TERLALU SERING PRESIDEN JOKOWI melakukan pencitraan akibatnya masyarakat berkurang kepercayaannya karena digingungkan oleh oleh mana yang sejatinya dalam rangka pencitraan atau kejadian yang sesungguhnya, terlanjur berdecak kagum belakangan itu cumah kepalsuan belaka. ketika masyarakat ingin menyaksikan tindaklanjut dari apa yang dibicarakan, ternyata hanya cukup dibicarakan saja. Saya kebetulan main tenes bersama sejumlah pejabat di kantor saya, ada seseorang yang terbilang muda permainan tenesnya luar biasa dia sering melayani gempuran bertubi tubi, dia cerdas, dan tubuhnya prima. Itulah sebanya Ia mendapat kesempatan naik eselon. Ternyata setelah teman tadi naik eselon, dan ketika kami jumpoa di lapangan tenes, teman tadi walaupun memang nampak bermain tenes tidak berubah gaya dan kualitasnya, tetapi selalu saja mendapatkan keuntungan poin demi poin atas kekurang cermatan musuh musuhnya. Setelah kami berulangkali jumpa di di lapangan tenes, baru saya ngeh, jika beberapa oranmg teman memang berubah, memberikan kemenangan kepada teman yang naik eselon tadi. Setelkah cari informasi ke sana sini, ada ceritera sama terjadi kepada seorang Dekan baru, Para ilmuan itu juga ternyata memiliki jiwa Feodalis disaat saat bergaul dengan mereka yang memiliki nilai tambah dan tambahan kewenangan dalam proses pengambilan keputusan. Preaiden Soekarno jatuh karena satfnya mulai ABS (Asal bapak Senang), Presiden Soeharto jatuh karena karena sifat stafnya yang ABS. Dan Presiden Jokowi terancam kehinaan karena kehilangan kepercayaan karena pencitraan yang semakin transparan.
Kegagalan demi kegagalan dialami oleh para pemimpin kita seperti Presiden Sokerno dan Soeharto, kedua pemimpin ini adalah pemimpin yang visionaris, tetapi berakhir secara tragis karena banyak dilingkupi dikelilingi sahabat sahabat yang menggunakan cara cara yang yang bermental feodal, mental feodal bukan hanya menhinggapi kita yang jauh dari pikiran waras, tetapi para akademisipun masih banyak yang berfikiran seperti itu, jadi jangan hanya bisa menyalahkan para pemimpin kita, tetapi marilkah kita mulai daeri diri kita untuk memperbaiki bangsa kita ini agar kita terjauh dari prilaku prilaku yang sangat membahayakan bangsa bukan hanya tidak mengalami kemajuan yang berarti setelah kita sekian tahun mewrdeka, tetapi Bansa ini telah terancam secara mengerikan.
Wallohu a'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar