Rabu, 15 Juli 2020

AGAR KEPULANGAN KITA MENJADI INDAH


SECARA FILOSOFIS PULANG ITU INDAH, ingat wsaktu kita oulang sekolah, begitu  lonceng sekolah berbunyi  serentak kita bersorak gembira, bapak dan ibu guru kita seperti nyaris tak berdaya untuk menunda kepulangan kita dan tak akan banyak artinya apa yang akan diajarkan, lonceng sekolah berbunyi berarti hak kita sebagaio murid harus diberikan kepada kita. Waktu saya sekolah dulu  dengan uang jajan yang sangat tipis, maka kepulangan itu berarti makan, makan.Maka penundaan adalah berartio penganiaan, Bapak dan Ibu Guru ternyata sangat bujaksana. Dan kitapun pulang dengan gembira.

Begitu juga dengan pulang kampung, selalu saja kita laksanakan dengan segala kegembiraan, dahulu kampungku tak memiliki lampu listrik, untuk mandipun kita harus menimba air sumur, ketika buang air besar kita berlari ke alira air setier yang dilindungi anyaman  daun kelapa. Ketika kita jalan bergegas semua orang tahu jika kita masih kebelet buang air besar. Tetapi pulang kampung tetap saja menjadi sesuatyu yang indah dan kita rindukan. Pulang memeng indah, dan kitapun senyum.

   
Ketika kita meninggal, disebut pulang ke rahmatullah, rahmat Allah menanti kita, seyogyanya kita senang pulang, jauh lebih senang dibanding pulang sekolah, jauh lebih senang dibanding pulang kampung, tetapi mengapa justeru kita takut pulang, bahkan form wajah kita sangat tak enak diopandang, kita tam mampu mengulas senyum. Saya sebetulnya ingin menulis sebagai nasehat kepada diriku sendiri, tapi aku tak mampu, hingga akhirnya muncul lagunya Mas Didi Kempot judul Ora biso mulih, lagu ini baru aku kenal setelah Didi Kempot pulang untuk selamanya. Inilah lagunya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar