Fransiskus Raymond adalah Pimpinan mereka yang terdiri dari tujuh orang itu, empat orang diantaranya datang kerumah dan menyatakan bahwa mereka tidak salah alamat, yaitu tempat kediaman Maestro Piil Pesenggiri, seperti yang ditunjuk oleh Kemendikbud Pegangan mereka adalah Katalog Warissan Budaya Takbenda Inonesia Tahun 2018 Buku 2.
Sebenarnya Saya merasa kurang pas bila Hanya saya seorang tercantum sebagai Maestro Untuk Piil Pesenggiri, sedangkan Guru tempat saya belajar tentang Piil Pesenggiri masih ada, Yaitu Ansori Djausal, beliau adalah Guru Saya Guru saya yang lainnya telah tiada, mereka adalah Prof. Hilman Hadikusuma, dan Rizani Puspawijaya. Banyak lagi yang lainnya Merupakan tugas dari para budayawan Lampung untuk memikirkan dan atau mempersiapkan diri untuk menjadi Maestro bagi mereka yang usianya lebih muda dari Bapak Anshori Djausal dan saya. untuk bisa membimbing anak anak muda semisal Fransiskus Raimon dan kawan kawan ini nantinya. Apa yang akan dilakukan kelompok anak muda ini, ikuti saja tulisan berikut ini.
(LIHAT Katalog Warisan Budayatakbenda Indonesia 2018 Buku 2 )
Ini adalah kutipan kutipan Sambutan Dirjen Kebudayaan :
Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah diakui UNESCO sejauh ini ada 9 (sembilan) yaitu Pertunjukan Wayang (the wayang puppet theatre); Keris Indonesia (Indonesian Kris); Batik Indonesia (Indonesian Batik); Pendidikan dan pelatihan batik Indonesia sebagai warisan budaya takbenda untuk pelajar SD, SMP, SMA; Angklung Indonesia (Indonesian Angklung); Tari Saman (Saman Dance); Tas Noken (Noken multifunction knotted or woven bag handcraft of the people of Papua); Tiga Genre Tari Tradisional di Bali ( Three Genres of Traditional Dance in Bali); Pinisi, Seni Pembuatan Kapal di Sulawesi Selatan (Pinisi, art of boatbuilding in South Sulawesi) .Sudah 8 .065 karya budaya yang tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda, dan 819 diantaranya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dengan Sertifikat Penetapan yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia . Semua itu dapat dilihat dalam Website Warisan Budaya Takbenda (WBTb) https://warisanbudaya .kemdikbud .go .id yang juga sekaligus digunakan sebagai sarana penyimpanan, monitoring, dan sistem kendali pada proses pengajuan Warisan Budaya Takbenda Indonesia dan hal-hal yang terkait dengannya . Tujuan akhir dari setiap pengajuan Warisan Budaya Takbenda Indonesia adalah tercatat sebagai Intangible Cultural
Heritage (ICH) UNESCO .
Ada baiknya masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan ikut membantu upaya pengajuan atas warisan budaya takbenda yang ada di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara mengunjungi website termaksud di atas dan mengisi formulir yang tersedia dengan informasi yang terkini . Langkah selanjutnya adalah mengembalikannya kepada Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, agar dapat dilakukan proses perbaikan dan pembaruan informasinya . Tentu penting bagi kita semua untuk bekerja bersama mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan melestarikan warisan budaya bangsa guna memperteguh jati diri bangsa dan meningkatkan citra bangsa di mata dunia . Hal mana sesuai dengan UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan . Akhir kata saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu proses pencatatan dan pengajuan atas Warisan Budaya Takbenda
Kutipan Kata Pendahuluan :
Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 adalah katalog mengenai karya budaya bangsa yang sudah tercatat hingga tahun 2018 oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia . Pencatatan dimulai sejak tahun 2013, telah tercatat sebanyak 8 .065 karya budaya dan menetapkan 819 sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, dengan rincian 77 karya budaya ditetapkan di tahun 2013; 96 karya budaya pada tahun 2014; 121 karya budaya di tahun 2015; 150 karya budaya tahun 2016; 150 karya budaya lagi di tahun 2017 serta 225 karya budaya di tahun 2018
Warisan budaya adalah keseluruhan peninggalan kebudayaan yang memiliki nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau seni . Warisan budaya dimiliki bersama oleh suatu komunitas atau masyarakat dan mengalami perkembangan dari generasi ke generasi, dalam alur suatu tradisi . Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritagebersifat tak dapat dipegang (intangible/ abstrak), seperti konsep dan teknologi . Sifatnya dapat berlalu dan hilang dalam waktu seiring perkembangan zaman seperti misalnya bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain. (Edi Sedyawati: dalam pengantar Seminar Warisan Budaya Takbenda, 2002) .Mengapa pencatatan dan penetapan karya budaya itu penting? Karena karya budaya atau Warisan Budaya Takbenda memberikan kontribusi untuk kohesi sosial, mendorong rasa identitas dan tanggung jawab yang membantu individu untuk merasa menjadi bagian dari satu atau lebih komunitas yang berbeda dan merasa menjadi bagian dari masyarakat luas
Warisan Budaya Takbenda tidak hanya dihargai sebagai barang budaya, secara komparatif, untuk eksklusivitas atau nilai yang luar biasa . Warisan Budaya Takbenda berkembang pada masyarakat dan tergantung pada orang-orang yang memiliki pengetahuan tradisi, keterampilan dan kebiasaan yang diteruskan ke seluruh masyarakat, dari generasi ke generasi, atau komunitas lain .Warisan Budaya Takbenda adalah tradisional, kontemporer dan hidup pada saat yang sama: Warisan Budaya Takbenda tidak hanya mewakili tradisi warisan masa lalu, tetapi juga praktik kebudayaan kontemporer di mana kelompok budaya yang beragam ambil bagian .
Sedangkan Warisan Budaya Takbenda berdasarkan Konvensi 2003 UNESCO: adalah berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan - serta instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang budaya terkait dengannya bahwa masyarakat, kelompok dan, dalam beberapa kasus, perorangan merupakan bagian dari warisan budaya tersebut .
Warisan Budaya Takbenda ini diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara terus menerus diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam menanggapi lingkungan sekitarnya, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, dan memberikan rasa identitas yang berkelanjutan, untuk menghargai perbedaan budaya dan kreativitas manusia .Warisan Budaya Takbenda hanya dapat diwariskan bila diakui oleh masyarakat, kelompok atau individu yang menciptakan, memelihara dan mentransmisikannya . Tanpa pengakuan mereka, tidak ada orang lain dapat memutuskan bagi mereka bahwa ekspresi atau praktek tertentu adalah warisan milik mereka .
Di dalam Katalog Warisan Budayatakbenda buku 2 ini terdiri dari sejumlah Provionsi. Dan salah satu Provinsi adalah Provinsi Lampung.dengan peninggalan buadaya tak benda yang terdiri dari : 1. Tapis (hal 58), 2.Gamol Pekhing (58), 3. Lamban Pesagi (59), 4. Muwayak (60), 5. Siger Pengutten (60), 6. Tari Melinting (60), Cakak Pepadun (61), 8. Gulai Taboh (62), Sakura Cakak Buah (62), 10. Seruit (63). 11. Sulam Usus (64). 12. Kekiceran (64). 13. Maduaro (65). 14. Tenun Ikad Inuh (66). 15. Tuping (66) 16. Warahan Lampung (67) 17. Bediom (68). 18. Nyambai (69). 19. Tari Bedayou Tulangbawang (70). 20. Badik Lampung (71). 21. Cangget Agung Lampung (72). 22. Dadi (73). 23. Ketaro Adat Lampung (74). 24. KIAS (75). 25. Mekhatin (76). 26. Nyubuk Majew (77) 27. Nyuncun Pahakh (78). 28. Piil Pesenggiri (79). 29. Sebambangan (80). 30. Siger Lampung (81). 31. Tari Bedana Lampung (82). 32. Tari Kiamat (83).
Panitia juga menemukan person yang ditetapkan sebagai Maestronya. ada yang satu orang, ada yang lebih dari sat, tetapi ada juga yang tidak ditemukan Maestronya. Tentu saja tercatatnya nama Maestro akan memudahkan pencarian orang atau pihak yang dibutuhkandalam penelitian ataupun pembelajaran.
Fransiskus Raymond dan kawan kawan memiulih Piil Pesenggiri untuki mengidentivikasi dan memberikan analisa Bagaimana Piil Pesenggiri ini di masa lalu, di masa sekarang, dan di masa yang akan datang. Diharapkan Piil Pesenggiri mampu memberikan pencerhan bagi Generasi yang akan datang, untuk itu maka tugas mereka selaku pesertra Kemah budaya untuk menuntaskan sebuah buku pintar yang lebih komunikatip dan familiar bagi generasi muda. demgan cara membuat buku saku yang berisikan buku pintar versi Piil Pesenggiri yang bisa dimanfaatkan oleh Siswa SD kls IV hingga SLTA kls XII. Semoga berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar