Sabtu, 25 Juli 2020

INI TUGAS BAPAK SELAKU MAESTRO PIIL PESENGGIRI

BISA JADI MEREKA KECEWA. atau setidaknya merasa terkejut, setelah mereka berusaha mencari sdaya dan mereka ketemukan saya hanyalah seorang pensiunan PNS ASN biasa, saya bukan seorang akademisi yang memiliki sebaris gelar gelar akademis, yang tidak mudah diraih oleh orang biasa. Nama Bapak kami temukan dalam Buku Katalog Peninggalam Buadaya Tak Benda. Salah satu benda itui yang terdapat Lampung itu, hanya ada satu Maestronya, yaitu Fachruddin yang beralamat di Perum. Korpri Blok A1. No. 6 kata mereka,  Iya ... itu nama dan alamat saya, tetapi saya tak tahu jika saya ditunjuk sebagai Maestro temtamh salah satu peninggalam budayatakbenda yang bernama Piil Pesenggiri itu. Bahkan jika saya boleh memilih, maka saya akan mengusulkan nama Anshori Djausal,  karena kepada beliau saya banyak mengambil pengetahuan tentang Piil Pesenggiri.

Buku Katalog ini diterbitkan tahun 2018 Pak kata mereka, mungkin Bapak bisa mengingat ingat di mana Bapak pernah tampil di farum umum. Tetapi jika kami mencari di gogel, memang nama Bapak yang akan mudah dicari, karena tulisan Bapak dan bahkan Youtube dan acun pribadi Bapak yang memuat konten Piil Pesenggiri kami temukan atas petunjuk google, kata mereka.

Ya sudahlah ...., jika memang kalian berniat ingin riset dan menulis serta membuat youtube tentang Piil Pesenggiri, saya bisa bantu seberapa butuh, sebatas apa yang mampu saya informasika. Demikian kesepakatan saya kepada sebanyak 7 (tujuh) orang yang tergabumng dalam Peserta Kemah Buadaya Pemuda 2020 Lampung. Yang dielenggarakan oleh Kemendikbud. Ketujuh orang  Mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas terakhir mereka di Kampus masing masing ini, ada yang kuliah di Daerah Jatim, Yogyakarta daln Lampung, dan ada tiga orang diantaranya justeru kuliah di UIN Lampung yang kampusnya tak jauh dari tempat saya tinggal.


Walaupun saya tercatat beberapa tahun sebagai Dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Lampung, tetapi hanya Disen Luar Biasa saja, itu bermula karena ada sejumlah Dosen yang melanjutkan Studi di tanah Jawa, jadi saya di mina memebri kuliah.  Bapak M. Ghozi Bandri memberikan peluang kepada saya, bahkan mendorong dorong agar mempersiapkan diri sebagai akademisi, dan saya diminta memebrikan mata kuliah karena mata kuliah yang ynag dosennya sedang menyelesaikan kuliyah. Dan itu merupakan pengalaman baru bagi saya.  Ketika Pak Ghozie Badri mendapatkan Kepercayaan puncak, saya memberanikan diri masuik ke ruang kerja beliau, dan menyarankan agar mempermudah Dosen Dosen melanjutkan study ke S2, dan S3.

Tetapi yang agak unik ketika saya dimunta oleh Bpk. Burhanudin untuk selang seling membantu beliau menyajikan mata kulah, setelah memberikan penjelasan secukupnya saya diminta masuk ke kelas, konon kata mereka ysempat melihat, ada sekitar sepulunh menitan Beliau berdiri di balik pintu, sesudah itu beliau perghi, ketika saya selesai memberikan kuliah, beliau bicara seterusnya Fachruddin saja yang menyajikan mata kuliah ini. Ya memang sejak menit awal selain memperkenalkan nama, saya menjelaskan maksud dan tujuan mata kuliah serta pembagian tugas kami berdua dengan Dosen Pengampu, yaitu Bpk. Burhanuddin. Barangkali itu test. lalalu saya dianggap serius. Homornya pada saat itu lumaian besar, macamnya honor saya itu ditambah oleh beliau. Karena jumlahnya melebih yang saya tandatangani. Alhamdulillah.

Ketika Pak Ghozie tidak lagi menjabat sebagai Rektor, beliau mendapat tugas sebagai sebagai Dosen mata kuliah Filsafat Kebudayaan, bagi mahasiswa  terbilasng semester awal, jelas saja beliau tidak konsentrasi full. Beliau mungkin ingin sedikit dapat menggunakan waktu luang, yang selama ini selalu saja disibukkan oleh tugas tuigas administratif dan menerima tamu serta berbagai rapat. Saya kembali ditugaskan untuk membantu beliau. Honorarium terbilang menggembirakan. Mungkin karena mantan Rektor pastinya tak menggubris uang receh. Hehe.

Tetapi diantara mereka itu maka Pak Mahmud orang yang lumaian banyak saya sadap ilmunya, cukupo sedikit pertanyaan pancingan, Pak Mahmud bisa bicara banyak, melebihi yang saya butuhkan, Walaupun saya juga akadang agak repot karena beliau sering bertanya sudah baca buku ini apa belum?, demi gengsi saya bilang saja sudah sedikit, lalu beliau bicara, tetapi sayang kurang paham, sadar bahwa dari wajah saya, saya tak paham, maka Pak Mukmud bilang teruskan membacanya, nanti kami paham.
Saya merasa dekat dengan Pak Mahmud ketiuka kami mandi bersama sama disebuah Pangkalan Mandi, ketika kami minap di Kediaman Pak Burhan di Kalianda, ketika beliau akan melangsungkan pernikahan.

Paling berkesan bagi saya ketikan Pak Mahmud Menyajikan Mata Kuliah Filsafat Modern, dalam Program S1.  Mereka benar benar Guru Saya. di Program Strata Satu. dulu. Begiutu juga Dosen yang lain. Ketika saya Mengikuti Program S2, di lain Jurusan, Saya ambil Ilmu Tarbiyah Jurusan  Kurikulum. saya baru sadar bahwa ternyata Disiplin Ilmu saya di S1 sangatlah membekas dan Mewarnai Pikiran saya . Mungkiun senadainya saya masiuk S3, maka Ilmu S1 saya itu pasti hadir mewarnai pikiran saya.  Yakin saya. Bapak Bapak :  M. Ghozie Badrie, Burhanuddin, dan Mahmud Yusuf mewakili semua dosen saya di S1 dahuku. Untuk sementara saya adalah satu satunya  Maestro sebuah peninggalan Budayatakbenda Falsafah Piil Pesenggiri.  Dao saya tak putus, untuk para guruku semua.  semoga menjadi barokah dari Allah yang selalu melimpah. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar