalah Kader PKI uang menytsup, tetapi juga kelompok fragmatis lainnya yang memiliki kemampuan merubah arah perjuangan, karena para penyelundup itu sejatinya tidak pro kepada Wong Cilik, karena sesungguhnya mereka tak lebih hanya sebagai Woing Licik.
Hati hati Mbah Mega.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar