Sampai masuknya agama Islam dengan membawa Kitab Al-Quran dan disebarkan oleh para ulama, sungguh para ulama itu adalah Pewaris dan pelanjut tugas tugas ke Rasulan, Dan nampaknya setelah masuknya Islam itu Piil telah berkembang menjadi Piil Pesenggiri. Dan ada pengembangan yang signivikan Piil menjadi Piil Pesenggiri dan unsur unsurnya : Nemui Nyimah, Nengah Nyappur, Sakai Sambaian dan Juluk Adek. Kita menjadi berkewajiban untuk mengungkap ini semua sehingga Falsafah Piil Pesenggiri itu biusa di wariskan kepada generasi muda yang sangat kita cintai ini.
Unsur unsur Piil Pesenggiri tersebut di atas, masing masing terdiri dari dua kata yang berpasangan, yang menjadi sangat istimewa, kata yang satu memang populer disalah satu subetnis bahasa Lampung yang berpasangan dengan kata lain yang kurang populer di subetnis itu tetapi kata yang satu itu sangat populer disubetnis yang lain. ASgak membingungkan bagaimana mungkin pada saat mereka bisa bersepakat untuk menjodohkan dua kata itu untuk berpasangan, dan menjadi pasangan yang sangat padu.
Umpama kata Nemui Nyimah, Nemui berasal dari kata temui, kata temui itu sangat lazim diucapkan oleh subetnis tertrentu. Tetapi kata nyimah yang berasal dari kata simah, lebih populer di subetnis lainnya. Tentu dua kata itu tidak begitu saja berjumpa dan berpasangan, pasti ada pihak yang memang merekayasanya. Ini masih menjadi PR bagi kita semua, siapa sejatinya yang demikian besar jasanya mwenyusun rumusanb Falsafah Piil Pesenggiri itu. Itulah sebabnya saya ingin mengatakan bahwa sesungguhnya ada peran dai, ulama yang merangkainya. Ulama yang sangat memahami watak antropologis masyarakat Lampung.
Gagalnya Vander Yuk menyusun Kamus Belanda - Lampung seperti yang pernah ditugaskan oleh Pwersekutuan Gereka menjadi gagal total, padahal sebelum dan sesudahnya prpyek itu berhasil sukses ketika menyusun Kamus Belanda - Batak, Belanda - Bali dan di banyak daerah lainnya, Kegagalan itu sedikit diinformasikan adalah karena tidak diketemukannya sikap filosofis masyarakat Lampung, demikian juga dengan karakter seni Lampung. Saya seperti meyakini bahwa dakwah Islamiyah nampaknya sudah bergerak dan memberikan pengarus yang cukup kuat, walaupun watak karakter ke Islaman belum terlalu menonjol. Dan itu semua sesungguhnya terakumulasi dalam falsafah Piil Pesenggiri.
Bisa jadi .... kam ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar