Rabu, 15 Juli 2020

PIIL PESEMHHIRI : KOSEP - OPERASIONAL DAN KONSISTENSI.

TERUS TERANG BAGI SAYA  sejak semula seoerti akan kehilangan jejak ketika membaca dan mengartikan kata demi kata untuk dipahami sebagai sebuah rangkaian pemikiran. Saya sangat terZtolong oleh tulisan Prof, Hilman Hadikusuma, SH. makalah yang beliau ketik sendiri sebanyak 11 halaman, sepengetahuan saya untuk setebal itu beliau dalam kuliah membutuhkan waktu 2 X 90 menit. Artinya kita sangat membutuhkan pertemuan tatap muka. Sayang tidak terlalu banyak informasi yang diserap karena makalah itu ditampilkan hanya dalam farum terbatas. pada kegiatab pra temu budaya Saya kecewa justeru dalam temu budaya justeru beliau diminta membicarakan masalah lain, yang jika tak silaf masalah kepemilikan dalam budaya (anropologi) Lampung.

Tetapi sekilas saya membaca tulisan beliau tentang acara muda mudi di Lampung, dari sana saya terinspirasi mengulas unsur unsur piil pesenggiri melalui operasopnalnya, termasuk  upacara adat, serta lambang lambang yang dilakukan para penglaku upacara serta arti aryi Lambang  dari perlengkap[an daru upacara adat itu, Dan pada saat itu saya selalu teringat apa yang dikatakan oleh dua dosen saya, yauitu Bapak M.Ghozi Badri dan Bapak MKahmud Yusuf yang memplopori dibukanya Jurusan Aqidah Filsafat di Fakultas Ushuluddin UIN Raden Intan Lampung. Bahwa untuk belajar filsafat itu lebih mudah jika kita mulai dari sejarahnya, sejarah adalah rangkaian peristiwa. Dan upacara adat saya formulasikan sebagai peristiwanya. 

Dengan cara itu saya mendapatkan jalan untuk memahami unsur unsuir Piil Pesenggiri itu melalui operasionalnya. Nemui nyimah, Nengah Nyappur, Sakai Sambaian dan Juluk Adek iutu justera benar benar lebiuh mudah untuk dipahami melalui op[erasiona;nya. Mungkin melalui syair syair semcam syair cinta yang mudah kita hayati karena pada umumnya kita memiliki pengalan dala berchinta. Tetapi tidak semudah itu kita memahami tentang Nemuyi Nyimah, ternyata benar Nemui Nyimah akan mudah kita pahami melalui operasionalnya.  Sedang rangkaian kata kita jadikan sebagai motifasi ubtuk konsistensinya.

Konsistensi itu menjadi yang sangat penting dalam memelihara gagasan luhur yang kita miliki dalampiil Piil Pesemhhiri konsisten di sini tentu bukan diartikan tidak mengalami perubashan, tetapi konsistensi yang dibutuhkan adalah tidak mengalami kontradiksi. Perubahan itu sangat banyak, yaitu dengan diberlakukannya UU Pemerintahan Desa, maka serta merta peran Pemangku adat berubah, karena Desa desa dipimpin oleh seseorang  yang dicalonkan atau mencalonkan diri. Dan dalam waktu yang bersamaan maka acara acara adat seperti daur hidup dan upacara terkait alampun mengalami perubahan. Tetapi Piil Pesenggiri sebagai falsafah daerah tentu juga memiliki mekanisme yang lain dalam menjaga eksistensi dan keberadaannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar