Sabtu, 18 Juli 2020

BENARKAH PIIL PESENGGIRI DIPENGARUHI PARA DAI

FACHRUDDIN FGD
PERTANYAAN DARI RAYMON DAN KAWAN KAWAN sebagai peserta Kemah Budaya di Lampung sebagai kegiatan Dirjen Kebudayaan, siapa pencetrus Piil menjadi Piil Pesenggiri, dan atas pengaruh Filsafat apa.Ya ... memang menjadi pertanyaan besar karena yang semula hanya Piil Saja lalu menjadi Piil Pesenggiri adalah merupakan hasil  revolusi besar. Mari kita bandingkan, dahulu Piil itu isinya; Piil untuk laki laki adalah perempuan, yang artinya isteri ataui ada sebutan lainnya. Seorang laki laki piilnya terletak pada perempuan. yang mendampoinginya. Perempuan Piilnya terletak pada pakaian dan perhiasannya, serta uabng dan makanan yang bisa dibuat. Piil anak anak laki tergantung pada ucapannya, yang mampu dia buktikan. Sedang anak perempuan piilnya terletak pada keluakuan, ucapan dan tindak tanduknya.

Laliu menjadi Piil yang artiunya harga diri dan Pesenggiri yang berasal dari kata Pesengger artinya mampu berpacu dengan lancar. Dengan unsur unsur yang terdiri dari Nemui Nyimah yang operasionalnya produktif. Kedua Nengah Nyappur yang operasionalnya koimpetitif, ketiga Ketiga Sakai sambaian yang operasionalnya Koperatif dan Keempat Juluk Adek yang operasionalnya inovatip.

Lalu dari mana istilah istilah itu bermunculan, dan demikiasn jomplangnya antara Piil dengan Piil Pesenggiri, sedangkan belum ada kitab yang masuk kecuali Al-Quran.  Naskah tulis yang ada semisal Cepalo dan Keterem masih belum sebanding Piil Pesenggiri, Nemui dan Nyimah, Nengah dan Nyappur,  lalu Juluk dan Adek. Msasing masing membawa dua variabel, yang berbeda walaupoun bertautan, jadi ada enav variabel plus nanti akan muncul setidaknya masing masing pasangan ada variabel penghubung, dan sejalan dengan perjalanan waktu jumlah variabel penghubung itu akan bertambah.Penambahan dan pengembangan itu dipastikan melalui cara pengoperasionalannya.

Diantara kitab yang masuk di Lampung, maka yang sudah dipastikan adalah Al-Quran. Dipastikan setiap ada penganut Muslim dan apakagi  melaksanakan dakwah, maka dipastikan Al-Quran dan Haddits pegangannya dan setiap komunitas Islam maka yang selalu diselenggarakan adalah pertama ibadah kedua dakwah dan pendidikan.Untuk itu maka selalu ada ditunjuk atau diangkat sebagai imam dalam sholat dan dai atau ustadz sebagai pengajar. Dan merupakan tradisi dalam Islam maka mereka yang dipercaya dan ditunjuk sebagai imam selalu akan menambahkan hapalan, dan memberbaiki bacaan dari hapalan hapalan yang ada.

Memang apa yang bisa kita ketemukan dalam Kitab Kuncaraniti seperti apa banyak dikutip dalam penyelenggaraan adat istiadat. Tetapi semenjak diberlakukannya UU Pemerintah  Desa, maka secara lambat laun tetapi pasti terjadinya perubahan atau penambahan dan pengurangan pelaksanaan Upacara Tradisional Daur hidup yang semula menjadi media untuk menyampaikan garuis garius dari Falsafah Piil Pesenggiri, mulai dari kelahiran, masa kanak kanak, masa remaja, masa pemuda, masa dewasa, perkawinan, kehamilan, kelahiran,  Upacara Kematian  yaitu penguburan atau permakaman dan segala sesuatunya.

Dengan ditetapkannya UU Sistem  Pemerintahan Desa, yang semula pimpinan adat memiliki peran yang signifikan di desa desa di mana terdapat komunitas pendukung adat, sontak tergeser. Pimpinan Desa doiangkat berdasarkan Pemilihan langsung. Selain lambat laun Upacara Adat semkin jarang diselenggarakan, maka Falsafah Piil Pesenggiri otomatis kehilangan media  untuk pembelajaran. Seiring berjalan waktu pemahaman tentang Piil Pesenggiri terancam terjadi pendangkalan. Tetapi yang paling menghawatirkan pendukung Piil Pesenggiri membatasi keterkaitannya dengan dengan latar belakang adat yang mereka pahami.

Adat istiadat Lampung itu setidaknya terbagi dua, ada adat Lampung Pesisir, ada Adat Lampung Saibatin, beserta sub subnya. Selain memiliki perbedaan lokasi, juga memiliki perbedaan perjalanan sejarah yang mereka alami, dan juga memiliki Kitab adat "Kuntara Rajaniti" yang mereka pegang. Yah ... perbedaan itu alami, tentu saja sesuatu yang memang hartus kita terima, jangan disesalkan dan apalagi dipersalahkan. Karena keragaman itu adalah kekayaan yang tak ternilai harganya. Karena justeru dari perbedaan perbedaan itu Falsafah Piil Pesenggiri dilahirkan. Sebuah Falsafah yang berpotensi diterima oleh semua pihak bahkan berpotensi menyatukan.

Memang kita sulit bagaimana mungkin pilihan diksi dari Falsafah Piiol Pesenggiri itu demikian mewakili masing masing kelompok, masing masing berpasangan, dua kata, dua variabel, sehingga terdapat Sepuluh Variabel, plus 5 (lima) variabel penghubung. Yang setiap saat bisa berkembang, dan sangat tergantung kepada tokoh tokoh intelektual dari masing masing kelompok dan komunitas yang ada. Terbukti. Falsafah Piil Pesenggiri sekarang memunculkan minat mahasiswa memilihnya sebagai jodil dan konten Skripsi, Thesis dan Disertasi mahasiswa dari Fakultas dan Jurusan Filsafat, Jurusan bahasa, jurusan tenologi p[endidikan, dan berpeluang juga  Jurusan atau Fakultas Psikologi dan tentu saja akan lebih menyebar lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar