Selasa, 21 Juli 2020

KURIKULUM PAI DAN BAHASA ARAB TAK DIHAPUS TETAPI AKAN DIRUBAH.

FACHRUDDIN FGD
SUDAH LAMA ADA PIHAK YANG MENGUSULKAN  agar Madrasah dan Pesantren itu dihapus asaja karena tak membuat murid ,adi cerdas, lihat Singapura hasil pendidikan maju karena tampa kehadiran Madrasah dan Pesantren. Demikian bumyi beriuta yang beredar. Tiba tiba sekarang muncul berita bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab akan dihapus dari Madrasah di segala level. Belakangan muncul klaricikasi bahwa bukan dihapus tetapi akan dirtubah. Namopaknya sudah terjadi Kompromi antara Partai Pengusul dan dengan Pemerintah.

Bisa jadi ini hasil maksimal yang terjadi antara Pemerintah dengan Partai Pengurul RUU HIP yang ada kemungkinan ditolak itu. Partai yang berwacana menutup Madrasah dan Pesantren dengan Partai Penggagas  RUU HIP adalah partai yang sama. Tetapi kita harus bersadar dahulu karena belum ada kejelasan, Kalaupun Pemerintah Mengganti RUU HIP, apa bunyi gantiannya kita belum tahu, dan kalaupun akan ada Perubahan Kurikulum PAI dan Bahasa Arab itu bagaimana bunyi penggantiannya. Tetaoi inti dari pemikiran yang berkembang bahwa mereka yang tak suka dengan Politik Islam itu tak suka agama Islam itu berbau Kadrun. Kadrun adalah istilah yang dahulu digunakan PKI dalam upaya memperburuk citra Islam. Kayaknya bakal muncul babak baru keributan politik di Indonesia.


Sangat beralasan jika masyarakat mengira telah terjadi kompromi antara Rezim Penguasa dengan Partai yang melontarkan wacana penghapusan Madrasah dan Pesantren, apalagi juga ternyata dalam AD ART Partai bersangkutan  telah menggariskan merubah Pancasaila menjadi  Trisila dan akhirnya akan dirubah lagi menjadi Ekasila Keciul kemungkinan terjadi perubahan Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila  pada era Rezim Penguasa sekarang, karena derasnya protes masyarakat. Maka nampaknya masih bisa diupayakan kompromi merubah mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab.  Jadi perubahan itu adalah upaya untuk mencari win win soution, dari upaya menggoalan RUU HIP.




Nampaknya mau tidak mau gesekan panas tak urung terjadi, pihak yang tak menyukai politik Islam juga masih memiliki langkah langkah alternatif, jika gagal yang satu akan dimajukan alternatif lainnya. Dan ini bakal merugikan kita Bangsa Indinesia secara keseluruhan.  Karena kita tak henti bertengkar masalah ini, dan sepanjang perjalanan mengelola kekuasaan di Indonesia sepertinya  tidak memiliki kesempatan untuk manata langkah langkah berkeadilan yang dilakukan Penguasa kepada rakyat yang sedang dipimpinnya itu. Dan jadilah kita sebagai Bangsa yang tertinggal dibanding sejumlah Negara yang Baru Merdeka belakangan dari Bangsa Indonesia.

Tercatat Bangsa Penjajah telah berulangkali merubah pelajaran PAI dan Bahasa Arab disesuikan dengan selera Bangsa Penjajah, ini termaktub dalam sejumlah Stutblad. yang maksudnya tak lain dan tak bhuikan hanyalah untuk membelenggu ummat Islam yang selalu terbilang kritis bagi Pemerintah penjajah. Lalu bagaimana yang sekarang, sepertginya tak jauh berbeda. Ummat Islam jangan kritis ... itu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar